LAPORAN DEMPLOT TANAMAN CABE
OLEH ; DARWIN RAUF, S.ST
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Teknologi
lama yang selama ini dilaksanakan petani, dengan demikian teknologi baru itu
harus menunjukan potensi hasil yang lebih baik dibandingkan dengan teknologi
lama. Potensi dari teknologi baru tersebut tersebut harus dapat memperlihatkan
secara nyata kepada petani keunggulan dan keuntungan penggunaannya dibandingkan
dengan cara atau kebiasaan lama yang selama ini diterapkan oleh petani.
Demplot merupakan salah satu metode penyuluhan pertanian yang
dilaksanakan untuk menunjukkan suatu cara atau membuktikan suatu hasil
usahatani yang lebih baik, dapat juga demonstrasi dikatakan sebagai suatu
percontohan.
Rencananya pada pelaksanaan demplot
tanaman cabe ini akan menggunakan teknologi Cara Bertanam cabe Secara Intensif. Demplot ini memberikan
inovasi teknologi yang tepat dan efisien serta mensosialisasikan hasilnya.
Selain itu juga sebagai pendukung salah satu Program Pengembangan Kawasan (Pangan/Hortik/dll). Demplot tanaman cabe ini diharapkan juga berdampak
terhadap peningkatan pengetahuan dan ketrampilan petani, penyuluh dan pelaku
bisnis dalam mengadopsi teknologi budidaya tanaman cabe, sehingga kedepannya
diharapkan produktivitas tanaman cabe di
Kecamatan Oba Tengah /Desa Akesai
dapat meningkat.
B. Tujuan Kegiatan
Tujuan yang ingin dicapai pada pelaksanaan pembuatan Demplot ini
adalah :
- Menunjukan cara penerapan teknologi anjuran bertanam cabe secara intensif.
- Membuat wahana kunjungan percontohan tanaman cabe kepada petani dan PPL disekitar lokasi demplot.
- Sebagai wahana belajar bagi petani dan penyuluh dan mengintroduksikan inovasi teknologi yang tepat dan efisien.
C. Manfaat dan hambatan
- Efektif untuk mengerjakan ketrampilan
- Menumbuhkan kepercayaan
- Merangsang kegiatan
- Dapat memberikan keterangan dengan fakta-fakta yang nyata
- Menumbuhkan sikap kepemimpinan
- Tidak dapat dipakai untuk semua kegiatan dalam penyuluhan pertanian
- Memerlukan banyak persiapan, peralatan dan ketrampilan
- Hasil dapat rusak karena factor lain diluar kekuasaan manusia
- Bila gagal, merugikan kegiatan atau program penyuluhan selanjutnya.
D. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai dengan
adanya demplot ini adalah :
- Terbentuknya wahana belajar bagi petani dan PPL.
- Terjadinya alih teknologi yang lebih cepat kepada petani.
- Menunjukan perbedaan hasil yang nyata baik kualitas maupun kuantitas.
- Meningkatnya pengetahuan petani dan PPL tentang budidaya tanaman cabe .
BAB. II
RUANG LINGKUP
KEGIATAN
A. Pengorganisasian Kegiatan
1. Penanggung jawab : Darwin Rauf, S.ST (PPL)
2. Demonstrator : Petani
3. Anggota Klp : 4 orang
B. Alat dan Bahan antara lain.
1. Alat yaitu :
- Cangkul
- Skop
- Tiang
- Ember
- Tali Ajir
2.
Bahan yaitu :
- Bibit Cabe
- Pupuk
- Oba -Obatan
- Dan lain-lain
D. Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan
dalam kegiatan demplot tanaman Cabe ini adalah
membagi dua petak perlakuan yaitu Petak I memakai teknologi sesuai
anjuran sedangkan Petak II tidak memakai teknologi atau berdasarkan pengalaman
petani atau cara lama. Selama berlangsungnya demplot tanaman cabe ini penyuluh
mengamati , mengidentifikasi, menganalisis
serta mengolah hasil dan data-data setiap tanaman cabe. Pengamatan dilakukan
dengan mengamati pertumbuhan tanaman (tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah
cabang) serta hasil panen. Pengamatan dan pengukuran terhadap perkembangan
tanaman dilakukan langsung dilapangan setiap minggunya dengan mengambil sampel
secara acak sebanyak 3 tanaman dari populasi tanaman.
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Waktu dan Tempat
Kegiatan
Demonstrasi Plot ( Demplot) tanaman cabe dilaksankan di mulai minggu I (pertama) bulan
Juli 2019 sampai dengan Minggu IV (keempat) bulan September 2019 bertempat di
lahan kelompoktani Akesai Mandiri Desa Akesai
yaitu wilayah binaan Balai Penyuluhan
Pertanian Perikanan dan Kehutanan, Kecamatan Oba Tengah, Kota Tidore Kepulauan,
B. Kegiatan Persiapan Lahan
Kegiatan persiapan lahan tanaman cabe meliputi
pembersihan lahan, pengolahan lahan/pembuatan bedengan, meratakan tanah,
pembuatan parit keliling, dan perbaikan pematang. Lahan yang telah diolah
dengan menggunakan manual mencangkul,kemudian dibersihkan dari gulma atau
rumput liar dan sampah–sampah plastik. Setelah itu bongkahan–bongkahan tanah
hasil bajakan diratakan kembali dengan menggunakan cangkul sekaligus dilakukan
penggemburan tanah dan dibuat petakan. Luas lahan yang digunakan untuk
penanaman cabe varietas permata adalah 8 m2. Dalam satu luasan lahan tersebut
di buat lima bagian atau petakan yang dipisahkan dengan parit (saluran air).
Parit dibuat dengan ukuran lebar 20 – 30 cm dan kedalaman 20 cm. Setelah dibajak, tanah dibiarkan selama 1
minggu agar bongkahan-bongkahan tanah hasil pembajakan cukup terkena angin,
terkena cahaya matahari, dan supaya terjadi proses oksidasi (pemasaman) zat-zat
beracun dari dalam tanah seperti asam sulfida yang sangat membahayakan
kehidupan tanaman.
C. Pembentukan
Bedengan
Setelah pengolahan tanah selesai dilakukan,
selanjutnya dibuat bedeng-bedeng membujur ke arah Timur Barat agar penyebaran
cahaya matahari dapat merata ke seluruh tanaman. Disamping pembuatan bedeng,
juga dibuat parit-parit atau selokan untuk irigasi. Bedengan dapat dibuat lebar
dengan ukuran lebar 1-1,2 m, panjang disesuaikan dengan keadaan lahannya dan
tinggi bedeng 30 cm. dan kedalamannya 20 cm. Dengan demikian jarak antar bedeng
adalah 20-30 cm. Kemudian pada sekeliling petak-petak bedengan dibuat saluran
pembuangan air dengan ukuran lebar 50 cm, dan kedalamannya 50 cm.
D. Pengapuran
Hal lain yang perlu diperhatikan dalam
pengolahan lahan atau penyiapan lahan adalah pengapuran pada tanah-tanah yang
terlalu asam dan tidak sesuai dengan persyaratan tumbuh tanaman. Pengapuran ini
diberikan bersamaan dengan saat pengolahan tanah, sebab pada umumnya akar
tanaman tidak kuat terhadap pengapuran secara langsung, tanaman dapat menderita
gangguan pertumbuhan bahkan dapat mati. Kapur yang dapat digunakan adalah kapur
tohor, kapur karbonat, atau kapur tembok. Pengapuran, selain menaikkan nilai pH
tanah juga dapat memperbaiki struktur tanah, mendorong aktivitas mikroorganisme
tanah dalam membantu proses penguraian bahan organik tanah dan menurunkan zat
yang bersifat racun tanpa menghilangkan zat-zat penting yang lain. Dosis
pengapuran harus memperhatikan nilai pH tanah setempat.
