TEKHNIK MEMBUAT NASKAH SIARAN
RADIO
SEBAGAI MEDIA PENYULUHAN
Oleh Darwin Rauf, S.ST
LATAR BELAKANG
Penyuluhan adalah proses pendidikan non
formal, pada dasarnya ingin merubah perilaku dari sasaran penyuluhan
itu. Perubahan perilaku dapat terjadi apabila terjadi interaksi penyuluh yang
akan menyampaikan informasi baru dengan sasaran. Kegiatan penyuluhan
pertanian adalah suatu kegiatan penyampaian informasi kepada orang
lain, dengan harapan orang tersebut dapat berubah perilakunya dengan mau
melaksanakan informasi yang disampaikan. Sesorang berubah perilakunya dapat
disebabkan setelah berinteraksi dengan orang lain.
Pertanyaannya, bagaimana informasi ini dapat
diterima oleh sasaran?
Informasi apa yang ingin disampaikan tentunya diharapkan dapat diterima
dengan baik oleh sasaran. Bila kita mengharapkan adanya perubahan dari sasaran
melalui informasi yang disampaikan, maka cara penyampaian informasi amat
diperlukan. Sebagai penyampai informasi (communicant), seorang penyuluh
pertanian harus mengetahui media apa yang akan digunakan untuk penyampaian
informasi ini. Penyuluh pertanian dapat dan harus menggunakan
teknik-teknik komunikasi yang paling efektif agar sasaran mau menerapkan
pengetahuan barunya itu. Melalui komunikasi yang efektif dapat menunujang
keberhasilan penyuluhan pertanian.
Salah satu media yang dapat digunakan adalah
melalui siaran radio. Biaya penyelenggaraan siaran radio jauh lebih murah
dibandingkan dengan media komunikasi massa lain seperti televisi, dimana
kemampuan daya jangkaunya di daerah relatif yang sama luasnya.
MEDIA PENYULUHAN PERTANIAN
Salah satu kegiatan dalam penyelenggaraan
penyuluhan adalah penyampaian informasi dan teknologi kepada penggunanya.
Informasi dan teknologi tersebut bisa disampaikan secara langsung maupun tidak
langsung dengan menggunakan media penyuluhan. Berbagai media
penyuluhan dapat digunakan untuk megemas informasi dan teknologi yang
akan disampaikan kepada sasaran sebagai pengguna teknologi seperti : media
cetak, media audio, media audio visual, media berupa obyek fisik atau benda
nyata. Beragamnya media memiliki karakteristik yang berbeda pula. Karena itu
untuk setiap tujuan yang berbeda diperlukan media yang berbeda pula. Dalam
kaitannya dengan penyelenggaraan penyuluhan, media tadi sangat penting sebagai
saluran, penyampaian pesan.
Dengan demikian media penyuluhan adalah suatu
benda yang dikemas sedemikian rupa untuk memudahkan penyampaian materi kepada
sasaran, agar sasaran dapat menyerap pesan dengan mudah dan jelas.
Dalam operasionalisasinya, ada berbagai jenis
media komunikasi yang dapat dipilih dan digunakan dalam penyuluhan, antara lain
yaitu penggunaan radio sebagai “media dengar”.
MENGAPA RADIO….?
Komunikasi yang dilakukan di radio, seperti
halnya di media massa lain, adalah komunikasi massa, yaitu komunikasi kepada
orang banyak (massa, publik) dengan menggunakan media (communicating with
media).
Radio adalah teknologi yang digunakan untuk
pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang
elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara
dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang
ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).
Radio dipandang sebagai “kekuatan kelima” (the fifth estate) setelah
lembaga eksekutif (pemerintah), legislatif (parlemen), yudikatif (lembaga
peradilan), dan pers atau surat kabar. Hal itu antara lain karena radio
memiliki kekuatan langsung, tidak mengenal jarak dan rintangan, dan memiliki
daya tarik sendiri, seperti kekuatan suara, musik dan efek suara.
Dalam melaksanakan penyuluhan pertanian, Apapun
materi yang akan disampaikan oleh penyiar melalui media radio, efektifitasnya tidak
terlepas dari naskah siaran yang telah disusun, sehingga menjadi suatu acuan
bagi penyiar dalam menyampaikan pesan, sehingga dapat sampai dengan tepat
kepada sasaran. Untuk itu perlu diketahui dan dipelajari kiat-kiat dalam
menulis naskah radio.
MENULIS NASKAH RADIO
Naskah siaran (Sscript) adalah materi siaran
yang akan disampaikan penyiar dalam siaran radio dengan teknik “membaca
naskah”. Penyiar yang menyampaikan siaran secara ad libitum (tanpa
naskah) tentu tidak memerlukannya, kecuali sedikit catatan tentang pokok-pokok
materi (pointers) yang akan dibicarakan. Naskah siaran umumnya berisi
“materi serius” seperti Tips atau informasi ringan sebagai sisipan dalam siaran
musik, dapat juga berupa naskah lengkap tentang suatu tema tertentu.
Beberapa unsur yang harus diperhatiakn dalam
menulis naskah radio, yaitu :
1.Prinsip Penulisan Naskah
1.Prinsip Penulisan Naskah
Dalam penulisannya, ada prinsip penulisan yang tidak boleh diabaikan :
dimana naskah radio harus mudah dibaca oleh penyiar, mudah dimengerti oleh
pendengar, dan saat dibacakan oleh penyiar harus terdengar seolah-olah sang
peyiar tidak sedang membaca, tapi berbicara (spoken reading)
Beberapa prinsip penulisan yang harus menjadi acuan, dintaranya:
a.Write The Way You Talk
Tuliskan sebagaimana cara Anda mengatakannya. Menulis naskah
radio adalah “menulis untuk berbicara”, bukan membaca atau menatap, sehingga
penyiar mengucapkannya, bukan membacanya.
b.Bahasa Tutur
b.Bahasa Tutur
Menggunakan bahasa atau kata-kata yang biasa digunakan dalam percakapan
sehari-hari, dan susunan kalimatnya bergaya obrolan
c.KISS (Keep It Simple and Short)
Gunakan kata-kata dan kalimat yang sederhana dan singkat sehingga mudah
dimengerti.
d.ELF (Easy Listening Formula)
d.ELF (Easy Listening Formula)
“Rumus enak didengar”, yaitu susunan kalimat yag jika diucapkan enak
didengar dan mudah dimengerti pada pendengaran pertama. Naskah siaran
haruslah “sekali ucap langsung dimengerti”
2.Karakteristik Naskah
Berdasarkan prinsip penulisan, maka naskah siaran haruslah memenuhi karakteristik
sebagai berikut:
a.Jelas
Kata dan Kalimat yang disusun harus “sekali ucap langsung dimengerti”
b.Ringkas
Satu ide untuk satu kalimat. Hindari pemakaian anak kalimat.
c.Sederhana
Kata-kata yang digunakan harus sederhana, umum digunakan dalam percakapan keseharian, tidak rumit, tidak teknis ilmiah yang tidak dikenal di kalangan awam.
Kata-kata yang digunakan harus sederhana, umum digunakan dalam percakapan keseharian, tidak rumit, tidak teknis ilmiah yang tidak dikenal di kalangan awam.
d.Aktif
Gunakan kalimat aktif, bukan pasif.
Gunakan kalimat aktif, bukan pasif.
e.Imajinatif
Naskah harus mampu mengembangkan imajinasi pendengar hanya dengan kekuatan kata-kata, suara, dan dukungan music.
Naskah harus mampu mengembangkan imajinasi pendengar hanya dengan kekuatan kata-kata, suara, dan dukungan music.
f.Hindari Akronim
Kalaupun harus menggunakannya, beri keterangan sesudah atau sebelum
dikemukakan.
g.Pembulatan Angka
g.Pembulatan Angka
Informasi radio sifatnya global, tidak detail, karenanya angka-angka
sebaiknya dibulatkan.
h.Global
Hindari sedapat mungkin detil yang tidak perlu, sederhanakan fakta’
h.Global
Hindari sedapat mungkin detil yang tidak perlu, sederhanakan fakta’
i.Logis
Hindari susunan kalimat yang terbalik
Hindari susunan kalimat yang terbalik
j.Bercerita ( Storytelling)
Gunakan kalimat tidak langsung atau hindari penggunaan kalimat
langsung.
k.Sign Posting
k.Sign Posting
Gunakan tanda-tanda baca dalam kalimat untuk membantu penyiar dalam
membacanya.
3.Teknik Penulisan Kata Dan Kalimat
a.Penulisan Huruf
Gunakan huruf kapital (huruf besar) secara normal, misalnya huruf
pertama nama orang atau tempat, jangan semuanya huruf besar
b.Kata Ganti
Ulangi kata kunci atau unsur penting dalam kalimat untuk pendengar yang
telat menaruh perhatian.
c.Penulisan Nama
c.Penulisan Nama
Nama tidak boleh ditempatkan pada awal kalimat, karena nama bila
diawal mudah lepas dari pendengaran. Juga tidak perlu memberikan nama lengkap
dan gelar dari orang-orang terkenal.
d.Penulisan Gelar/ Jabatan.
d.Penulisan Gelar/ Jabatan.
Atribusi seperti jabatan, gelar, atau predikat selalu mendahului nama.
e.Penulisan Waktu
Gunakan kata-kata “kemarin”, “hari ini”, dan” besok”, bukan nama hari
seperti Senin, Selasa dan Rabu. Sebaiknya gunakan kata “jam” bukan “pukul”.
Tuliskan unsur waktu dengan membulatkannya, misal jam sembilan pagi, bukan
ditulis pukul 09.10 WIB.
f.Penulisan Angka
f.Penulisan Angka
Satu angka ditulis pengucapannya, missal angka 3 ditulis “tiga”.
Lebih dari satu angka ditulis angkanya, misalnya 25 atau 475.
Angka ratusan,ribuan, jutaan, dan milyaran sebaiknya jangan gunakan
nol, tapi ditulis: lima ratus, delapan ribu, 15 juta, 145 milyar
g.Tanda Baca
Gunakan tanda baca sebagaimana mestinya, seperti tanda Tanya ( ? ) ,
titik (. ) , koma ( , ). Namun, banyak penyiar menyukai tanda garis
miring satu ( / ) untuk koma, dan tanda garis miring dua ( // ) untuk titik,
agar lebih jelas dan membantu pengaturan nafas.
4.Pola Halaman
Pola Halaman naskah siaran yang diadaptasi dari Pedoman untuk Wartawan,
terbitan USIS Kedubes AS Jakarta, 1987, yaitu :
a.Sebaiknya gunakan kertas ukuran standar letter (21,5 x 27,5 cm)
b.Ketik pada satu muka saja dari halaman itu, jangan bolak-balik
c.Pada sudut kiri atas setiap halaman, tuliskan :
-Nama Penulis Naskah
-Satu atau dua kata tentang isi naskah (slug line)
-Tanggal -Sertakan ejaan fonetik setiap kali muncul kata yang
sulit diucapkan dalam naskah , contoh: M-o-U (Em Ow You)’
Akhiri setiap halaman dengan paragraph. Jangan lanjutkan
paragraph dari satu halaman ke halaman lain. Jangan lanjutkan kalimat
dari satu halaman ke halaman lain.
Tanda akhir selalu dibubuhkan pada akhir naskah, misalnya dengan triple
Star (***), atau garis mirig tiga (///).
5.Menulis Naskah Berita Radio
Berita radio selalu diperlukan untuk menjawab dua pertanyaan sederhana
:
a.Apa yang terjadi? (atau sedang terjadi)
a.Apa yang terjadi? (atau sedang terjadi)
b.Terus bagaimana?
Pertanyaan kedua mungkin yang paling penting. Hal ini akan
memberikan kepada arah dari berita.
Berita radio harus berimbang, harus memberikan fakta bukan opini.
Cara termudah untuk membuat skrip berita adalah membayangkan sedang
menceritakannya kepada teman, yang tertarik pada berita tetapi tidak
mempunyai cukup waktu untuk mencari sendiri. Cara penyampaian harus
diperhatikan. Sampaikan berita dengan cara yang mudah diterima oleh
pendengar. Usahakan menyajikan berita yang dapat dipertanggung jawabkan,
yang diawali dari tahap pencarian berita. Secara garis besar , ada tiga posisi
yang saling mendukung dalam penyiaran berita, antara lain
a.Pengumpulan dan penulisan berita, ini dilakukan oleh reporter
b.Produksi dan penyuntingan berita, dilakukan oleh editor
c.Penyampaian berita, dilakukan oleh pembaca berita/penyiar.
DAFTAR PUSTAKA
Asep Syamsul M Romli, 2009. Dasar-dasar Siaran Radio. Penerbit
Nuansa, Bandung.
Tarya D. Sugarda, Sudarmanto & Samedi Sumintaredja. 2001. Penyuluhan Pertanian. Yayasan Pengembangan Sinar Tani
Tarya D. Sugarda, Sudarmanto & Samedi Sumintaredja. 2001. Penyuluhan Pertanian. Yayasan Pengembangan Sinar Tani
Van den Ban & Hawkins. 2009. Penyuluhan Pertanian. Penerbit
Kanisius. Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar