Minggu, 25 Desember 2016

MENYUSUN PROGRAMA PENYULUHAN PERTANIAN TINGKAT DESA. Oleh Darwin Rauf,S.ST



MENYUSUN PROGRAMA TINGKAT DESA.
Oleh Darwin Rauf,S.ST
BAB I.
                                                                    PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-undang nomor 16 tahun 2006 tentang system Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (SP3K) mengamanatkan bahwa programa penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan terdiri dari atas programa penyuluhan desa/kelurahan atau unit kerja lapangan, programa penyuluhan tingkat kecamatan atau BP3K, programa penyuluhan kabupaten, dan programa penyuluhan tingkatan lainnya.
 Sesuai Peraturan Menteri Pertanian Nomor :25/Permentan/OT.140/5/ 2014. Tanggal 13 Mei 2014, tentang Pedoman Penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan merupakan rencana yang disusun secara sistematis untuk memberikan arah  dan pedoman sebagai alat pengendali  pencapaian tujuan penyuluhan.  Programa Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan disusun setiap tahun memuat rencana tahunberikutnya dengan memperhatikan siklus anggaran pada masing – masing tingkatan dengan cakupan pengorganisasian, pengelolaan sumber daya sebagai pelaksanaan penyuluhan.
Penyelenggaraan  penyuluhan di tingkat BP3K Kecamatan Oba Tengah disesuaikan dengan kondisi, potensi dan kebutuhan sasaran. BP3K Kecamatan Oba Tengah memiliki 14 (empat belas) wilayah binaan yang meliputi  Desa Aketobatu, Desa Akedotilou, Desa Aketobololo, Desa Beringin Jaya, Kelurahan Akelamo, Desa Siokona, Desa Akesai, Desa Akeguraci, Desa Fanaha, Desa Togeme, Desa Yehu, Desa Lola, Desa Tauno, Desa Tadupi. Pencapaian pembangunan pertanian perikanan dan kehutanan senantiasa melibatkan peran aktif dalam proses perencanaan penyuluhan melalui musyawarah tingkat kecamatan. Dalam penyusunannya selalu memperhatikan keterpaduan dan kesinergian Programa Penyuluhan pada setiap tingkatan.
 Agar penyelenggaraan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan dapat berjalan secara strategis, produktif dan dapat menyelaraskan keterpaduan/dinas terkait, untuk itu perlu memiliki daya ungkit yang tinggi terhadap peningkatan produktivitas komoditas unggulan daerah dan pendapatan petani.
 Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan informasi mengenai keadaan, masalah dan alternative pemecahan masalah untuk mencapai tujuan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan lokalita, agar mampu merespon kebutuhan pelaku utama dan pelaku usaha dan untuk memberikan dukungan terhadap program Dinas/Instansi terkait.
 Guna menyediakan acuan bagi seluruh penyelenggaraan penyuluhan pertanian perikanan dan kehutanan sebagai dasar persamaan persepsi, gerak dan langkah dalam persiapan perencanaan dalam merancang bangun kegiatan penyuluahan, maka dipandang perlu untuk menerbitkan pedoman penyusunan Programa Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan (BP3K) Oba  Tengah Kota Tidore Kepulauan Tahun 2016.

B. Tujuan
Maksud dan tujuan disusunnya programa penyuluhan pertanian ini adalah  sebagai berikut :
  1. Menyediakan acuan dalam penyelenggaraan penyuluhaan pertanian bagi para penyelenggara penyuluh.
  2. Memberikan acuan bagi penyuluh pertanian dalam menyusun rencana kegiatan penyuluhan pertanian.
  3. Menyediakan bahan penyusunan perencanaan penyuluhan untuk disampaikan dalam forum musrenmbangtan tahun berikutnya.

C. Manfaat Programa Penyuluhan
Manfaat programa penyuluhan pertanian adalah untuk memberikan arah dan pedoman sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan.







BAB II
KEADAAN UMUM

A.   Deskripsi Umum Wilayah
1.    Letak Geografi dan Topografi
Kelurahan Akelamo, Kecamatan Oba Tengah, Kota Tidore Kepulauan memilikii luas wilayah 149 ha dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 386 jiwa dan perempuan sebanyak 381 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 225 KK.  Kelurahan Akelamo  terletak dibagian barat pulau halmahera dengan ketinggian tempat 0 – 500 meter dpl berbatasan dengan : 
*      Sebalah Utara berbatasan dengan    :  Wilayah Desa Aketobololo
*      Sebelah Selatan berbatasan dengan :  Wilayah Desa Siokona
*      Sebelah Timur berbatasan dengan    :  Hutan
*      Sebelah Barat berbatasan dengan     :  Laut Halmahera
Kelurahan Akelamo yang berjarak  ±0 km dari ibukota Kecamatan, jarak ke Ibu Kota Propinsi ±13 km dengan waktu tempuh ±30 menit dengan menggunakan sepeda motor, sedangkan jarak ke Ibu Kabupaten / Kota ±10 km dengan waktu tempuh ± 60 menit dengan menggunakan kapal Motor dan ±30 menit dengan menggunakan spitboat.
Sedangkan Desa Siokona, Kecamatan Oba Tengah, Kota Tidore Kepulauan memilikii luas wilayah 8,5 ha dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 204 jiwa dan perempuan sebanyak 179 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 107 KK.  Desa Siokona  terletak dibagian barat pulau halmahera dengan ketinggian tempat 0 – 500 meter dpl berbatasan dengan : 
*      Sebalah Utara berbatasan dengan    :  Wilayah Kelurahan Akelamo
*      Sebelah Selatan berbatasan dengan :  Wilayah Desa Akesai
*      Sebelah Timur berbatasan dengan    :  Hutan
*      Sebelah Barat berbatasan dengan     :  Laut Halmahera
Desa Siokona yang berjarak  ±1 km dari ibukota Kecamatan, jarak ke Ibu Kota Propinsi ±14 km dengan waktu tempuh ±30 menit dengan menggunakan sepeda motor, sedangkan jarak ke Ibu Kabupaten / Kota ±10 km dengan waktu tempuh ± 60 menit dengan menggunakan kapal Motor dan ±30 menit dengan menggunakan spitboat.


2. Karakteristik Iklim dan Lahan
Wilayah binaan Penyuluh Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona merupakan daerah pesisir pantai berangin lembab, yang dimanfaatkan untuk areal pemukiman sedangkan areal berbukit dan dataran rendah dimanfaatkan sebagai lahan pertanian, perkebunan, peternakan dan kehutanan dengan struktur tanah lempung berpasir  dengan tungkat keasaman berkisar 5 – 7 pH. dengan suhu antara 25oC – 40oC merupakan tipe iklim B1 (menurut Oldemen), Wilayah ini dipengaruhi oleh 2 musim yaitu : Musim hujan dan musim panas/ kemarau. Iklim di wilayah ini bervariasi dimana tergolong iklim basah, curah hujan pertahunnya rata-rata antara 199,02 mm pada tahun 2014, dan 254,7 mm pada tahun 2015 dengan rata-rata jumlah hari hujan antara 14 -20 hari hujan.  
Tabel 1  : Data curah hujan lima (5) tahun terakhir.  
No
Bulan
Tahun
2011
2012
2013
2014
2015
CH
HH
CH
HH
CH
HH
CH
HH
CH
HH
1.
Januari
321
20
280
24
240
18
125
16
135
9
2.
Pebruari
514
28
291,5
21
280
20
67
9
438,5
21
3.
Maret
516
26
270
19
260
19
90
14
62
6
4.
April
405
22
175
12
170
15
281
19
378
22
5.
Mei
156
18
180
16
160
13
194
17
238
19
6.
Juni
62
10
215
18
200
19
107,1
12
149
15
7.
Juli
33
4
80
8
110
10
240
16
229,5
22
8.
Agustus
102
14
75
5
60
8
30,1
11
360,5
26
9.
September
101
14
301,2
24
80
4
612
10
309,5
17
10
Oktober
226
10
89
2
244
19
38
11
265
12
11
Nopember
472
25
259
14
250
20
141
19
239
18
12
Desember
253
26
303,3
27
265
25
463
23
252
22

J u m l a h
3161
217
2519
190
2319
190
2388,2
177
3056
209

Rata-rata
263,4
18,08
209,92
15,83
193,3
15,833
199,02
14,8
254,7
17,42
Sumber : Data Kecamatan Oba Tengah 2015
Berdasarkan data curah hujan tersebut diatas, maka dapat dilakukan penanaman usahatani perkebunan dan pertanian dengan pola tanam palawija dan horti  yang didukung dengan sarana irigasi pedesaan.
B.  DATA PRODUKSI USAHA TANI
1.   Bidang Tanaman Pangan
Luas tanam, luas panen dan produksi tanaman pangan di wilayah binaan Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona Kecamatan Oba Tengah tahun  2016 dapat dilihat pada Tabel 2.



  Tabel 2. Luas Areal Tanaman Tanaman Jagung, Tanaman Ubi Kayu, Tanaman Ubi Jalar di  Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona Kecamatan Oba Tengah 2016
No
Desa/
Kelurahan
Jenis Tanaman
Tanaman Jagung
(Ha)
Produksi
(Ton)
Tanaman
Ubi Kayu
(Ha)
Produksi
(Ton)
Tanaman Ubi Jalar
(Ha)
Produksi
(Ton)
1
2
3
4
5
6
7
8
1
Akelamo
1
2
0,5
1
0,5
1
2
Siokona
0,5
1
0,5
1
0,5
1
 Sumber : Data Programa BP3K Kecamatan Oba Tengah 2016
          Dengan melihat tabel diatas maka dapat dijelaskan bahwa luas areal tanaman Tanaman Jagung di Kelurahan Akelamo adalah 1 ha dengan produksi 2 ton/ha,  komoditi Tanaman Ubi Kayu luas areal tanam 0,5 ha dengan produksi 1 ton/ha, sedangkan komoditi Tanaman Ubi Jalar luas areal tanam 0,5 ha dengan produksi 1 ton/ha. Sedangkan Desa Siokona luas areal tanaman Tanaman Jagung  adalah 0,5 ha dengan produksi 1 ton/ha,  komoditi Tanaman Ubi Kayu luas areal tanam 0,5 ha dengan produksi 1 ton/ha, sedangkan komoditi Tanaman Ubi Jalar luas areal tanam 0,5 ha dengan produksi 1 ton/ha. Dengan melihat luas areal tanam setiap komoditi yang ada pada tabel diatas maka perlu ditingkatkan lagi.
          Untuk tanaman hortikultura / sayuran yang diushakan  terdiri dari tanaman Tanaman Tomat, tanaman cabe keriting, tanaman kacang panjang, ketimun, kacang tanah. Adapun luas areal tanam tanaman tersebut dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini:
Tabel 3. Luas Areal Tanaman Sayuran di Kecamatan Oba Tengah
No
Nama Tanan Sayuran dan Buah-buahan
Luas (Ha)
Produksi/panen (kg)
Keterangan
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
Tanaman Tomat
Cabe Keriting
Kacang Panjang
Ketimun
Kacang Tanah
0,5
0,5
0,5
0,5
0,5



Jumlah
2,5


 Sumber : Data IPW Penyuluh 2016
          Dengan melihat tabel diatas maka dapat dijelaskan bahwa luas areal tanaman sayur-sayuran secara keseluruhan adalah 2,5 ha , dan jumlah produksi belum teridentifikasi. Diantara jenis komoditi yang ditanam, ada  komoditi yang dominan yaitu ; komoditi tanaman tomat dengan luas areal tanam 0,5 ha,  kacang tanah dengan luas tanam 0,5 ha, kacang panjang 0,5 ha, dan cabe keriting 0,5 ha.  Dengan melihat luas areal tanam setiap komoditi yang ada pada tabel diatas maka  perlu ditingkatkan lagi.
2. Bidang Peternakan
Adapun populasi dan produktifitas peternakan secara terperinci dapat di lihat pada tabel 4 dibawah ini.
 Tabel 4. Jumlah Ternak Besar di Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona Kecamatan Oba Tengah 2016
No
Desa/ Kelurahan
Jenis (ekor)
Jumlah
Jantan
Betina
1
2
3
4
5
1
Akelamo
12
60
72
2
Siokona
4
17
21
 Sumber : Data IPW Penyuluh 2016
Dari tabel diatas dapat di ketahui bahhwa populasi ternak besar di Kelurahan Akelamo sebanyak 72 ekor dan populasi ternak besar yang ada di Desa Siokona  Kecamatan Oba Tengah sebanyak 21 ekor. Sehingga cukup baik untuk dikembangkan.
Tabel 5. Jumlah Ternak Kecil  di Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona Kec. Oba Tengah 2016
No
Desa/ Kelurahan
Jenis (ekor)
Jumlah
Jantan
Betina
1
2
3
4
5
1
Akelamo
30
60
90
2
Siokona
12
32
44
Sumber : Data IPW Penyuluh 2016
Dari tabel diatas dapat di ketahui bahhwa populasi ternak kecil di Kelurahan Akelamo sebanyak 90 ekor dan populasi ternak kecil yang ada di Desa Siokona  Kecamatan Oba Tengah sebanyak 44 ekor. Sehingga cukup baik untuk dikembangkan.
Tabel 6. Jumlah Ternak Unggas di Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona Kec. Oba Tengah 2016
No
Desa/ Kelurahan
Jenis (ekor)
Jumlah
Jantan
Betina
1
2
3
4
5
1
Akelamo
260
420
680
2
Siokona
135
253
388
Sumber : Data IPW Penyuluh 2016
Dari tabel diatas dapat di ketahui bahhwa populasi ternak unggas di Kelurahan Akelamo sebanyak 680 ekor dan populasi ternak unggas yang ada di Desa Siokona  Kecamatan Oba Tengah sebanyak 388 ekor. Sehingga cukup baik untuk dikembangkan.
3. Bidang Perikanan
Adapun jenis tangkapan dan produktifitas perikanan secara terperinci dapat di lihat pada tabel 7 dibawah ini.
Tabel 7. Data jenis ikan hasi tangkapan  nelayan di Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona Kecamatan Oba Tengah tahun 2016
No
Komoditas
Jenis Tangkapan
Ikan Komo
Ikan Sorihi
Ikan Dolosi
1
Perikanan Laut
 Sumber : Data Primer 2016
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa komoditi perikanan dalam Wilayah Kecamatan Oba Tengah dibagi atas perikanan laut yang hasil tangkapannya berupa ikan pelagis yaitu : komo, sorihi dan dolosi.
4.  Bidang Perkebunan
 Data luas tanam, luas panen, komodias Perkebunan  disajikan pada tabel 8.
Tabel.8 Data luas tanam/panen, produktivitas  dan  jumlah  produksi komoditas Perkebunan  di Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona Kecamatan Oba Tengah 2016
No
Desa/ Kelurahan
Jenis Komoditi
Kelapa (ha)
Kakao (ha)
Cengkeh (ha)
Pala (ha)
1
Akelamo
30
4
5
8
2
Siokona
2,5
0,5
1
1
   Sumber  : Data BP3K Oba 2016
          Dengan melihat tabel diatas maka dapat dijelaskan bahwa Diantara jenis komoditi yang ditanam di Kelurahan Akelamo ada  komoditi yang dominan yaitu ; komoditi kelapa dengan luas tanam/panen 30 ha, komoditi kakao dengan  luas tanam/panen 4 ha, komoditi cengkeh dengan  luas tanam/panen 5 ha, komoditi pala dengan  luas tanam/panen 1 ha. Sedangkan di Desa Siokona komoditi yang dominan yaitu ; komoditi kelapa dengan luas tanam/panen 2,5 ha, komoditi kakao dengan  luas tanam/panen 0,5 ha, komoditi cengkeh dengan  luas tanam/panen 1 ha, komoditi pala dengan  luas tanam/panen 1 ha.  Dengan melihat luas areal tanam/panen setiap komoditi yang ada pada tabel diatas maka perlu ditingkatkan lagi, sehingga produksi panennya dapat lebih meningkat lagi.


Data luas areal tanaman buah-buahan, luas panen, produktivitas dan jumlah produksi komodias Perkebunan  di Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona disajikan pada tabel 9.
 Tabel 9. Luas Areal Tanaman Buah-buahan di Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona Kecamatan Oba Tengah 2016
No
Desa / Kelurahan
Jenis Buah-buahan
Pisang
(ha)
Sukun
(ha)
Jeruk
 (ha)
Rambutan (ha)
Durian
(ha)
1
2
3
4
5

6
1
Akelamo
8
-
5
1
1
2
Siokona
1
-
0,5
0,5
0,5
   Sumber  : Data IPW Penyuluh 2016
          Dengan melihat tabel diatas maka dapat dijelaskan bahwa Diantara jenis komoditi yang ditanam di Kelurahan Akelamo ada  komoditi yang dominan yaitu ; komoditi pisang dengan luas tanam 8 ha, Komoditi jeruk dengan luas tanam 5 ha, komoditi rambutan 1 ha, , disusul dengan komoditi durian dengan luas tanam 1 ha. Sedangkan di desa Siokona . komoditi yang dominan yaitu ; komoditi pisang dengan luas tanam 1 ha, Komoditi jeruk dengan luas tanam 0,5 ha, komoditi rambutan 0,5 ha, , disusul dengan komoditi durian dengan luas tanam 0,5 ha.
5. Bidang Kehutanan
           Komoditi kehutanan di Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona Kecamatan Oba Tengah diperbanyak melalui kegiatan KBR, jenis tanaman yang diperbanyak antara lain tanaman Mahoni, Jati, Super, Binuang dan Samama. Adapun luas kawasan hutan secara terperinci dapat di lihat pada tabel 10 dibawah ini.
Tabel 10. Luas areal tanam komoditi kehutanan di Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona Kec.Oba Tengah
No
Desa/
Kelurahan
Jenis Kayu
Jumlah Pohon
Mahoni (ha)
Jati Super (ha)
Binuang (ha)
Samama (ha)
1
Akelamo
1
-
-
-
2.500
2
Siokona
-
-
-
-
-
Sumber data : Dinas Pertanian dan Kehutanan 2016
 Dengan melihat tabel diatas maka dapat dijelaskan bahwa Diantara jenis komoditi kayu yang ditanam di Kelurahan Akelamo ada  komoditi yang dominan yaitu ; komoditi kayu mahoni dengan luas tanam 1 ha, dengan jumlah pohon sebanyak 2.500 pohon. Sedangkan di Desa Siokona belum ada.


C.     KEBIJAKAN PEMERINTAH DI BIDANG PENYULUHAN.
Dalam upaya pemenuhan kebutuhan pokok khususnya pangan perlu memperhitungkan jumlah penduduk dengan produksi yang dihasilkan melalui kemampuan penerapan teknologi. Ada beberapa program pemerintah yang telah di lakukan di Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona Kecamatan Oba Tengah beberapa tahun terahir yaitu :
1. PTT Tanaman Jagung          
                2. Bantuan Bibit Ternak Sapi Bali               
          3. Perikanan Laut
          4. P2BN (Demplot dan Demfarm)                      
                5. KBR dan Gerhan
D.  SUMBER DAYA MANUSIA ( SDM )
1.   Data Penduduk
Jumlah penduduk di wilayah binaan di Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona Kecamatan Oba Tengah sampai dengan tahun 2016 disajikan pada Tabel 11.
Tabel 11.  Data Penyebaran Penduduk di Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona Kecamatan Oba Tengah   Tahun 2016.
No
Desa/ Kelurahan
Jenis Kelamin
Keterangan
Pria
Wanita
Jumlah
1
2
3
4
5
6
1
Akelamo
386
381
767
KK 225
2
Siokona
204
179
383
KK 107
 Sumber : Data Sekunder Desa 2016           
Melihat tabel diatas menunjukan bahwa penduduk di Kelurahan Akelamo berjumlah 767 jiwa yang terdiri dari penduduk laki – laki sebanyak 386 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 381 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 225 KK, yang dominan berjenis kelamin pria, hal ini menjadi salah satu potensi dalam pelaksanaan kegaiatan usaha tani karena tenaga kerja pria lebih banyak dan cenderung bergerak di sector pertanian dan perikanan. Sedangkan di Desa Siokona menunjukan bahwa penduduk berjumlah 383 jiwa yang terdiri dari penduduk laki – laki sebanyak 204 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 179 jiwa dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 107 KK, yang dominan berjenis kelamin pria, hal ini menjadi salah satu potensi dalam pelaksanaan kegaiatan usaha tani karena tenaga kerja pria lebih banyak dan cenderung bergerak di sector pertanian dan perikanan.

2, Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur.
 Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur di wilayah binaan di Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona  Kecamtan Oba Tengah, pada usia produktif yaitu umur 20 Tahun s/d 60 Tahun.dapat dilihat pada Tabel 12 dibawah ini.
Tabel 12.  Jumlah Penduduk Menurut Umur Wilayah binaan di Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona Kecamtan Oba Tengah 2016
No
Desa/ Kelurahan
0-20
21-40
41-60
< 60
1
Akelamo
258
336
125
48
2
Siokona
110
164
82
27
Sumber :  Data Monografi Kecamatan Oba Tengah Tahun 2016
3. Jumlah Penduduk Menurut Pendidikan.
Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan yang ada di wilayah binaan di Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona Kecamatan Oba Tengah dapat dilihat pada Tabel 13. 
Tabel 13.  Data Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona Kec. Oba Tengah

No

Desa/ Kelurahan
Jumlah Penduduk (Jiwa)
Belum/tidak/putus sekolah SD
Tamat SD dan sederajat
Tamat SLTP sederajat
Tamat SLTA sederajat
Tamat perguruan tinggi
1
Akelamo
120
180
320
125
22
2
Siokona
98
124
86
68
7
Sumber Data : Programa BP3K Oba 2016
4.   Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian.
Tabel 14. Jumlah Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona Kecamatan Oba Tengah
No
Desa/ Kelurahan
Kelasifikasi Lapangan Kerja
Jlh
Petani
Nelayan
PNS
TNI /POLRI
Swasta
Lain-lain
1
2
4
5
6
7
8
9
10
1
Akelamo
60
30
12
4
22
82

2
Siokona
15
10
-
-
6
25

Sumber Data Kecamatan Oba Tengah 2016
5. Kelembagaan petani 
          Kelembagaan petani yang ada terdiri dari Gapoktan / Kelompoktani yang tersebar di Kelurahan Akelamo 1 (Satu) Gapoktan. Sedangkan di Desa Siokona belum terbentuk Gapoktan. Untuk lebih jelasnya data kelembagaan petani  dapat di lihat pada tabel  15 dibawah ini.





Tabel 15 : Data Kelembagaan Petani di Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona Kecamatan  Oba Tengah 2016
No
Desa/ Kelurahan
Jenis Kelompok dan Jumlah Kelompok Tani
Pertanian
Peternakan
Perikanan
Kehutanan
Jumlah
1
2
3
4
5
6
7
1
Akelamo
2
2
1
1
6
1.
Siokona
-
1
-
-
1
Sumber : Data Programa BP3K Oba Tengah 2016
`Dari tabel tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa sampai dengan akhir tahun 2016 kelembagaan petani yang ada di Kelurahan Akelamo Kecamatan Oba Tengah sebanyak 6 kelompoktani. Sedangkan di Desa Siokona sebanyak 1 kelompok tani ternak.
6. Data Kelompok Tani, Gapoktan.
Wilayah binaan di Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona dengan jumlah kelompoktani sebanyak 8 kelompok tani serta klasifikasi kelas kelompok. Secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16.Jumlah Kelompok Tani  dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona Kecamatan  Oba Tengah
No

Jenis Kelompok Tani
Jumlah Kelompok dan Klasifikasinya
Pemula
Lanjut
Utama
Madya
1
Pertanian
1
1
-
-
2
Peternakan
3
-
-
-
3
Perikanan
1
-
-
-
4
Kehutanan
1
-
-
-
Jumlah
6
1
-
-
Sumber :  BP3K Kecamatan Oba Tengah Tahun 2016
7. Ketenagaan Penyuluh
          Tenaga Penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan yang ada di Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona Kecamatan Oba Tengah dan melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai penyuluh  sebanyak 4 orang,  dengan rincian menurut wilayah binaan masing masing. Tenaga Penyuluh Pertanian sebanyak 1 orang, tenaga Penyuluh Peternakan sebanyak 1 orang  Penyuluh Kehutanan sebanyak 1 orang dan Penyuluh Perikanan sebanayak 1 orang
E. PENUNJANG  PENYULUHAN
1.   Kelembagaan Penunjang
Kelembagaan penunjang adalah Dinas terkait dan lembaga lain yang dapat menunjang kegiatan penyuluhan dapat di lihat pada tabel  17 di bawah ini :


       Tabel 17: Data kelembagaan Penunjang.di Wilayah binaan Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona  Kecamatan Oba Tengah
No
Desa/ Kelurahan
Koperasi/KUD
Kios Saprodi
BRI
UPT Dinas
RPH
Pasar
Jlh
1.
Akelamo
1
-
-
-
-
-
-
2
Siokona
-
-
-
-
-
-
-
 Sumber  :  Data Programa BP3K Oba 2016
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa kelembagaan penunjang kegiatan penyuluhan yang ada di Kelurahan Akelamo Kecamatan Oba Tengah yang dominan adalah kelembagaan koperasi. Sedangkan di Desa Siokona kelembagaan penunjang belum ada.
2.   Sarana / Fasilitas Usahatani.
Fasilitas usahatani yang ada di Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona Kecamatan Oba Tengah Tahun 2016, disajikan secara terinci pada Tabel 18
Tabel 18.  Data Fasilitas  Usahatani  yang  ada  di Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona Kecamatan Oba Tengah Tahun 2016
No
Jenis Fasilitas
Jumlah Unit
Keterangan
1
Hand Traktor
1
Baik
2
Traktor Besar
-
Belum ada
3
Hand Sprayer
8
Baik
4
Cangkul
60
Baik
Sumber : Data Programa BP3K Kecamatan Oba Tengah 2016
Fasilitas penunjang yang ada sekarang ini masih di anggap belum mencukupi kebutuhan usaha tani. Untuk memenuhi kekurangan sarana/ fasilitas usaha tani ini maka dipandang perlu sarana atau fasilitas berupa Traktor besar perlu diupayakan pengadaan demi untuk menunjang kebutuhan usaha tani.
3.   Administrasi Pemerintahan
Wilayah binaan di Kelurahan Akelamo Kecamatan Oba Tengah terdiri dari 1 (satu) unit  Kantor Kelurahan yang dilengkapi dengan berbagai bidang Staf kelurahan. Sedangkan Desa Siokona  Kecamatan Oba Tengah terdiri dari 1 (satu) unit Kantor Desa yang dilengkapi dengan berbagai bidang staf Desa mulai dari perangkat RT, RW. LMD, BPD. Dan lain-lainnya.







F. MENETAPKAN FAKTOR PENENTU
1.   Impact Point Teknis
Hasil identifikasi faktor penentu (impact point) Teknis wilayah binaan di Kelurahan Akelamo dan Siokona Kecamatan  Oba Tengah  dapat dilihat pada Tabel 19 berikut ini.
Tabel 19.  Impact Point Teknis wilayah binaan Di Kelurahan Akelamo dan desa Siokona  Kecamatan Oba Tengah
No
Jenis Komoditi
                  Impact Point
Tingkat Penerapan(%)
1

Tanaman Jagung

1.     Pengendalian PHT
2.     Panen dan pasca panen
3.     Manfaat pupuk
30%
40 %
40%

2


Tanaman Ubi Kayu
1.     Pengolahan Hasil
2.     Pengendalian PHT
3.     Pemupukan berimbang
40%
40%
45%

3


Tanaman Tomat

1.     Pengendalian PHT
2.     Pemupukan Organik
3.     Pola tanam
45%
45%
45%

4


cabe

1.     Pengenalan HAPEN
2.     Pengendalian HAPEN
3.     Pemupukan Berimbang
50%
45%
40%

5


Bawang Merah

1.     Pengolahan Tanah
2.     Pengunaan Pupuk
3.     Pengendalian HAPEN
15%
15%
15%

6


Kacang Tanah

1.     Pemnfaatan pupuk
2.     Pengendalian HAPEN
3.     Teknik Budidaya
45%
45%
30%

7


Jeruk Manis

1.     Pola Tanam
2.     Pengendalian HAPPEN
3.     Pupuk berimbang
15%
15%
15%

8


Kelapa

1.     Pengenalan HAPEN
2.     Pemelihan bibit
3.     Penggunaan pupuk
35%
25%
30%

9


Kakao

1.     Pengedalian PHT
2.     Pola tanam
3.     Syarat Tumbuh
45%
40%
40%

10

Pala

1.     Penerapan tehnologi
2.     Pengendalian PHT
3.     Pemelihan Bibit unggul
50%
40%
40%

11


Ternak Sapi

1.     Pemanfatan limbah
2.     Manfaat Kandang
3.     Penyakit Brucelosis
35%
45%
30%

12

Ternak Unggas
1.     Vaksinasi
2.     Kebersihan Kandang
45%
25%

13


Ternak Kambing

1.     Pemberian pakan
2.     Pengendalian penyakit
3.     Perkandangan
50%
45%
40%

14

Hutan
1.     Konservasi Hutan
2.     Budidaya Tanaman Jati
45%
20%
15
Perikanan Laut
1.       Penanganan Hasil Tangkap
2.       Pengolahan Hasil Tangkap
25%
25%





Sumber ; Data Olahan Impac Poin 2016



2. Impact Point Sosial dan Ekonomi
          Hasil identifikasi faktor penentu (impact point) sosial dan ekonomi wilayah binaan di Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona Kecamatan Oba Tengah Tengah  dapat dilihat pada Tabel 20 berikut ini.
Tabel 20.  Impact Point Sosial dan Ekonomi wilayah binaan di Kelurahan Akelamo dan Desa Siokona Kecamatan Oba Tengah
No
Uraian
Impact Point
Tingkat.
Penerapan (%)
1
Sosial
1.    Sistem pertanggungjawaban Pengurus Kelompok.
2.    Kerja sama antar kelompok
3.    Ketaatan anggota terhadap rencana kegiatan.
4.    Kemampuan mencari informasi
5.    Adminitrasi kelompok
6.    Kemitraan dengan lembaga lain
25,5

30,2
30.4
40.3
35,5
25.4
2
Ekonomi
1.  Pemupukan modal kelompok
35,5
Sumber : Data Hasil Olahan Impac Poin 2016





