E. Pemupukan
Sebelum tanaman cabe ditanam, lahan harus
diberi pupuk dasar. Pemupukan dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu:
1. Kompos atau pupuk kandang yang telah jadi tanah dan pupuk Organik ditabur secara merata ke seluruh bedengan.
Selanjutnya, tanah dicangkul sampai homogen agar kompos atau pupuk kandang dan pupuk Organik tercampur merata dengan tanah.
2. Pada jarak yang telah ditentukan dibuat lubang sedalam
+ 15 cm dan bergaris tengah + 20 cm. Lubang-lubang tersebut kemudian diberi
pupuk kandang atau kompos sebanyak 0,5 kg (satu genggam besar) dan diberi pupuk Organik sebanyak + 5 gram. Lubang ditimbun tanah,
kemudian diaduk-aduk sehingga kompos atau pupuk kandang, pupuk Organik dan tanah tercampur rata.
F. Penanaman
Penanaman dilakukan setelah pengolahan lahan
dan lahan betul-betul siap untuk ditanami. Untuk waktu penanaman dilakukan 2
minggu setelah kegiatan pengolahan lahan. Jarak tanam yang digunakan 40 x 50
cm. Setelah bibit ditanam, kemudian ditutup dengan tanah . Jumlah bibit untuk setiap lubang tanam sebanyak 1
bibit / lubang tanam. Selain itu, pada waktu penanaman dilakukan pemupukan
dengan menggunakan TSP, NPK, Kcl dan Kapur. Pupuk diberikan dengan jarak 7 - 10
cm dari lubang tanam.
Dosis pupuk yang diberikan pada saat penanaman
yaitu seluruhnya dengan hasil perhitungan kebutuhan pupuk untuk luasan 8 m2
adalah sebagai berikut :
§
TSP = 8 m2 x 50
kg = 0,04 kg.
10.000 m2
§
NPK = 8
m2 x 150 kg =
0,12 kg
10.000
m2
§
Kcl = 8
m2 x 100kg =
0,08 kg
10.000
m2
§
Kapur = 8
m2 x
300kg = 0,24 kg
10.000
m2
G. Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan tanaman cabe ini meliputi
beberapa tahapan diantaranya :
1)
Penyulaman
Penyulaman dilakukan
2 minggu setelah tanam, penyulaman bertujuan untuk mengganti tanaman yang mati,
rusak atau pertumbuhan tanaman terlambat (abnormal). Penyulaman dilakukan
dengan cara menanam kembali bibit pada lubang tanam tempat tanaman terlebih
dahulu yang tidak tumbuh. Kegiatan penyulaman dilakukan seawal mungkin dengan
tujuan agar pertumbuhan tanaman seragam.
2)
Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan atau pembersihan gulma dilakukan 2
minggu setelah tanam atau sesuai dengan keadaan gulma di lapangan, penyiangan
dilakukan dengan menggunakan kored, cangkul, atau dapat langsung dicabut dengan
tangan. Penyiangan bertujuan untuk mengurangi atau mencegah terjadinya
persaingan unsur hara tanaman pokok dengan tanaman pengganggu. Pada saat
penyiangan dilakukan juga penggemburan tanah atau pembumbunan di sekitar
pertanaman cabe dengan menggunakan cangkul. Kegiatan pembumbunan sebaiknya
dilakukan tidak lebih dari 3 – 4 minggu setelah tanam karena akan mengganggu
perakaran cabe. Dari jenis gulma yang ditemukan pada saat pengamatan terdapat
beberapa gulma yang dapat teridentifikasi yaitu diantaranya :
Ø
Berdaun lebar :
Alternanthera philloxeroides,
Ø
Teki : Cyperus babakan, C. cephalotes.
3)
Pengairan
Pada demplot ini, kegiatan pengairan dilakukan
untuk pertumbuhan tanaman cabe agar terpenuhi dengan baik.
H. Pengendalian Hama dan Penyakit
Selama kegiatan demplot budidaya cabe, hama
dan penyakit yang ditemukan di lapangan yaitu antara lain.
1)
Hama ulat buah (Heliotis armigera),
Ø
Ulat buah yang menyerang tanaman cabe adalah Heliotis
armigera. Bagian tubuh hama ini diselimuti kutil. Ulat ini menyerang tanaman dengan cara mengebor buah sambil memakannya
sehingga buah yang terserang berlubang. Pengendaliannya dengan cara
penyemprotan insektisida
berbahan aktif profenofos, dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.
2)
Kutu daun (Spodoptera
litura)
Ø
Kutu daun yang menyerang tanaman
cabe adalah Myzus persiceae. Kutu ini mengisap
cairan tanaman terutama pada daun yang masih muda, kotorannya berasa manis
sehingga menggundang semut. Serangan parah menyebabkan daun mengalami
klorosis(kuning), menggulung dan mengeriting, akhirnya tanaman menjadi kerdil.
Pengendaliannya dengan penyemprotan
insektisida berbahan aktif, imidakloprid, dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada
kemasan.
3)
Penyakit Rebah semai
Ø
Rebah semai
yang menyerang tanaman cabe adalah Pythium debarianum. Penyakit ini biasa
menyerang tanaman cabe pada fase pembibitan dan tanaman muda setelah pindah
tanam. Cara pengendaliannya dengan penyemprotan fungisida sistemik berbahan
aktif kasugamisin, dengan dosis ½ dari dosis terendah yang tertera pada
kemasan.
4)
Penyakit Bercak daun
Ø
Penyakit ini disebabkan oleh serangan cendawan Septoria lycopersici. Cendawan ini menyerang semua fase
pertumbuhan. Gejala serangan berupa bercak-bercak berwarna coklat yang akhirnya
berubah keabu-abuan pada permukaan daun bagian bawah, tepi daun berwarna hitam.
Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida
sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah karbendazim, dan fungisida
kontak berbahan aktif mankozeb. Dosis sesuai pada kemasan.
I. Jurnal
Kegiatan
Tabel : 1. Jurnal kegiatan Demplot tanaman cabe sebagai berikut
:
N
o
|
Uraian Kegiatan
|
Bulan /Tahun 2019
|
Keterangan
|
|||||||||||
Juli
|
Agust
|
Sept
|
||||||||||||
I
|
II
|
III
|
IV
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
|||
1
|
Persiapan
Lahan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Pengolahan
tanah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Pengapuran
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Pemupukan
Dasar
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Penanaman
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
Peyulaman
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7
|
Penyiangan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8
|
Pemupukan
II
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
9
|
Pemupukan
III
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
10
|
Pengendalian
H-P
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
11
|
Panen
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
12
|
Pasca
panen
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
J. Pengamatan
Pengamatan dilaksanakan dengan
tujuan untuk mengetahui perkembangan / pertumbuhan tanaman cabe
yang dilaksanakan sesuai perencanaan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Untuk meningkatakan produksi tanaman
cabe dengan program BPP dengan lewat kegiatan Demplot Tanaman cabe yang
dilaksanakan dengan melibatkan petani demonstrator harus mengadakan perubahan
teknologi baik berupa penggunaan bibit unggul selain itu perubahan teknologi
budidaya tanaman yang dimotori oleh
penyuluh pertanian lapangan yang ada ditiap wilayah binaan.
Dengan adanya Demplot ini petani
bisa melihat langsung penggunaan bibit unggul tanaman cabe yang memberikan
hasil yang lebih baik. Hasil pengamatan langsung sesuai dengan kondisi di lahan
kelompok tani akesai mandiri wilayahi binaan di Desa Akesai Kecamatan Oba
Tengah dapat dilihat pada Tabel berikut ini :
A. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Cabe
Pada Perlakuan I
( Teknologi
Sesuai Anjuran )
Tabel 1. Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Cabe
Sampel
|
Minggu I
|
Minggu II
|
Minggu III
|
Minggu IV
|
1
|
12,1
cm
|
14,2
cm
|
16,3
cm
|
18,3 cm
|
2
|
13,1
cm
|
15,1
cm
|
17,2
cm
|
18,5 cm
|
3
|
12,1
cm
|
14,2cm
|
17,1 cm
|
18,5 cm
|
Rata-rata
|
37,3 cm
|
43,5 cm
|
50,6 cm
|
55,3 cm
|
Tabel. 2. Hasil Pengamatan jumlah
Daun Cabe
Sampel
|
Minggu I
|
Minggu II
|
Minggu III
|
Minggu IV
|
1
|
22
|
25
|
30
|
32
|
2
|
16
|
23
|
25
|
28
|
3
|
16
|
19
|
22
|
26
|
Rata-rata
|
54
|
67
|
77
|
86
|
Tabel. 3. Hasil Pengamatan Lebar
Daun Cabe
Sampel
|
Minggu I
|
Minggu II
|
Minggu III
|
Minggu IV
|
1
|
1,5
cm
|
2,5
cm
|
2,7
cm
|
2,9 cm
|
2
|
1,3
cm
|
2,5
cm
|
2,6
cm
|
2,8 cm
|
3
|
1,4
cm
|
2,5
cm
|
2,5
cm
|
2,5 cm
|
Rata-rata
|
4,2 cm
|
7,5 cm
|
7,8 cm
|
8,2 cm
|
Pengamatan tinggi
tanaman, jumlah daun dan lebar daun
dilakukan setiap seminggu sekali. Hasi pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun
dan lebar daun tanaman Cabe dapat dilihat pada tabel di atas. Dari tabel di
atas dapat diketahui bahwa tinggi tanaman, jumlah daun dan lebar daun tanaman Cabe
bertambah dari minggu ke minggu. Sehingga hasil Demplot tanaman Cabe yang
dilaksanakan dengan menggunakan teknologi sesuai ajuran dapat mempercepat
pertumbuhan dan menghasilkan produksi yang lebih baik.
B. Hasil Pengamatan Pertumbuhan Cabe
Pada Perlakuan II
(Tanpa Teknologi/ Cara Lama )
Tabel 4. Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman Cabe
Sampel
|
Minggu I
|
Minggu II
|
Minggu III
|
Minggu IV
|
1
|
9
cm
|
9
cm
|
10
cm
|
12 cm
|
2
|
7
cm
|
9
cm
|
10
cm
|
11 cm
|
3
|
6
cm
|
8
cm
|
9 cm
|
11 cm
|
Rata-rata
|
19 cm
|
26 cm
|
19 cm
|
34 cm
|
Tabel. 5. Hasil Pengamatan jumlah
Daun Cabe
Sampel
|
Minggu I
|
Minggu II
|
Minggu III
|
Minggu IV
|
1
|
12
|
17
|
21
|
22
|
2
|
12
|
13
|
16
|
18
|
3
|
11
|
12
|
18
|
19
|
Rata-rata
|
35
|
42
|
55
|
59
|
Tabel. 6. Hasil Pengamatan Lebar
Daun Cabe
Sampel
|
Minggu I
|
Minggu II
|
Minggu III
|
Minggu IV
|
1
|
1,2
cm
|
1,3
cm
|
1,5
cm
|
2 cm
|
2
|
1,3
cm
|
1,5
cm
|
1,6
cm
|
2 cm
|
3
|
1,4
cm
|
1,5
cm
|
1,5
cm
|
2 cm
|
Rata-rata
|
3,9 cm
|
4,3 cm
|
4,6 cm
|
6 cm
|
Pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun dan lebar daun dilakukan setiap seminggu
sekali. Hasi pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun dan lebar daun tanaman Cabe
dapat dilihat pada tabel di atas. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tinggi
tanaman, jumlah daun dan lebar daun tanaman Cabe pertumbuhannya sangat lambat
dari minggu ke minggu, sehingga pertumbuhan tanaman kerdil.
C. Hasil Perbandingan
Perlakuan demplot
Tabel 7. Hasil Perbandingan
Perlakuan Demplot Tanaman Cabe
No
|
Teknologi Sesuai Anjuran
|
Tanpa Teknologi / Cara Lama
|
1
|
2
|
3
|
1
|
Varitas Unggul
Permata
|
Varitas Unggul
Permata
|
2
|
Bibit semai
|
Bibit semai
|
3
|
Pindahkan ke Koker
|
Langsung tanam
|
4
|
Pembuatan Lubang
tanaman langsung diberikan pupuk organic selama 5 hari kemudian menanam
|
Pembuatan lubang tanaman
dan langsung ditanam tidak menggunakan pupuk organik
|
5
|
Pertumbuhan sangat
cepat
|
Pertumbuhan sangat
lambat
|
6
|
Penyulaman
|
Penyulaman
|
6
|
Penyiangan
|
Penyiangan
|
7
|
Pemupukan
dilakukan selama tiga kali
|
Pemupukan hanya
sekali
|
8
|
Pengendalian hama
dan penyakit sesuai anjuran ( Secara
rutin )
|
Pengendalian hama
dan penyakit apabila ada gejala penyerangan
|
9
|
Panen tepat waktu
|
Panen tidak tepat
waktu
|
10
|
Produksi buah per
pohon 20-30 buah
|
Produksi buah per
pohon 5-8 buah
|
11
|
Pasca Panen
dilakukan
|
Tidak melakukan
Pasca Panen
|
D.
Panen dan
Pasca Panen
Cabe dipanen pada beberapa
stadia buah, tergantung keperluan pasar dan pemasarannya. Untuk pengangkutan
jauh, cabe dipanen pada stadia breaker
(tidak lebih dari 10% permukaan buah berwarna kekuningan, merah muda atau
merah. Penanganan paska panen akan mempengaruhi kualitas buah. Hindarkan
kerusakan buah, dan jangan mencampur buah yang rusak dengan buah yang mulus. Panen
dilakukan pada cuaca sejuk di pagi hari. Kemudian buah ditempatkan pada tempat
sejuk dan terlindung dengan ventilasi yang baik, serta kelembaban 85 – 90%..
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demplot yang dilaksanakan di
Lahan kelompok tani Akesai Mandiri wilayah binaan di Desa Akesai Kecamatan Oba
Tengah diselenggarakan secara teratur, terarah dan berkelanjutan, Percontohan
difasilitasi oleh Penyuluh pertanian yang menguasai teknologi. Dengan demikian
Demplot diharapkan memperoleh hasil :
- Dapat diperoleh informasi teknologi dan inovasi baru yang berkaitan dengan pembangunan pertanian
- Meningkatkannya kemampuan petani dalam menganalisis dan memecahkan permasalahan yang dihadapi
- Meningkatnya pengetahuan ketrampilan petani dalam menerapkan teknologi sesuai anjuran dan inovasi baru dibidang pertanian
- Meningkatnya produksi dan produktifitas usaha taninya.
B.
Saran

Penyuluh
Pertanian Lapangan
Darwin Rauf, S.ST
NIP: 18670821 198903 1 010
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
KEGIATAN
DEMPLOT
TANAMAN CABE
Gambar.1. Persemaian Gambar.2. Persiapan Lahan
Demplot
Gambar.3. Penanaman Gambar.4. Penyulaman &
Pemupukan
Gambar.5. Pengamatan Gambar.6.
Pengamatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar