Jumat, 27 September 2019

MENGOLAH MENGANALISIS DAN MERUMUSKAN HASIL IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH DESA SIOKONA, KECAMATAN OBA TENGAH, KOTA TIDORE KEPULAUAN Oleh Darwin Rauf, S.ST


MENGOLAH  MENGANALISIS DAN MERUMUSKAN HASIL IDENTIFIKASI POTENSI WILAYAH DESA SIOKONA, KECAMATAN OBA TENGAH,
KOTA TIDORE KEPULAUAN
Oleh Darwin Rauf, S.ST

BAB I
PENDAHULUAN


1.      Latar Belakang
Sebagai negara agraris Indonesia menempatkan pertanian sebagai sektor sentral yang didukung oleh tersebarnya sebagian besar penduduk Indonesia yang hidup sebagai petani dan tinggal di pedesaan. Dengan kondisi demikian maka diperlukan suatu upaya untuk membantu kelancaran pembangunan pertanian yaitu dengan adanya penyuluhan pertanian.
Wiriaatmadja (1977) mengartikan bahwa penyuluhan merupakan suatu sistem pendidikan (belajar-mengajar), yang dalam prakteknya mempergunakan cara-cara seperti peniruan, pembujukan dan propaganda. Cara perintah sedikit sekali dilakukan sementara paksaan malahan dihindarinya. Kadang-kadang keadaan masyarakat memerlukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan makna penyuluhan secara teoritis. Hal demikian terpaksa diterima asal saja untuk kepentingan seluruh masyarakat, tidak lama kelangsungannya dan tidak bersifat menambah kesukaran atau penderitaan dari yang sudah ada.
Pembangunan pertanian adalah merupakan bagian integral pembangunan nasional dalam pengoperasiannya untuk mewujudkan peningkatan dan peran sektor pertanian dalam mensejahterakan masyarakat melalui peningkatan pendapatan, perluasan lapangan kerja, mempertahankan swasembada pangan serta penganekaragaman hasil-hasil pertanian.
Peranan sektor pertanian yang bermakna sentral bagi perekonomian nasional tersebut, terbukti dalam perjalanan pembangunan nasional telah dapat memberikan hasil yang optimal bagi bangsa kita. Oleh karena itu kita berupaya untuk meningkatkan kemampuan petani-petani agar mereka mampu memproduksi hasil-hasil pertanian yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Keberhasilan pembangunan pertanian tidak terlepas dari faktor sumberdaya manusia pertaniannya itu sendiri sebagai pelaku pembangunan pertanian dan kelembagaan yang merupakan tempat kegiatan pembangunan pertanian yang menghubungkan antara penyuluh pertanian dengan anggota kelompok tani maupun sebagai media di dalam mempercepat penyampaian teknologi dan informasi pertanian.Pentingnya metode penyuluhan dalam menunjang keberhasilan penyuluhan pertanian menjadi hal yang perlu untuk diketahui secara komprehensif melalui pengalaman secara langsung di lapangan sebagai perbandingan empiris dari teori yang telah didapatkan di bangku perkuliahan mengenai kegiatan penyuluhan.

2. Tujuan
Adapun tujuan membuat rencana kerja penyuluh pertanian lapangan antara lain sebagai berikut :
a.    Wahana untuk mempersatukan keinginan dalam menjalankan kegiatan pertanian antara penyuluh dengan petani.
b.    Panduan atau acuan dalam pelaksanaan tugas di lapangan.
c.    Bahan untuk evaluasi sejauh mana kegiatan penyuluh pertanian telah barjalan dan sekaligus mengetahui apa saja yang menjadi kendala dalam mencapai tujuan.
d.    Sebagai bahan pertimbangan bagi penentu kebijakan Pemerintah Daerah dalam menyusun program pembangunan.

3. Sasaran
Adapun yang menjadi sasaran dalam pembuatan program ini adalah sebagai berikut :
a.    Untuk meningkatkan perilaku, sikap dan ketrampilan para petani yang telah tergabung dalam suatu wadah kelompok tani, sehingga mampu mengelola usahataninya dengan baik.
b.    Dengan meningkatnya sumberdaya manusia pertanian diharapkan mampu meningkatkan produksi usahatani dan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga.






BAB II
KEADAAN UMUM WILAYAH


I. KEADAAN WILAYAH
1.   SUMBER DAYA ALAM
1.1.   Deskripsi Umum Wilayah.           
Desa Siokona merupakan salah satu Desa yang ada Kecamatan Oba Tengah di Kota Tidore Kepulauan. Luas wilayah kerja disekitar 85 hadengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 204 jiwa dan perempuan sebanyak 179 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 107 KK.  Secara administrasi Desa Siokona  terletak dibagian barat pulau halmahera memiliki batas-batas sebagai berikut :
v  Sebelah Utara berbatasan dengan    :  Wilayah Kelurahan Akelamo
v  Sebelah Selatan berbatasan dengan :  Wilayah Desa Akesai
v  Sebelah Timur berbatasan dengan    :  Hutan
v  Sebelah Barat berbatasan dengan     :  Laut Halmahera
1.2.   Karakteristik Lahan dan Iklim
Wilayah Desa Siokona mempunyai topografi yang sangat berfariasi dengan ketinggian berkisar antara 0 -500 m. dpl. dengan berfariasinya. topografi tersebut sangat pengaruh terhadap fisografi dimana 73 % merupakan pegunungan  dan hanya 27 % berupa daratan rendah.
         Tekstur tanah terdiri dari tanah liat, lempung berpasir hingga mediteran merah kekuningan, PH sangat bervariasi tergantung kondisi tanahnya. pada tanah kebun dan tanah tegalan kisaran PH tanahnya : antara 5 – 7.
         Keadalaman solum tanah berkisar 1,5 s/d 3 meter dengan kondisi drainase baik dan asal pembentukan tanahnya dari endapan dan abu vulkanik, wilayah ini termasuk iklim tropis Type B1 (menurut Oldemen), dimana suhu udara siang hari berkisar antara 25oC – 40oC dan suhu udara pada malam hari 19-200C dengan kelembaban udara rata-rata berkisar 51-81 % pada musim kemarau rata-rata 62 sampai 97 % pada musim hujan..
1.3. Curah Hujan.
         Curah Hujan rata-rata Desa Siokona Kecamatan Oba Tengah selama lima tahun terakhir 254,7 mm dengan hari hujan 14 -20 hari, curah hujan terbanyak terjadi pada Desember, Januari, Pebruari setiap bulannya dengan kalsifikasi 5 bulan basah dan 7 bulan kering.
1.4.    Luas Lahan Menurut Ekosistem.
Berdasarkan ekosistem maka luas lahan kecamatan Oba Tengah terdiri dari :
v  Tadah hujan                   :  -ha.
v  Lahan kering                   :  10 ha.
v  Dataran pantai                :   3 ha
v  Perairan umum               :  1 ha
1.5.    Luas lahan menurut penggunaannya.
Berdasarkan penggunaan maka lahan pertanian diwilayah kerja BPP Oba Tengah dapat diklasifkasikan sebagai berikut :
v  Lahan pekarangan                                             : 15 Ha
v  Tegalan/Kebun                                                  :  7  Ha
v  Kebun negara                                                    : -
v  Padang rumput                                                  : 5  Ha
v  Tambak                                                              : -
v  Kolam ikan air tawar                                         :  3  Ha
v  Tanah untuk kayu-kayuan                                 : 20 Ha
v  Perkebunan negara                                           : -
1.6Komoditas Utama Menurut  Sub Sektor
1.6.1 Tanaman Pangan dan Hortikultura
a. Jagung
Luas areal tanaman jagung Tahun 2017 di Desa Siokona Kecamatan Oba Tengah 0,5 Ha  dengan luas panen jagung seluruhnya 0,5 Ha dan produksi sebanyak 1.  ton .
b. Ubi Kayu
Luas areal tanaman ubi kayu Tahun 2017 seluas 0,5 Ha dengan total produksi 1 Ton .
c. Ubi Jalar
Luas areal tanam ubi jalar tahun 2017 seluas0,5 ha
d. Tomat
Luas areal tanam tomat tahun 2017 seluas0,5 ha
e. Cabe Keriting
Luas areal tanam cabe keriting tahun 2017 seluas0,5 ha
f. Ketimun
Luas areal tanam ketimun tahun 2017 seluas 0,5 ha
g. Kacang panjang
Luas areal tanam kacang panjang tahun 2017 seluas 0,5 ha
h. Kacang Tanah
Luas areal tanam kacang tanah tahun 2017 seluas 0,5 ha
1.6.2. Perkebunan
Jenis perkebunan yang di kembangkan di Desa Siokona Kecamatan Oba Tengah ada kelapa Seluas 2,5 Ha yang ditanam di tegalan, Kakao seluas 0,5 Ha,Cengkeh seluas 1 Ha dan Pala seluas 1 Ha.
1.6.3. Peternakan.
                  Desa SiokonaKecamatan Oba Tengah sangat cocok untuk pengembangan ternak karena memiliki iklim, ketersediaan air, Hijauan makan ternak yang cukup. Sistem pemeliharaan ternak di Kecamatan Oba Tengah sebagian besar masih menggunakan sistem pengembalaan karena memiliki lahan yang cukup luas dan sebagian sudah mulai menggunakan sistem Intensif maupun semi Intensif dengan Populasi Sapi 21 Ekor, Kambing 44 Ekor dan ayam buras 388 Ekor
1.6.    Pola Usaha Tani
Berdasarkan luas lahan menurut ekosistem dan penggunaannya serta karakteristik lahan dan iklim maka Pola usaha tani yang dikembangkan di Desa Siokona Kecamatan Oba Tengah adalah pada lahan tegalan kelapa,kakao, cengkeh, pada lahan kering dengan menerapkan sistem tumpang sari, jagung, kacang Hijo dengan tanaman sayur sayuran dan Horticultura.
2. SUMBER DAYA MANUSIA
2.1. Jumlah Penduduk menurut umur
No
Desa

0-20

21-40

41-60

< 60
Total
1
Siokona
110
164
82
27
383
2.2. Jumlah Penduduk menurut Pendidikan
No
Desa
Jumlah  Penduduk
Belum/Tidak Sekolah
SD
SLTP
SLTA
Sarjana
Total
1
Siokona
98
124
86
68
7
383
2.3. Jumlah Penduduk Menurut Pekerjaan
No
Desa
Kelasifikasi Pekerjaan
Jlh
Petani
Nelayan
PNS
TNI /POLRI
Swasta
Lain-lain
1
Siokona
55
20
-
-
6
25
106
3. Karakteristik Kelompok Tani
Jumlah kelompok tani yang sudah terbentuk di Desa Siokona terdapat 2 kelompok tani terdiri dari Kelompok Pertanian/Perkebunan, dan Kelompok Peternakan Sapi dengan Klasifikasi Pemula seperti terlihat pada tabel sebagai berikut:.
NO
Kelompok
Keadaan
KET
Tahun Berdiri
Jumlah Anggota
Jenis Usaha
Ketua
Klas
1
Pala Siokona
2016
25
Pertanian/
Perkebunan
Adolof
Pemula
2
Siodora
2014
20
Peternakan Sapi
Beny Kasirubun
Pemula
Jumlah
45


BAB III
MASALAH DAN PEMECAHAN

1.ANALISIS MASALAH TINGKAT DESA
ASPEK
MASALAH
JUMLAH KELOMPOK
1
2
3
Sumber
Daya Manusia
ü Pengetahuan Petani tentang teknik Budidaya Kelapa dan Kakao masih sangat Rendah.
ü Pengetahuan Petani tentang Teknologi Budidaya Cengkeh Masih sangat Rendah.
ü Pengetahuan Petani tentang teknologi Budidaya Jagung masih sangat Rendah.
1Kelompok
(Pertanian/Perkebunan)
ü Pengetahuan Petani tentang teknologi Budidaya Kacang Panjang masih rendah
ü Pengetahuan Petani tentang teknologi Budidaya Cabe masih sangat Rendah
ü Pengetahuan Petani tentang TeknologiBudidaya Pekarangan masih sangat Rendah
ü Pengetahuan Petani tentang Tentang Teknologi Budidaya Ketimun masih sangat rendah.
ü Pengetahuan Petani Petani tentang Teknologi Budidaya Ternak Sapi masih sangat rendah
ü Pengetahuan Petani Petani tentang Teknologi Budidaya Ternak Kambing masih sangat rendah
ü Pengetahuan Petani Petani tentang Teknologi Budidaya Ternak Ayam masih sangat rendah
ü Pengetahuan tentang Pemanfaatan limbah organic(Pertanian/Peternakan) masih sangat rendah sebagai pupuk.
ü Pengetahuan tentang Pemanfaatan limbah organic(Pertanian) masih sangat rendah sebagai pakan ternak
ü Pengetahuan Petani Tentang teknologi Pengolahan Hasil sangat rendah
ü Pengetahuan tentang Pembuat ransum, Konsenrat sebagai pakan ternak sangat rendah
1 Kelompok
( Pertanian/Perkebunan)










1 Kelompok
(Peternakan)
ü  Kurangnya sumber air tanah bagi lahan   tadah hujan.
ü  Tingkat kesuburan tanah sudah berkurang.
ü  Tingkat keasaman tanah sangat rendah.
ü  Pengelolaan Lahan belum sempurna
ü  Ketersediaan Hijauan Kurang
1 Kelompok
(Pertanian/Perkebunan)
Kelembagaan dan Sistem Usaha Pertanian
ü  Kerjasama dalam kelompok belum Optimal
ü  Kelompok belum berfungsi sebagai wahana belajar
ü  Pola Tanam belum sesuai anjuran Teknologi
ü  Keterlibatan anggota dalam penyusunan rencana  rendah
2 Kelompok
ü  Keterlibatan Lembaga Keuangan dalam memberikan bantuan modal masih sangat rendah
ü  Penangkar benih masih kurang
ü  Pola Usaha Peternakan masih sistem tradisional(Lepas)
ü  Kios Saprotan tidak ada
2 Kelompok
Sarana dan Prasarana
ü Pengadaan Saprodi masih bersifat Individu.
ü Gapoktan belum berperan dalam pengadaan Saprodi
ü Sulit mendapatkan Vaksin
ü Alat dan mesin pertanian masih sangat minim.
2 Kelompok

2.  VISI DAN MISI
1. VISI.
Menjadikan Desa Siokona sebagai Sentra Agribisnis Komoditi Pertanian dan Peternakan dalam rangka meningkatkan Pendapatan dan kesejahteraan Petani.
2.    MISI.
v  Mengembangkan jaringan Informasi Pertanian.
v  Meningkatkan mutu hasil produksi melalui penerapan Teknologi pertanian dan peternakan.
v  Mengembangakan jaringan kemitraan dengan pihak lain.
v  Meningkatkan produktivitas hasil pertanian dan peternakan.


3.    Analisa Sederhana Penentuan Komoditas Unggulan
3.1.Berdasarkan Sub sistem agribisnis.
No
Komoditas
Skor Sub Sistem Agribisnis
Total Skor
Urutan Prioritas
Unggulan
Agroinput
On Farm
Pengolahan hasil
Pemasaran
1
2
3
4
5
6
7

1
2
3
4
5

Kelapa
Padi Gogo
B Merah
Sapi
Kambing

7
6
8
6
5

6
4
7
7
6

6
5
7
6
5

5
6
9
8
6

24
21
31
27
22

III
V
I
II
IV

3.2. Analisis Berdasarkan Pendapatan dan Kelayakan Usaha Tani
3.2.1.      Komoditi Kakaodengan asumsi Produksi 6000 kg Nilai Kakao
             Rp. 2.700/Kg
No.
Uraian
Satuan
Jumlah
Harga/satuan
Nilai
(RP)
(Rp)
I.
Biaya
A.
Sewa lahan (opportunity cost)
2.500.000
B.
Saprodi :
 2.795.000
C.
Tenaga kerja :
2.900.000
 D
Biaya lain :
1.755.000
II.
Total biaya di luar bunga (A+B+C+D):
9.950.000
Bunga modal (4% dari biaya tunai pra panen)
0.4 x (E - C8)
388.400
Total biaya (E + F)
10.338.400
III.
Produksi/penerimaan
16.200.000
Kakao
kg
6.000
2.700
16.200.000
Keuntungan :
1
- Atas biaya tunai (II - (I.G - I.A))
8.361.600
2
- Atas biaya total (II - I.G)
5.861.600
3
R/C atas biaya tunai
2,067
4
R/C atas biaya total
1,567




3.2.2. Komoditi Kelapa dengan Asumsi Produksi 15.000 kg nilai jual
Rp. 10.000/kg.
No.
Uraian
Satuan
Jumlah
Harga/satuan
Nilai
(RP)
(Rp)
I.
Biaya
A.
Sewa lahan (opportunity cost)
2.500.000
B.
Saprodi :
 32.250.000
C.
tenaga kerja
14.975.000
Biaya lain-lain 
1.665.000
E.
Total biaya di luar bunga (A+B+C+D):
51.390.000
F.
Bunga modal (4% dari biaya tunai pra panen)
0.4 x (E - C8)
2.035.600
G.
Total biaya (E + F)
53.425.600
II.
Produksi/penerimaan
150.000.000
 Kelapa
kg
15.000
10.000
150.000.000
III.
Keuntungan :
- Atas biaya tunai (II - (I.G - I.A))
99.074.400
- Atas biaya total (II - I.G)
51.390.000
96.574.400
IV.
R/C atas biaya tunai
53.425.600
2,945
R/C atas biaya total
2,808

Keterangan    : 
Berdasarkan Analisa Sederhana diatas, Kelapa  menjadi  Komodity Unggulan di Desa Siokona  Kecamatan Oba TengahKota Tidore Kepulauan   

4.      Identifikasi Faktor Lingkungan Internal dan Faktor Eksternal Wilayah
Internal
Eksternal
Kekuatan ( Strenghs )
ü  Sumber Daya Alam ( iklim, tanah, air ) mendukung untuk usahatani Kelapa
ü  Sumber daya Petani memiliki kemampuan tehnis usahatani komoditas Kelapa.
ü  Kelembagaan Petani Cukup Kuat
ü  Modal Kelompok Tersedia
ü  Sarana dan prasarana mendukung
Peluang ( Opportunities )
ü Adanya Kebijakan Pemerintah “ Mewujudkan Sistem Pertanian yang sehat, Mandiri, kompetitif dan Lestari.
ü Peluang pasar local dan eksport masih terbuka
ü Kemitraan terbuka
ü Terdapat Agrowisata
ü Tersedianya informasi tehnologi yang mendukung kegiatan usahatani kelapa





Internal
Eksternal
Kelemahan ( Weakness )
ü  Tenaga Kerja Mahal
ü  Pengetahuan petani tentang Pasca panen masih terbatas.
ü  Peranan Pemuda pada usahatani kurang
ü  Kualitas Produksi masih rendah
ü  Produksi belum Optimal
Ancaman ( Thrats )
ü  Fluktuasi harga sangat tinggi
ü  Perubahan iklim dan cuaca
ü  Alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman
ü  Serangan Hama Penyakit
ü  Adanya pemasok lain.

4.1. Perumusan Kesimpulan Analisis Faktor Internal ( IFAS )

Lingkungan Internal
Bobot
Rating
Skor( Bobot x Rating )
Prioritas
Kekuatan  ( Strenghs )
ü  Sumber Daya Alam ( iklim, tanah, air ) mendukung untuk usahatani B.Mrah
ü  Sumber daya Petani memiliki kemampuan tehnis usahatani komoditas Kelapa.
ü  Adanya Kelembagaan Petani
ü  Modal Kelompok Tersedia
ü  Produksi Tinggi

0,20


0,15


0,25
0,25
0,15

3


2


3
2
1

0,60


0,30


0,75
0,50
0,15

II


IV


I
III
V
Kelemahan ( Weakness )
ü  Tenaga Kerja Mahal
ü  Pengetahuan petani tentang Pasca panen masih terbatas.
ü  Peranan Pemuda pada usahatani kurang
ü  Kualitas Produksi masih rendah
ü  Modal Kurang

0,15
0,25

0,13

0,30

0,17

2
4

2

3

2

0,30
1,00

0,26

0,90

0,34

IV
I

V

II

III

4.2.Perumusan Kesimpulan Analisis Faktor Eksternal ( EFAS )
Lingkungan Internal
Bobot
Rating
Skor( Bobot x Rating )
Prioritas
Peluang  ( Opportunities)
ü Visi Menjadikan Desa Siokona sebagai Sentra Agribisnis Komoditi Pertanian dan Peternakan dalam rangka meningkatkan Pendapatan dan kesejahteraan Petani.
ü Peluang pasar local dan eksport masih terbuka
ü Kemitraan terbuka
ü Adanya Kredit Usaha Rakyat
ü Tersedianya informasi tehnologi yang mendukung kegiatan usahatani Kelapa 

0,10





0,25

0,15
0,20
0,30

2





4

3
3
3

0,20





1,00

0,45
0,60
0,90

V





I

IV
III
II


Ancaman ( Thrats )     
ü  Fluktuasi harga sangat tinggi
ü  Perubahan iklim dan cuaca
ü  Alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman
ü  Serangan Hama Penyakit
ü  Adanya pemasok lain.

0,15
0,10
0,20

0,25
0,30

4
3
2

3
3

0,60
0,30
0,40

0,75
0,90

III
V
IV

II
I

4.3.Rumusan urutan prioritas Lingkungan Internal dan Eksternal
KEKUATAN ( Strenghs )
1.      Sumber Daya Alam ( iklim, tanah, air ) mendukung untuk usahatani Kelapa
2.      Sumber daya Petani memiliki kemampuan tehnis usahatani komoditas kelapa
3.      Adanya Kelembagaan Petani
4.      Modal Kelompok Tersedia
5.      Produksi Tinggi

KELEMAHAN ( Weakness )
1.      Tenaga Kerja Mahal
2.      Pengetahuan petani tentang Pasca panen masih terbatas.
3.      Peranan Pemuda pada usahatani kurang
4.      Kualitas Produksi masih rendah
5.      Modal Kurang

PELUANG ( Opportunities)
1.      Adanya Kebijakan Pemerintah “ Mewujudkan Sistem Pertanian yang sehat, Mandiri, kompetitif dan Lestari.
2.      Peluang pasar local dan eksport masih terbuka
3.      Kemitraan terbuka
4.      Adanya Kredit Usaha Rakyat
5.      Tersedianya informasi tehnologi yang mendukung kegiatan usahatani kelapa

TANTANGAN ( Threathths )
1.      Fluktuasi harga sangat tinggi
2.      Perubahan iklim dan cuaca
3.      Alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman
4.      Serangan Hama Penyakit
5.      Adanya pemasok lain.


4.4.Matrik SWOT dalam rangka menentukan asumsi-asumsi strategi
IFAS




EFAS
Kekuatan (S)
ü  Sumber Daya Alam ( iklim, tanah, air ) mendukung untuk usahatani Kelapa
ü  Pengalaman Petani tehnis usahatani komoditas Kelapa.
ü  Adanya Kelembagaan Petani
ü  Adanya Modal Gapoktan
ü  Produksi Tinggi
Kelemahan (W)
ü  Tenaga Kerja Kurang
ü  Pengetahuan petani tentang Pasca panen masih terbatas.
ü  Peranan Pemuda pada usahatani Kelapa kurang
ü  Modal Usaha Kurang
ü  Mutu Produksi rendah
Peluang (O)
Memanfaatkan kekuatan untuk memanfaatkan Peluang
Meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan Peluang
üAdanya Kebijakan Pemerintah Mewujudkan Sistem Pertanian yang sehat, Mandiri, kompetitif dan Lestari.
üPermintaan pasar terhadap komodity Kelapa sangat tinggi.
üKemitraan terbuka
üAdanya Kredit Usaha Rakyat
üTersedianya informasi tehnologi yang mendukung kegiatan usahatani Kelapa 
ü  Meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam melalui dukungan Pemerintah.
ü  Meningkatkan Pengetahuan petani dalam budidaya Kelapa dalam rangka memanfaatkan peluang pasar.
ü  Memperkuat kelembagaan petani melalui kemitraan.
ü  Memperkuat Modal kelompok melalui kredit Usaha Rakyat.
ü  Meningkatkan produksi melalui pemanfaatan teknologi Informasi.
ü Memanfaatkan kebijakan pemerintah dalam rangka mengatasi kurangnya tenaga kerja.
ü Meningkatkan Pengetahuan Petani tentang penanganan pasca panen untuk memenuhi permintaan pasar yang sangat tinggi.
ü Meningkatkana peran pemuda tani untuk melakukan kemitraan
ü Menumbuhkan kelembagaan Pemuda Tani   guna Memanfaatkan kredit usaha rakyat
ü Memnfaatkan Teknologi Informasi dalam rangka memperbaiki mutu produksi.
Ancaman (T)
Memanfaatkan kekuatan untuk Mengurangi ancaman
Meminimalkan Kelemahan untuk mengurangi ancaman
ü Fluktuasi harga sangat tinggi
ü Perubahan iklim dan cuaca
ü Alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman
ü Serangan Hama Penyakit
ü Adanya pemasok lain
ü  Optimalisasi sumber daya alam untuk mengatasi fluktuasi harga.
ü  Meningkatkan pengetahuan teknis usaha tani dalam rangka mengatasi perubahan iklim.
ü  Memperkuat kelembagaan petani guna mengatasi alih funsi lahan..
ü  Memperkuat modal usaha gapoktan dalam rangka mengatasi serangan hama penyakit.
ü  Memperbaiki mutu produksi guna mengurangi adanya pemasok dari luar.
ü Memperbaiki kualitas tenaga kerja guna mengatasi fluktuasi harga.
ü Meningkatkan Pengetahuan petani tentang penanganan pasca panen guna mengatasi perubahan iklim dan cuaca.
ü Meningkatkan peranan pemuda dalam rangka menghindari alih fungsi lahan.
ü Memperkuat modal guna mengatasi serangan hama penyakit
ü Memperbaiki motu produksi guna mengurangi adanya pemasok dari luar.




4.5. Penentuan Faktor Kunci Keberhasilan ( FKK ) Penyuluhan Pertanian di Desa Siokona
Strategi Faktor Internal
Visi
Misi
Nilai
Skor
Prioritas
1
2
3
4
T
S
E
(  S0  )
ü Meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam melalui dukungan Pemerintah.
ü Meningkatkan Pengetahuan petani dalam budidaya Kelapa dalam rangka memanfaatkan peluang pasar.
ü Memperkuat kelembagaan petani melalui kemitraan.
ü Memperkuat Modal kelompok melalui kredit Usaha Rakyat.
ü Meningkatkan produksi melalui pemanfaatan teknologi Informasi

4


3


4

4

3

4


2


3

3

3

4


2


3

4

3

3


3


4

3

3

4


3


3

4

2

3


3


3

2

3

4


3


3

3

3

3


3


3

3

3

36


27


33

32

29

II


X


IX

III

XIV
(  WO )
ü  Memanfaatkan kebijakan pemerintah dalam rangka mengatasi kurangnya tenaga kerja.
ü  Meningkatkan Pengetahuan Petani tentang penanganan pasca panen untuk memenuhi permintaan pasar yang sangat tinggi
ü  Meningkatkana peran pemuda tani untuk melakukan kemitraan
ü  Menumbuhkan kelembagaan Pemuda Tani   guna Memanfaatkan kredit usaha rakyat
ü  Memnfaatkan Teknologi Informasi dalam rangka memperbaiki mutu produksi.

3


3



2

3

3

3


4



3

4


3

4


3



4

3

3

3


4



4

4

4

4


3



3

5

3

3


5



4

3

3

4


3



3

4

3

5


3



3

3

3

29


29



27

29

25

VI


VII



XI

VIII

XVIII
















4.6.Faktor Eksternal

Variable
Visi
Misi
Nilai
Skor
Prioritas
1
2
3
4
T
S
E

ü Optimalisasi sumber daya alam untuk mengatasi fluktuasi harga.
ü Meningkatkan pengetahuan teknis usaha tani dalam rangka mengatasi perubahan iklim.
ü Memperkuat kelembagaan petani guna mengatasi alih funsi lahan..
ü Memperkuat modal usaha gapoktan dalam rangka mengatasi serangan hama penyakit.
ü Memperbaiki mutu produksi guna mengurangi adanya pemasok dari luar.

4

2


4

3


3

3

2


3

3


3

3

3


3

2


3

3

3


4

3


3

3

3


3

2


4

3

3


3

3


3

3

3


3

2


3

3

2


3

3


3

31

26


32

27


31

V

XV


IV

XII


XVI

ü  Memanfaatkan kebijakan pemerintah dalam rangka mengatasi kurangnya tenaga kerja.
ü  Meningkatkan Pengetahuan Petani tentang penanganan pasca panen untuk memenuhi permintaan pasar yang sangat tinggi.
ü  Meningkatkana peran pemuda tani untuk melakukan kemitraan
ü  Menumbuhkan kelembagaan Pemuda Tani   guna Memanfaatkan kredit usaha rakyat
ü  Memnfaatkan Teknologi Informasi dalam rangka memperbaiki mutu produksi.

2


3



3

3


3

3


4



2

2


2

3


3



3

3


2

2


3



2

3


2

2


4



2

3


2

3


4



2

2


2

2


4



3

3


3

3


3



3

3


2

25


34



26

27


24

XIX


I



XVII

XIII


XX


4.7.   Perumusan Faktor Kunci Keberhasilan (FKK)
1.      Meningkatkan Pengetahuan Petani tentang penanganan pasca panen untuk memenuhi permintaan pasar yang sangat tinggi.
2.      Meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam melalui dukungan Pemerintah
3.      Memperkuat Modal kelompok melalui kredit Usaha Rakyat
4.      Memperkuat modal usaha gapoktan dalam rangka mengatasi serangan hama penyakit.
5.      Meningkatkan pengetahuan teknis usaha tani dalam rangka mengatasi perubahan iklim.
6.      Memanfaatkan kebijakan pemerintah dalam rangka mengatasi kurangnya tenaga kerja.
7.      Meningkatkan Pengetahuan Petani tentang penanganan pasca panen untuk memenuhi permintaan pasar yang sangat tinggi
8.      Menumbuhkan kelembagaan Pemuda Tani   guna Memanfaatkan kredit usaha rakyat
9.      Memperkuat kelembagaan petani melalui kemitraan.
10.  Meningkatkan Pengetahuan petani Kelapa dalam rangka memanfaatkan peluang pasar.

5.      Perumusan Keadaan, Tujuan Dan Masalah
5.1.Perumusan Keadaan
1.      Petani belum melakukan penanganan pasca panen sesuai sesuai permintaan pasar.
2.      Petani belum memamnfaatkan sumber daya alam sesuai dengan dukungan pemerintah
3.      Petani belum memanfaatkan kredit usaha rakyat untuk memperkuat modal
4.      Belum kuatnya pemanfaatan modal gapoktan untuk mengatasi serangan hama penyakit
5.      Petani belum mampu mengatasi perubahan iklim.
6.      Petani belum memanfaatkan kebijakan pemerintah dalam rangka mengatasi kurangnya tenaga kerja
7.      Petani belum melakukan penanganan pasca panen yang baik dalam memenuhu permintaan pasar yang sangat tinggi
8.      Berlum terbentuknya organisasi pemuda guba memanfaatkan kredit usaha rakyat
9.      Belum adanya kemitraan antara pengusaha dan kelembagaan petani
10.  Petani belum memanfaatkan peluang pasar
5.2.Penetapan Tujuan
                         
1.      Meningkatkan Pengetahuan Petani tentang penanganan pasca panen untuk memenuhi permintaan pasar yang sangat tinggi.
2.      Meningkatkan pemanfaatan sumber daya alam melalui dukungan Pemerintah
3.      Memperkuat Modal kelompok melalui kredit Usaha Rakyat
4.      Memperkuat modal usaha gapoktan dalam rangka mengatasi serangan hama penyakit.
5.      Meningkatkan pengetahuan teknis usaha tani dalam rangka mengatasi perubahan iklim.
6.      Memanfaatkan kebijakan pemerintah dalam rangka mengatasi kurangnya tenaga kerja.
7.      Meningkatkan Pengetahuan Petani tentang penanganan pasca panen untuk memenuhi permintaan pasar yang sangat tinggi
8.      Menumbuhkan kelembagaan Pemuda Tani   guna Memanfaatkan kredit usaha rakyat
9.      Memperkuat kelembagaan petani melalui kemitraan.
10.  Meningkatkan Pengetahuan petani Kelapa dalam rangka memanfaatkan peluang pasar.

11.   
5.3.Penetapan Masalah
1.      Pengetahuan Petani tentang teknik pengananan pasaca panen masih kurang.
2.      Pengetahuan petani dalam pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam masih rendah
3.      Lemahnya sistem Informasi lembaga permodalan dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat petani.
4.      Pengetahuan Gapoktan tentang teknologi pengendalian hama penyakit dan pemanfaatan modal dalam membantu anggota.
5.      Pengetahuan Petani dalam mengatasi perubahan iklim masih rendah.
6.      Masih lemahnya Informasi tentang kebijakan pemerintah untuk mengatasi kurangnya tenaga kerja.
7.      Pengetahuan Petani tentang teknologi pasca panen masih rendah sehingga belum mampu memenuhi permintaan pasar.
8.      Pengetahuan petani tentang manfaat organisasi pemuda tani dalam melakukan hubungan kelembagaan dengan lembaga keuangan masih rendah.
9.      Pengetahuan petani tentang manfaat kemitraan dalam agribisnis
10.  Pengetahuan petani tentang teknologi budidaya yang sesuai peluang pasar masih sangat kurang
















BAB IV
PENUTUP

1. Kesimpulan
Penyusunan Analisis Potensi Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian wilayah Desa Siokona Tahun 2017 dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
a.       Analisis potensi ini merupakan pedoman dan petunjuk arah dalam Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian.
b.      Sebagai pedoman dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian dan juga sebagai tolak ukur sejauh mana kegiatan penyuluh pertanian telah berjalan dan permasalahan apa saja yang dihadapi selama satu tahun anggaran dan mengevaluasi tahun yang akan datang.
2. Saran
Analisis potensi Wilayah ini telah disusun dengan segala kemampuan yang ada. Namun masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu diharapkan dari instansi terkait agar dapat mendukung demi terwujudnya Analsisis ini yang lebih sempurna.


1 komentar:

  1. TRIMAKASIH SENIOR ATAS ILMU YANG TELAH DIBAGIKAN SANGAT MEMBANTU SAYA PRIBADI SELAKU PENYULUH PERTANIAN LAPANGAN DALAM MENCARI REFERENSI2 TAMBAHAN

    BalasHapus