BAB III
T U J U A N

A. ASPEK TEKNIS ( PERILAKU)
1.TANAMAN PANGAN
Tanaman Tanaman Jagung
Ø Peningkatan pengendalian hama dan penyakit pada tanaman Tanaman Jagung dari 45% menjadi 50%
Ø Meningkatkan pengetahuan petani dalam penanganan pasca panen dari 45% menjadi 50%
Ø Meningkatkan Pengetahuan petani tentang manfaat dan keguanaan pupuk dari 40% menjadi 45%
Tanaman Tanaman Ubi Kayu
Ø Meningkatkan keterampilan petani dalam pengolahan hasil dari 35% menjadi 40%
Ø Meningkatkan pengendalian hama secara alami dari dari 35% menjadi 40%
Ø Meningkatkan pengetahuan petani tentang pemupukan berimbang dari 40% menjadi 45%
Tanaman Tanaman Ubi Jalar
Ø Meningkatkan keterampilan petani dalam pengendalian hama penyakit dari 30 % menjadi 35%
Ø Meningkatkan keterampilan penangan pasca panen dari 30% menjadi 35%
Ø Penerapan cara pemupukan berimbang sesuai anjuran dari 30% menjadi 35%
2.  HORTIKULTURA
Tanaman Tanaman Tomat
Ø Meningkatkan keterampilan petani dalam pengendalian hama penyakit dari 45% menjadi 50%
Ø Meningkatkan pengetahuan petani tentang penggunaan pupuk organik dari 45% menjadi 50%
Ø Menerapakan pola tanam yang sesuai anjuran dari 45% menjadi 50%
Tanaman Cabai Keriting
Ø Meningkatkan pengetahuan petani tentang pengenalan hama penyakit dari 50% menjadi 55%
Ø Meningkatkan keterampilan petani tentang pengendalian hama terpadu dari 45% menjadi 50%
Ø Melakukan pemupukan berimbang pada tanaman cabe  yang sesuai anjuran dari 40% menjadi 45%
Tanaman Kacang Panjang
Ø Meningkatkan Pengetahuan petani tentang peknik pengolahan tanah dari 15% menjadi 20%
Ø Meningkathan pengetahuan petani tentang pemupukan berimbang dari 155 menjadi 20%
Ø Meningkatkan ketrampilan petani tentang cara pengendalian Hama penyakit dari 15% menjadi 20%
Tanaman Ketimun
Ø Meningkatkan Pengetahuan petani tentang peknik pengolahan tanah dari 15% menjadi 20%
Ø Meningkathan pengetahuan petani tentang pemupukan berimbang dari 155 menjadi 20%
Ø Meningkatkan ketrampilan petani tentang cara pengendalian Hama penyakit dari 15% menjadi 20%
Tanaman Kacang Tanah
Ø Meningkatkan keterampilan petani tentang keguanaan pupuk dari 45% menjadi 50%
Ø Meningkatkan pengetahuan petani tentang pengendalian hama terpadu dari 45% menjadi 50%
Ø Meningkatkan ketrampilan petani tentang teknik budidaya dari 30% menjadi 35%
3. PERKEBUNAN  
Tanaman Kelapa
Ø Meningkatkan keterampilan petani dalam pembuatan bakteri pengengendalian hama saxava dari 35% menjadi 40%
Ø Meningkatkan ketrampilan petani tentang pemelihan bibit unggul dari 255 menjadi 30%
Ø Melakukan pemupukan berimbang dari 30% menjadi 35%
Tanaman Kakao
Ø Meningkatkan keterampilan petani dalam pengendalian hama dari 45% menjadi 50%
Ø Menerapkan pola tanam yang sesuai anjuran dari 40% menjadi 45%
Ø Meningkatkan pengetahuan petani tentang syarat tumbuh yang baik pada tanaman kakao dari 40% menjadi 45%
Tanaman Cengkeh
Ø Menerapkan tehnologi baru pada tanaman pala dalam meningkatkan produksi dari 50% menjadi 55%
Ø Meningkatkan keterampilan petani dalam penanggulangan Hama penyakit Gugur Buah Muda  dari 40% menjadi 45%
Ø Meningkatkan ketrampilan petani tentang pemilihan bibit unggul dari 40% menjadi 45%
Tanaman Pala
Ø Menerapkan tehnologi baru pada tanaman pala dalam meningkatkan produksi dari 50% menjadi 55%
Ø Meningkatkan keterampilan petani dalam penanggulangan Hama penyakit Gugur Buah Muda  dari 40% menjadi 45%
Ø Meningkatkan ketrampilan petani tentang pemilihan bibit unggul dari 40% menjadi 45%
4.  PETERNAKAN
Ternak Sapi
Ø Meningkatkan pengetahuan tentang pemanfatan limbah pertanian sebagai pakan ternak dari 25% menjadi 30%
Ø Meningkatkan pengetahuan tentang pemanfaatan limbah ternak sebagai pupuk organik dari 25% menjadi 30%
Ø Meningkatkan pengetahuan peternak tentang manfaat dan kegunaan kandang pada Ternak Sapi dari 25% menjadi 30%
Ø Meningkatkan pengetahuan peternak tentang penyakit Brucelosis dari 30% menjadi 35%
Ø Meningkatkan pengetahuan peternak tentang cara penggemukan Ternak Sapi dari 25% menjadi 35%
Ternak Unggas
Ø Meningkatkan pengetahuan peternak tentang pencegahan penyakit ND/Tetelo yang baik dari 25% menjadi 30%
Ø Meningkatkan pengetahuan peternak tentang pembuatan mesin penetas dan pengelolaannya dari 25% menjadi 30%
Ø Meningkatkan pengetahuan peternak tentang pembuatan kandang ayam sistem litter dan batterey dari 25% menjadi 30%
Ø Meningkatkan pengetahuan peternak tentang cara beternak ayam buras yang baik dari 30% menjadi 40%
Ø Meningkatkan pengetahuan peternak tentang kebersihan kandang dari 30% menjadi 35%
Ø Meningkatkan pengetahuan peternak tentang cara membuat induk buatan dari 30% menjadi 40%
Ternak Kambing
Ø Meningkatkan Pengetahuan peternak dalam pemberian pakan yang sehat dari 30% menjadi 35%
Ø Meningkatkan pengetahuan peternak terntang penyakit scabies dari 35% menjadi 40%
Ø Meningkatkan pengetahuan peternak tentang cara beternak Kambing yang baik dari 30% menjadi 40%
Ø Menerapk4an sistem perkandangan dari 40% menjadi 45%
5.  KEHUTANAN
Hutan Lindung
Ø Meningkatkan pengetahuan petani  tentang fungsi Hutan Mangrove dari 40% menjadi 45%
Ø Meningkatkan pengetahuan petani tentang pentingnya kawasan hutan lindung  dari 35% menjadi 40%
Ø Meningkatkan ketrampilan petani tentang perawatan kayu jati dari 20% menjadi 25%
6. PERIKANAN
Perikanan Laut
Ø Meningkatkan ketrampilan nelayan tentang pengendaliah hasil tangkap dari 25% menjadi 30%
Ø Meningkatkan ketrampilan nelayan tentang pengolahan hasil tangkap dari 25% menjadi 30%
B.  ASPEK SOSIAL
Ø Membangun hubungan dengan instansi terkait dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan pelaku utama dan pelaku usaha


C. ASPEK EKONOMI
Ø Memperkuat kelembagaan kelompoktani untuk mengarahkan kearah agribisnis dalam menopang kemandirian kelompok
Ø Kemampuan kelompoktani-nelayan dalam pemupukan modal kelompok atau perorangan baru dilakukan oleh petani masih kurang

D. ASPEK TEKNIS (NON PERILAKU)

1. TANAMAN PANGAN
Tanaman Jagung
Ø Membuka Akses Pasar Keluar daerah
Ø Pengadaan Sarana pengolahan hasil
Ø Pengembangan Home industri pengolahan Hasil
Tanaman Ubi Kayu
Ø Membuka Akses Pasar Keluar daerah
Ø Pengadaan Sarana pengolahan hasil
Ø Pengembangan Home industri pengolahan Hasil
Tanaman Ubi Jalar
Ø Membuka Akses Pasar Keluar daerah
Ø Pengadaan Sarana pengolahan hasil
Ø Pengembangan Home industri pengolahan Hasil
2. TANAMAN HORTIKULTURA
Tanaman Tomat       
Ø Pengadaaan sarana produksi
Ø Pengendalian harga
Ø Pengembangan Home industri pengolahan Hasil
Cabe Keriting
Ø Pengadaan sarana Produksi
Ø Pengembangan Home Industri
Ø Pengendalian harga
Kacang Panjang
Ø Pengadaan Sarana Produkasi
Ø Pengendalian harga
Ketimun
Ø  Pengadaan Benih Bersertifikasi
Ø  Pengendalian harga
Kacang Tanah.
Ø  Pengadaan Benih Bersertifikasi
Ø Pengendalian harga
3. TANAMAN PERKEBUNAN
Tanaman Kelapa
Ø Pengendalian harga
Ø Pengembangan industri
Tanaman Kakao
Ø Membuka akses pasar ke luar daerah
Ø Mengadakan latihan pengolahan hasil
Tanaman Cengkeh
Ø Pengendalian harga
Ø Pengembangan industri
Tanaman Pala
Ø Mengadakan pelatihan pengolahan hasil guna menambah nilai ekonomis
Ø Pengendalian harga
4. PETERNAKAN
Ternak Sapi
Ø  Peremajaan ternak
Ø  Pengadaan sarana Vaksinasi
Ø  Penggemukan Ternak Sapi
Ø  Sanitasi Kandang Ternak Sapi
Ø  Pemanfaatan limbah Ternak Sapi
Ø  Pengobatan Ternak Sapi
Ternak Ternak Unggas
Ø  Pembuatan kandang sistem Litter
Ø  Pembuatan kandang sistem Batterey
Ø  Pembuatan mesin Penetas
Ø  Pembuatan induk buatan
Ø  Sanitasi kandang ayam
Ø  Pengobatan ternak Ternak Unggas
Ternak Ternak Kambing
Ø  Pembuatan kandang Ternak Kambing yang baik
Ø  Pengadaan Obat-obatan scabies pada ternak Ternak Kambing
Ø  Sanitasi Kandang Ternak Kambing
Ø  Pemanfaatan limbah ternak Ternak Kambing
Ø  Pengobatan ternak Ternak Kambing
5. KEHUTANAN
Ø  Rehabilitasi hutan
6. PERIKANAN
Perikanan Laut
Ø  Pengadaan Sarana dan Prasarana
Ø  Membuka akses pasar ke luar daerah
E. ASPEK SOSIAL
Ø  Agar kesadaran petani terhadap kelompok tani meningkat
F. ASPEK EKONOMI
Ø  Petani dapat mengakses informasi pasar
Ø  Petani dapat membina kerja sama dengan pelaku usaha





















BAB IV
M A S  A  L A H
A.   ASPEK TEKNIS ( MASALAH PERILAKU )
1.  TANAMAN PANGAN
Tanaman Tanaman Jagung
Ø  Baru 45% petani yang terampil pengendalian hama dan penyakit
Ø  Baru 45% petani yang terampil dalam penanganan pasca panen
Ø  Baru 45% petani yang mengetahui tentang manfaat dan kegunaan pupuk
Tanaman Tanaman Ubi Kayu
Ø  Baru 45% petani yang terampil dalam pengolahan hasil
Ø  Baru 35% petani yang mau mengendalikan hama secara alami
Ø  Baru 40% petani yang mengetahui tentang pemupukan berimbang
Tanaman Tanaman Ubi Jalar
Ø  Baru 30% petani yang keterampilan dalam pengendalian hama
Ø  Baru 30% petani yang terampil dalam penanganan hasil panen 
Ø  Baru 30% petani yang mengetahui cara penggunaan pupuk sesuai anjuran
2.  HORTIKULTURA
Tanaman Tanaman Tomat
Ø  Baru 45% petani yang keterampil dalam pengendalian hama penyakit
Ø  Baru 45% petani yang mengetahui tentang manfaat penggunaan pupuk organik
Ø  Baru 45% petani yang mau menerapakan pola tanam sesuai anjuran
Tanaman Cabe Keriting
Ø  Baru 50% petani yang mengetahui tentang hama penyakit pada tanaman cabe
Ø  Baru 45% petani yang terampilan petani tentang pengendalian hama terpadu
Ø  Baru 35% petani yang mau melaksanakan pemupukan berimbang yang sesuai anjuran
Tanaman Kacang Panjang
Ø  Baru 15% petani mengetahui tentang teknik pengolahan tanah yang baik
Ø  Baru 15% petani mengetaahui tentang pemupukan berimbang
Ø  Baru 15% petani mengetahui tentang pengendalian hama penyakit

Tanaman Ketimun
Ø  Baru 15% petani mengetahui tentang teknik pengolahan tanah yang baik
Ø  Baru 15% petani mengetaahui tentang pemupukan berimbang
Ø  Baru 15% petani mengetahui tentang pengendalian hama penyakit
Tanaman Kacang Tanah
Ø  Baru 45% petani yang terampil dalam pembuatan pupuk organik
Ø  Baru 45% petani yang mengetahui tentang pengendalian hama terpadu secara benar
3. PERKEBUNAN  
Tanaman Kelapa
Ø  Baru 55% petani yang mengetahuan tentang hama penyakit PHT
Ø  Baru 30% petani mengetahui tentang pemilihan bibit unggul
Ø  Baru 30% petani mengetahui tentang pengunaan pupuk berimbang
Tanaman Kakao
Ø  Baru 45% petani yang terampil dalam pengendalian hama
Ø  Baru 40% petani yang Menerapkan pola tanam yang sesuai anjuran
Ø  Baru 40% mengetahui tentang syarat tumbuh pada tanaman kakao
Tanaman Cengkeh
Ø  Baru 55% petani yang mengetahuan tentang hama penyakit PHT
Ø  Baru 30% petani mengetahui tentang pemilihan bibit unggul
Ø  Baru 30% petani mengetahui tentang pengunaan pupuk berimbang
Tanaman Pala
Ø  Baru 50% petani yang mau Menerapkan tehnologi baru pada tanaman pala
Ø  Baru 50% petani yang terampil dalam penanggulangan hama penyakit
Ø  Baru 40% petani trampil ddalam pemelihan bibit unggul
4.  PETERNAKAN
Ternak Sapi
Ø  Baru 25% peternak yang terampil dalam mengolah limbah pertanian menjadi pakan ternak
Ø  Baru 25% peternak yang mengetahui tentang manfaat sanitasi kandang  pada Ternak Sapi
Ø  Baru 30% peternak yang Mengetahui tentang manfaat dan kegunaan kandang
Ø  Baru 25 % peternak yang terampil dalam mengolah limbah ternak menjadi pupuk organik
Ø  Baru 25 % peternak melakukan penggemukan Ternak Sapi
Ternak Unggas
Ø  Baru 25% peternak yang mengetahui tentang pencegahan penyakit ND/Tetelo
Ø  Baru 30% peternak yang  mau melakukan sanitasi kandang ternak
Ø  Baru 25% peternak yang mengertahui tentang mesin penetas
Ø  Baru 25% peternak yang mengetahui tentang induk buatan
Ternak Kambing
Ø  Baru 30% peternak yang mengetahui tentang pemberian pakan yang baik
Ø  Baru 35% peternak yang mengetahui tentang penyakit scabies
Ø  Baru 40% peternak yang mengetahui Sistem perkandangan yang baik
Ø  Baru 30% peternak yang mau melakukan sanitasi kandang
5.  KEHUTANAN
Hutan Lindung
Ø  Baru 45% petani yang menjaga pelestarian hutan  mangrove
Ø  Baru 35% petani yang mengetahui tentang pentingnya konservasi hutan lindingg
Ø  Baru 20% petani yang trampil dalam perawatan tanaman kayu jati
6. PERIKANAN
Perikanan Laut
Ø  Baru 25% petani mengetahui tentang penanganan hasil tangkap
Ø  Baru 25% petani mengetahui tentang pengolahan hasil tangkap
B.  ASPEK SOSIAL
Ø  Baru 30% lembaga petani yang Membangun hubungan dengan instansi terkait dalam peningkatan pengetahuan, sikap dan keterampilan pelaku utama dan pelaku usaha
C. ASPEK EKONOMI
Ø  Masih kurangnya pemberdayaan kelompoktani dan nelayan dalam beragribisnis serta menunjang kemandirian kelompok




D. ASPEK TEKNIS ( MASALAH NON PERILAKU )

1. TANAMAN PANGAN
Tanaman Jagung
Ø  Belum maksimalnya peningkatan produksi Tanaman Jagung
Ø  Belum dilakukan secara baik penangan pasca panen Tanaman Jagung
Tanaman Ubi Kayu
Ø  Belum dimanfaakan pengolahan limbah tepung kasava
Ø  Penerapan tehnologi masih tradisional
Tanaman Ubi Jalar
Ø  Belum maksimalnya peningkatan produksi Tanaman Ubi Jalar
Ø  Belum adanya sarana produksi yang memadai 
2. TANAMAN HORTIKULTURA
Tanaman Tomat
Ø  Pengadaaan sarana produksi masih seadanya
Ø  Belum adanya Sekolah Lapang Pengendalian hama tanaman (SL-PHT)
Tanaman Cabe Keriting
Ø  Pengendalian hama masih dilakukan secara kimiawi
Ø  Belum adanya SL-GAP tanaman cabe
Tanaman Kacang Panjang
Ø  Belum tersedianya bibit yang baik
Ø  Belum adanya SL-GAP tanaman bawang
Tanaman Ketimun
Ø  Belum tersedianya bibit yang baik
Ø  Penanganan pasca panen masih bersifat tradisional
Tanaman Kacang Tanah.
Ø  Tidak adanya Pengadaan Benih Bersertifikasi
Ø  Belum ada Pengendalian hama secara terpadu
Ø  Pengolahan Hasil masih sederhana
3. TANAMAN PERKEBUNAN
Tanaman Kelapa
Ø  Belum dilakukan Penanggulangan  Hama Penyakit saxava
Ø  Peremajaan Kelapa
Tanaman Kakao
Ø  Belum adanya usaha membuka akses pasar ke luar daerah
Tanaman Cengkeh
Ø  Belum adanya usaha membuka akses pasar ke luar daerah
Tanaman Pala
Ø  Mengadakan pelatihan pengolahan hasil guna menambah nilai ekonomis
4.   PETERNAKAN
Ternak Sapi
Ø  Belum dilakukannya Penanggulangan penyakit mata pada Ternak Sapi
Ø  Belum dilakukannya  vaksinasi secara masal pada Ternak Sapi
Ø  Belum dilakukannnya peremajaan Ternak Sapi secara baik
Ø  Belum adanya Pengadaan sarana Vaksinasi untuk Ternak Sapi
Ø  Belum dilakukannya Penggemukan Ternak Sapi secara baik
Ø  Belum dilakukannya Sanitasi Kandang Ternak Sapi secara rutin
Ø  Belum dilakukannya Pemanfaatan limbah Ternak Sapi yang baik
Ø  Belum dilakukannya Pengobatan Ternak Sapi secara massal
Ternak Unggas
Ø  Belum dilakukannya Pembuatan kandang sistem Litter
Ø  Belum dilakukannya Pembuatan kandang sistem Batterey
Ø  Belum dilakukannya Pembuatan mesin Penetas yang baik
Ø  Belum dilakukannya Pembuatan induk buatan yang baik
Ø  Belum dilakukannya Sanitasi kandang ayam secara rutin
Ø  Belum dilakukannya Pengobatan ternak Ternak Unggas secara massal
Ternak Kambing
Ø  Belum dilakukannya Pembuatan kandang Ternak Kambing yang baik
Ø  Belum dilakukannya Pengadaan Obat-obatan scabies pada ternak Ternak Kambing
Ø  Belum dilakukannya Sanitasi Kandang Ternak Kambing secara rutin
Ø  Belum dilakukannya Pemanfaatan limbah ternak Ternak Kambing dengan baik
Ø  Belum dilakukannya Pengobatan ternak Ternak Kambing secara massan
5.  KEHUTANAN
Ø  Masih adanya lahan keritis diluar kawasan hutan yang tidak produktif
6.  PERIKANAN
Perikanan Laut
Ø  Belum dilakukannya penanganan hasil tangkap dengan baik
Ø  Belum dilakukannya pengolahan hasi tangkap dengan baik
E. Aspek Sosial
Ø Kelompok tani belum berfungsi dengan baik
F. Aspek Ekonomi
Ø Jarak pasar yang relatif jauh dari lokasi lahan pertanian
Ø Keberadaan tengkulak yang lebih banyak dari pelaku usaha






























BAB V
CARA MENCAPAI TUJUAN

Kegiatan Penyuluhan Pertanian akan efektif dan efisien apabila dilakukan secara terpadu dengan kegiatan pengaturan dan pelayanan yang kesemuanya terfokus kepada kebutuhan dan kepentingan petani, sehingga perubahan pengetahuan, keterampilan dan sikap para petani dapat terwujud dalam praktek usaha mereka sehari-hari. Untuk mengetahuai penetapan rencana kegiatan penyuluhan untuk mencapai tujuan dapat di lihat pada lampiran 1


























Tidak ada komentar:

Posting Komentar