PROPOSAL EVALUASI DAMPAK PENYULUHAN PERTANIAN
Oleh Darwin Rauf, S.ST
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengertian
Evaluasi menurut Raudabaugh dalam Yayasan Pengembangan Sinar
Tani (2001), mendefinisikan evaluasi sebagai suatu proses untuk menentukan
nilai atau jumlah keberhasilan dalam meraih tujuan yang direncanakan. Proses
ini meliputi tahapan-tahapan sebagai berikut; merumuskan tujuan,
mengidentifikasi kriteria yang cocok untuk mengukur keberhasilan dan untuk
menentukan dan menjelaskan tingkat keberhasilan.
Sedangkan Frutchey (1973) dalam
Mardikanto (2008), menjelaskan pengertian evaluasi adalah kegiatan lumrah yang
biasa kita lakukan sehari-hari. Dalam semua
kegiatan evaluasi terdapat tiga unsur,yaitu sebagai berikut :
1) Observasi (pengamatan)
2)
Membanding-bandingkan
antara hasil pengamatan dengan pedoman yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
3) Membuat kesimpulan atau pengambilan keputusan
Menurut PUSLUH DEPTAN (1995)
evaluasi kegiatan penyuluhan pertanian adalah upaya penilaian atas sesuatu
kegiatan oleh evaluator, melalui pengumpulan dan penganalisaan informasi secara
sistematik mengenai perencanaan, pelaksanaan, hasil dan dampak kegiatan untuk
menilai relevansi, efektivitas, efisiensi pencapaian hasil kegiatan, atau untuk
perencanaan dan pengembangan selanjutnya dari suatu kegiatan. Sedangkan menurut
Padmowihardjo (1996) evaluasi penyuluhan pertanian adalah sebuah proses
sistematis untuk memperoleh informasi yang relevan tentang sejauhmana programa
tujuan programa penyuluhan pertanian disuatu wilayah dapat dicapai sehingga
dapat ditarik suatu kesimpulan, kemudian digunakan untuk mengambil keputusan
dan pertimbangan-pertimbangan terhadap programa penyuluhan yang dilakukan.
Evaluasi adalah suatu kegiatan untuk menentukan
seberapa jauh suatu hal itu berharga, bermutu dan bernilai. Jadi dalam
evaluasi ada dua unsur utama yaitu menilai dan mengukur
(Thomas,2005).
Evaluasi Dampak penyuluhan pertanian
adalah upaya penilaian terhadap suatu kegiatan, melalui pengumpulan dan
penganalisisan informasi dan fakta-fakta secara sistematis mengenai
perencanaan, pelaksanaan hasil dan dampak kegiatan tersebut, untuk menilai
hasil relevansi, efektivitas dan efisiensi pencapaian hasil kegiatan. Analisis
data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah
dibaca dan diinterpretasikan.
Pengolahan dan analisis data dilakukan oleh petugas penyuluh yang bertugas
diwilayah yang bersangkutan.
Prinsip-prinsip evaluasi yang
merupakan acuan dasar dalam melaksanakan evaluasi penyuluhan pertanian adalah
sebagai berikut:
1) Evaluasi harus berdasarkan fakta
2)
Evaluasi
penyuluhan merupakan bagian integral dari proses kegiatan atau programa
penyuluhan
3)
Evaluasi
hanya dapat dilakukan dalam hubungannya dengan tujuan dari programa penyuluhan
bersangkutan
4)
Evaluasi
penyuluhan pertanian harus menggunakan alat ukur yang berbeda, untuk mengukur tujuan evaluasi yang berbeda pula.
5)
Evaluasi
penyuluhan pertanian perlu dilakukan terhadap hasil-hasil kuantitatif dan
kualitatif.
6)
Evaluasi
penyuluhan pertanian harus dilakukan terhadap metode penyuluhan yang digunakan.
7)
valuasi
perlu di pertimbangkan dengan teliti
8) Evaluasi harus dijiwai dengan prinsip mencari
kebenaran
Kegiatan penyuluhan pertanian
dipengaruhi oleh 2 faktor,yaitu sumberdaya manusia dan sumberdaya alam.
Pengembangan sumberdaya manusia sangat ditentukan oleh faktor internal dan
faktor ekternal. Faktor-faktor tersebut akan menyebabkan perbedaan antara
rencana yang akan dicapai dengan hasil sangat nyata, sesuai kondisi yang
mempengaruhinya.Untuk mengukur tingkat keberhasilan kegiatan penyuluhan
berdasarkan parameter tertentu yang disusun secara sistimatis dalam bentuk
suatu kajian. Parameter tersebut meliputi :
1) Perubahan pengetahuan, sikap dan ketrampilan.
2)
Efektifitas
alat bantu dan metode penyuluhan pertanian
3)
Ketepatan
materi penyuluhan pertanian.
4) Penyelenggaraan penyuluhan pertanian
Kegunaan dari evaluasi ini adalah
untuk memberikan informasi tentang efektifitas pelaksanaan dan metode
penyuluhan pertanian kepada petani,
sehingga dapat menjadi acuan dan perbaikan dalam penentuan kebijakan di masa
yang akan datang, Evaluasi yang dilakukan dilakukan pada tiga aspek yaitu:
Evaluasi input yang mencakup Ketepatan kelompok sasaran, kegiatan penyuluhan
pertanian.. Evalusi yang ke dua adalah
Evaluasi Dampak yang terdiri dari dampak langsung dan dampak tidak langsung.
Pada dampak langsung mencakup penguatan modal, penerapan tekhnologi (pupuk dan
bibit), pendapatan petani, air irigasi, kegiatan penyuluhan, pengembangan
usaha, perilaku kolektif, dan ketersediaan kredit. Sedangkan pada dampak tidak
langsung mencakup mekanisme pemasaran, surplus pangan, dan kemitraan usaha.
Adapun beberapa hal yang ditemukan
dalam evaluasi yang dilakukan, secara umum dapat digambarkan bahwa dengan
sebuah input yang baik akan menimbulkan dampak yang positif. Pemilihan kelompok
sangat penting dalam menentukan keberhasilan programa ini, karena kelompok tani
adalah instrumen utama yang melaksanakan programa ini. Kelompok tani yang tepat
dengan manajemen yang teratur dan tenaga pemberdaya yang bekerja dengan baik
akan memiliki dampak yang baik dalam pelaksanaan programa. Proses pengelolaan
dana pada saat dana mulai masuk di rekening kelompok, baik penggunaan maupun
perputaran dana yang dilakukan juga sangat berpengaruh pada dampak yang
ditimbulkan nantinya
1.2. Masalah
Evaluasi dampak pelaksanaan
penyuluhan pertanian di wilayah Binaan Kelurahan Mareku, Kecamatan Tidore
Utara, Kota Tidore Kepulauan diperlukan untuk menelaah setiap hasil kegiatan
yang tercantum dalam Programa Penyuluhan Pertanian Tahun 2019. Meskipun secara umum kegiatan
pernyuluhan pertanian memberikan dampak yang baik ,tetapi masih belum tercapai
secara optimal. Khusunya untuk metode penyuluhan pertanian temu karya, temu
usaha dan sekolah lapang
1.3. Tujuan
Tujuan Evaluasi Dampak Pelaksanaan
Penyuluhan Pertanian di wilayah Kelurahan Mareku Kecamatan Tidore Utara, Kota
Tidore Kepulauan Tahun 2019 adalah
sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui dampak pelaksanaan metode, alat bantu,
penyelenggaraan dan perubahan perilaku sasaran.
2)
Mengurangi
resiko kegagalan kegiatan tahun berikutnya.
3)
Mengetahui
mutu Programa penyulah yang telah dilaksanakan.
4)
Mengembangkan
rasa tanggungjawab penyuluh pertanian.
5)
Memuat
kerangka pedoman atau tindakan untuk memecahkan masalah yang menyebabkan
kegagalan kegiatan penyuluhan pertanian.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Tinjauan PustakaPenyuluhan
pertanian merupakan pendidikan non formal yang ditujukan kepada petani beserta
keluarganya yang hidup di pedesaan dengan membawa dua tujuan utama yang
diharapkannya. Untuk jangka pendek adalah menciptakan perubahan perilaku
termasuk di dalamnya sikap, tindakan dan pengetahuan, serta untuk jangka
panjang adalah menciptakan kesejahteraan masyarakat dengan jalan meningkatkan
taraf hidup mereka (Sastraadmadja, 1993). Tujuan penyuluhan pertanian adalah
mengubah perilaku (behavior) petani dan anggota keluarganya yaitu
mengubah pengetahuan, sikap, serta keterampilannya. Perubahan pengetahuan,
sikap, serta keterampilannya. Perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilani
ini akan merupakan “pintu gerbang” terjadinya penghayatan (Characterization,
habitually) dan penerapan (adopsi) dari inovasi (pembaharuan) pertanian
yang disuluhkan atau yang menjadi misinya. Tanpa terjadi perubahan perilaku ini
tidak akan terjadi proses penghayatan atau penerapan dalam diri petani dan
anggota keluarganya. Adapun misi atau pesan penyuluh pertanian adalah bertani
lebih baik (better farming), berusahatani lebih menguntungkan (better
business), hidup lebih sejahtera (better living) dan membentuk
masyarakat tani yang lebih sejahtera (better community) (Padmowiharjdjo.
S, 2001).
Sasaran penyuluhan pertanian dapat berupa individu,
kelompok, maupun organisasi. Sasaran individu atau perorangan dalam penyuluhan
pertanian dapat dicapai dengan menggunakan metode khusus yaitu melakukan
pendekatan secara individu. Sasaran kelompok dalam penyuluhan pertanian dapat
dicapai dengan melakukan pendekatan secara kelompok, sedangkan untuk mencapai
sasaran dalam organisasi yang lebih besar dapat dilakukan dengan pendekatan
massal. Penggunaan metode ini selain didasarkan pada jumlah sasaran yang ingin
dicapai, perlu juga mempertimbangkan situasi dan kondisi sasaran penyuluhan
pertanian. Peningkatan pengetahuan dilakukan dengan pendekatan massal agar
lebih efisien. Untuk mengubah sikap, pendekatan kelompok dapat memberikan
motivasi yang kuat bagi para petani untuk melaksanakan suatu inovasi, sedangkan
untuk meningkatkan keterampilan, pendekatan perorangan akan lebih efektif
(Mardikanto, 1993). Dalam melakukan penyuluhan, faktor penyampaian
(pengkomunikasian) hal-hal yang disuluhkan adalah amat penting karena itu
penyuluh menuntut dipersiapkannya lebih dahulu suatu disain secara terperinci
dan spesifik, yang menggambarkan hal-hal pokok sebagai berikut :
1)
Masalah yang
dihadapi?
2)
Siapa yang
akan disuluh?
3)
Apa tujuan
yang hendak dicapai dari setiap kegiatan penyuluhan?
4)
Apa
pendekatan yang dipakai?
5)
Metode atau
saluran apa yang dipakai?
6) Sistem evaluasi apa yang ada di dalam rencana
keseluruhan kegiatan yang dimaksud? (Nasution. Z, 1990).
Penyuluhan pertanian di Indonesia telah mempunyai
sejarah yang cukup panjang, yang dimulai sejak awal abad 20 di masa penjajahan.
Penyuluhan bermula dari adanya kebutuhan untuk meningkatkan hasil pertanian,
baik untuk kepentingan penjajah maupun untuk mencukupi kebutuhan pribumi.
Penyuluhan dilandadi pula oleh kenyataan adanya kesenjangan yang cukup jauh
antara praktek-praktek yang dilakukan para petani di satu pihak dan adanya
teknolog-teknologi yang lebih maju dilain pihak. Kebutuhan peningkatan produksi
pertanian diperhitungkan akan dapat dipenuhi seandainya teknologi-teknologi
maju yang ditemukan oleh para ahli dapat dipraktekkan oleh para petani sebagai
produsen primer (Margono. S, 2003).
Secara umum, peran penyuluh hanya dibatasi pada
kewajibannya untuk menyampaikan inovasi dan mempengaruhi sasaran penyuluhan
melalui metoda dan teknik-teknik tertentu sampai sasaran penyuluhan itu dengan
kesadaran dan kemampuannya sendiri mengadopsi inovasi yang disampaikan. Akan
tetapi, dalam pengembangannya, peran penyuluh tidak hanya terbatas pada fungsi
menyampaikan iinovasi dan mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang
dilakukan oleh sasaran penyuluhannya, akan tetapi, ia harus mampu menjadi
jembatan penghubung antara pemerintah atau lembaga penyuluhan yang diwakilinya
dengan masyarakat sasaran, maupun untuk menyampaikan umpan balik atau tanggapan
masyarakat kepada pemerintah/lembaga penyuluhan yang bersangkutan. Sebab, hanya
dengan menempatkan diri pada kedudukan atau posisi seperti itulah ia akan mampu
melaksanakan tugasnya dengan baik (Mardikanto. T, 1993). Dengan adanya jalinan
keterkaitan antara penyuluh pertanian dengan petani maka pada suatu saat nanti
didalam menghadapi masala-masalah penyuluhan tidak tergantung kepada programa
dari pemerintah semata-mata tetapi merupakan kemandirian petani itu sendiri.
Dengan adanya suatu programa yang direncanakan oleh petani dan terjaminnya
dukungan operasional dari aparatur-aparatur penyuluhan pertanian, penyediaan
sarana produksi, pemasaran, pengolahan hasil, permodalan maka dengan demikian
produktivitas usaha tani terus menerus meningkat dan permintaan pasar terpenuhi
dengan kata lain mampu memanfaatkan setiap peluang ekonomi yang melintas
dihadapannya (Suryadi. A, 1995). Ada tiga model penyuluhan pertanian yang dapat
digunakan untuk lesson learned yang pernah dilaksanakan di indonesia
yaitu sebagai berikut:
1)
stem kerja
LAKUSUSI (Latihan Kunjungan dan Supervisi)
2)
sekolah
Lapangan, dan
3)
FMA (Farmers
Manage Activities)
Ada berbagai
masalah penyuluhan pertanian yang kita jumpai sampai saat ini yaitu adalah:
1) Kelembagaan
2)
Ketenagaan
3)
Kompetisi
Penyuluhan
4)
Kesadaran
penyuluh terhadap perubahan budaya petani
5)
Kebiasaan (habit)
penyuluh
6)
Penyusunan
Programa
7)
Sarana
8)
Sikap petani
9)
Kepemimpinan
petani
10) Kelembagaan petani
11) Pembiayaan
12) Intensitas kegiatan
13) Perubahan keterkaitan penelitian dan penyuluhan
14) Inovasi
15) Kerjasama SDM
(Soedijanto, 2004). Programa penyuluhan yang baik
sebaiknya dilakukan berdasarkan kebutuhan masyarakat yang ada di daerah
tersebut (sistem bottom up). Pemerintah harus mengetahui apa yang
menjadi kebutuhan masyarakat lalu kemudian menentukan programa apa yang cocok
dilakukan di daerah tersebut. Untuk mengetahui keberhasilan programa
penyuluhan, maka diperlukan penelitian secara ilmiah. Ada beberapa kegunaan
evaluasi dilihat dari berbagai sudut pandang yaitu sebagai berikut:
1.
Kegunaan
bagi kegiatan penyuluhan itu sendiri, yakni:
a.
Untuk
mengetahui seberapa jauh kegiatan yang telah dicapai.
b.
Untuk
mencari bukti apakah sekuruh kegiatan telah dilaksanakan seperti yang
direncanakan.
c.
Untuk
mengetahui segala masalah yang muncul/dijumpai yang berkaitan dengan tujuan
yang diinginkan
d.
Untuk
mengukur efektifitas dan efesiensi sistem kerja dan metoda-metoda penyuluhan
yang telah dilaksanakan.
e.
Untuk
menarik simpati aparat dan warga masyarakat bahwa programa tersebut memang
mendapat perhatian yang sungguh-sungguh sehingga diharapkan mereka dapat
berpartisipasi dalam kegiatan penyuluhan berikutnya.
2.
Kegunaan
bagi aparat penyuluhan, yakni meliputi:
a.
Penyuluh
merasa diperhatikan dan tidak dilupakan, sehingga memberikan kepuasan
psikologis yang akan mendorong aktivitas penyuluhannya di masa mendatang.
b.
Melalui
evaluasi, seringkali juga digunakan untuk melakukan penilaian terhadap
aktivitas atau mutu kegiatan penyuluhan itu sendiri, sehingga berpengaruh dalam
menentukan masa depan bagi pengenbangan karier penyuluh yang bersangkutan.
c. Dengan adanya evaluasi maka penyuluh akan selalu mawas
diri dan berusaha agar kegiatannya berjalan dengan baik sehingga membiasak diri
untuk selalu rajin, tekun dan bertanggung jawab.
3. Kegunaan
bagi pelaksana evaluasi, yakni meliputi:
a.
Kebiasaan
untuk mengemukakan pendapat berdasarkan data atau fakta dan bukan didasarkan
kepada asumsi atau praduga semata.
b.
Kebiasaan
bekerja sistematis, sesuai dengan prosedur dan pedoman yang telah ditetapkan.
c. Memperolah peningkatan pengetahuan dan keterampilan.
(Mardikanto.T,). 1993
Programa adalah pernyataan tertulis
tentang keadaan, masalah, tujuan dan cara mencapai tujuan yang disusun dalam
bentuk dan sistematika yang teratur. Programa dapat dihasilkan melalui proses
perencanaan programa yang diorganisasikan secara sadar dan terus menerus, untuk
memilih kriteria yang terbaik dalam mencapai tujuan. Rencana kerja adalah
pernyataan tertulis yang memuat secara lengkap tentang apa, mengapa, bagiamana,
siapa, bilamana, dimana, dan berapa biaya yang diperlukan untuk melakukan
kegiatan penyuluhan. (Mardikanto dan Sutarni, 1990). Efektifitas suatu programa
penyuluhan pertanian harus memenuhi beberapa persyaratan, persyaratan tersebut
adalah sebagai berikut:
a.
Peyuluhan
pertanian haruslah diberikan di tempat petani berada.
b.
Materi
penyuluhan bersifat khusus sesuai dengan perhatian dan kebutuhan petani,
contohnya adalah bagaimana menaikkan produksi, bagaimana memperbesar selisih
antara biaya dan penerimaan, bagaimana meningkatkan taraf hidup keluarganya dan
sebagainya.
c.
Mempertimbangkan
kenyataan bahwa petani adalah orang dewasa, sehingga penyuluhan pertanian harus
menggunakan metode yang khusus untuk orang dewasa.
d.
Setiap
teknologi baru yang disampaikan haruslah memungkinkan secara teknis untuk
dilakukan didalam usaha taninya dan secara ekonomi layak untuk diterapkan serta
secara sosial dapat diterima oleh masyarakat setempat (Sinar Tani, 2001).
Evaluasi
Kegiatan Penyuluhan Pertanian adalah upaya penilaian atas sesuatu kegiatan oleh
evaluator melalui pengumpulan dan penganalisaan informasi secara sistematik
mengenai perencanaan, pelaksanaan dan dampak kegiatan untuk menilai relevansi,
efektivitas dan efisiensi pencapaian hasil kegiatan untuk pengembangan
selanjutnya. Tujuan evaluasi pertanian adalah untuk menentukan arah
penyempuranaan kegiatan penyuluhan, memberikan gambaran kemajuan pencapaian
tujuan, perbaikan programa dan rencana kerja, mengukur efektifitas metode
penyuluhan yang digunakan. Bagian-bagian programa dan rencana kerja yang dapat
dievaluasi yaitu :
a.
Penetapan
Programa yang meliputi pengumpulan data situasi, perumusan kebutuhan, perumusan
masalah, perumusan tujuan, penetapan prioritas alternatif pencapaian tujuan dan
partisipasi petani/kontak tani.
b.
Pelaksanaan
Programa yaitu meliputi metode dan proses belajar-mengajar, proses pembinaan
sasaran, informasi dan rekMarekundasi yang diberikan penyuluh, proses dan
kualitas pelaporan serta respon dan partisipasi sasaran penyuluhan.
c.
Hasil
Programa yang meliputi kualitas perubahan perilaku yang diharapkan, yakni:
pengetahuan, keterampilan, sikap, penerapan inovasi, dan peningkatan
kesejahteraan petani. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data evaluasi
adalah wawancara langsung menggunakan kuesioner terstruktur untuk data
kuantitatif dan atau menggunakan kuesioner terbuka untuk data kualitatif,
angket (diisi oleh petani sendiri), observasi (pengamatan langsung) untuk
mengukur pembentukan kebiasaan atau keterampilan (Ban dan Hawkins, 1999).
Evaluasi dan penelitian merupakan tindakan yang
dilakukan untuk menentukan apakah programa telah mencapai sasarannya, dan
apakah sasaran tersebut dapat dicapai lebih efektif dengan menggunakan cara
lain. Hal ini memungkinkan semua yang terlibat dalam programa penyuluhan dapat
berjalan lebih efektif dari pengalaman dengan melakukan pengamatan yang
sistematis serta analisis terhadap pengalamannya (Ban dan Hawkins, 1999).
Sesungguhnya yang menjadi titik berat dalam kegiatan evaluasi adalah mengetahui
apakah jenis kegiatan penyuluhan telah memberi perubahan baru yang positif pada
pengelolaan usaha tani atau tidak perubahan yang positif dalam pengelolaan
usaha tani meliputi perubahan yang mengarah ke arah perbaikan cara bercocok
tanam, cara pemungutan hasil, termasuk perubahan sarana pertanian yang telah
atau sedang dipakai oleh petani (Kartasapoetra, 1994). Menurt Stephen Isaac dan
William B. Michael seperti yang dikutip oleh Lababa (2008), model-model
evaluasi dapat dikelompokkan menjadi enam, yaitu :
1.
Goal Oriented Evaluation
Dalam model ini, seorang evaluator secara
terus-menerus melakukan pantauan terhadap tujuan yang telah ditetapkan.
Penilaian yang terus-menerus ini menilai kemajuan-kemajuan yang dicapai peserta
programa serta efektifitas temuan-temuan yang dicapai oleh sebuah programa.
Salah satu model yang bisa mewakili model ini adalah discrepancy model
yang dikembangkan oleh Provus. Model ini melihat lebih jauh tentang ada
kesenjangan ( Discrepancy) yang ada dalam setiap komponen yakni apa yang
seharusnya dan apa yang secara riil telah dicapai.
2.
Decision Oriented Evaluationram.
Dalam model ini, evaluasi harus dapat memberikan
landasan berupa informasi-informasi yang akurat dan obyektif bagi pengambil
kebijakan untuk memutuskan sesuatu yang berhubungan dengan programa. Evaluasi
CIPP yang dikembangkan oleh stufflebeam merupakan salah satu contoh model
evaluasi ini. Model CIPP merupakan salah satu model yang paling sering dipakai
oleh evaluator. Model ini terdiri dari 4 komponen evaluasi sesuai dengan nama
model itu sendiri yang merupakan singkatan dari Context, Input, Process dan
Product.
3. Transactional
Evaluation
Dalam model ini, evaluasi berusaha melukiskan proses
sebuah programa dan pandangan tentang nilai dari orang-orang yang terlibat
dalam programa tersebut.
4.
Evaluation Research
Sebagaimana disebutkan diatas, penelitian evaluasi
memfokuskan kegiatannya pada penjelasan dampak-dampak pendidikan serta mencari
solusi-solusi terkait engan strategi instruksional.
5.
Goal Free Evaluation
Model yang dikembangkan oleh Micheal Scriven ini yakni
Goal Free Evaluation Model justru tidak memperhatikan apa yang menjadi
tujuan programa sebagaimana model Goal Oriented Evaluation. Yang harus
diperhatikan justru adalah bagaimana proses pelaksanaan programa, dengan jalan
mengidentifikasi kejadian-kejadian yang terjadi salama pelaksanaannya, baik
hal-hal yang positif maupun hal-hal yang negatif.
6.
Adversary Evaluation
Model ini didasarkan pada prosedur yang digunakan oleh
lembaga hukum. Dalam prakteknya, model adversary terdiri atas empat
tahapan yaitu :
a.
Mengungkapkan
rentangan isu yang luas dengan cara melakukan survey berbagai kelompok yang
terlibat dalam satu programa untuk menentukan kepercayaan itu sebagai isu yang
relevan.
b.
Mengurangi
jumlah isu yang dapat diukur
c.
Membentuk
dua tim evaluasi yang berlawanan dan memberikan kepada mereka kesempatan untuk
berargumen.
d.
Melakukan
sebuah dengar pendapat yang formal. Tim evaluasi ini kemudian mengemukakan
argumen-argumen dan bukti sebelum mengambil keputusan.
Salah satu contoh Model Evaluasi Decision Oriented
Evaluation adalah Model CIPP (Context, Input, Process, Product) yang
dikembangkan oleh Stufflebeam. Model ini melihat kepada empat dimensi yaitu
Dimensi Konteks, dimensi Input, dimensi Proses, dan dimensi Produk. Keuniakan
model ini adalah pada setiap tipe evaluasi terkait pada perangkat pengambil
keputusan (decission) yang menyangkut perencanaan dan operasional sebuah
programa. Keunggulan model CIPP memberikan suatu format evaluasi yang
komprehensif pada setiap tahapan evaluasi yaitu tahap konteks, masukan, proses
dan produk.
Evaluasi konteks mencakup analisis masalah yang
berkaitan dengan lingkungan programa atau kondisi obyektif yang akan
dilaksanakan. Berisi tentang analisis kekuatan dan kelemahan obyek tertentu.
Stufflebeam menyatakan evaluasi konteks sebagai fokus institusi yang
mengidentifikasi peluang dan menilai kebutuhan. Suatu kebutuhan dirumuskan
sebagai suatu kesenjangan (discrepancy view) kondisi nyata (reality) dengan
kondisi yang diharapkan(ideality). Dengan kata lain evaluasi konteks
berhubungan dengan analisis masalah kekuatan dan kelemahan dari obyek tertentu
yang akan atau sedang berjalan. Evaluasi konteks memberikan informasi bagi
pengambil keputusan dalam perencanaan suatu programa yang akan on going.
Selain itu, konteks juga bermaksud bagaimana rasionalnya suatu programa.
Analisis ini akan membantu dalam merencanakan keputusan, menetapkan kebutuhan
dan merumuskan tujuan programa secara lebih terarah dan demokratis. Evaluasi
konteks juga mendiagnostik suatu kebutuhan yang selayaknya tersedia sehingga
tidak menimbulkan kerugian jangka panjang. Evaluasi input meliputi analisis
personal yang berhubungan dengan bagaimana penggunaan sumber-sumber yang
tersedia, alternatif-alternatif strategi yang harus dipertimbangkan untuk
mencapai suatu programa. Mengidentifikasi dan menilai kapabilitas sistem,
alternatif strategi programa, desain prosedur untuk strategi implementasi,
pembiayaan dan penjadwalan. Evaluasi masukan bermanfaat untuk membimbing pemilihan
strategi programa dalam menspesifikasikan rancangan prosedural. Informasi dan
data yang terkumpul dapat digunakan untuk menentukan sumber dan strategi dalam
keterbatasan yang ada. Pertanyaan yang mendasar adalah bagaimana rencana
penggunaan sumber-sumber yang ada sebagai upaya memperoleh rencana programa
yang efektif dan efisien.
Evaluasi proses merupakan evaluasi yang dirancang dan
diaplikasikan dalam praktek implementasi kegiatan. Termasuk mengidentifikasi
permasalah prosedur baik tata laksana kejadian dan aktivitas. Setiap aktivitas
dimonitor perubahan-perubahan yang terjadi secara jujur dan cermat. Pencatatan
aktivitas harian demikian penting karena berguna bagi pengambil keputusan untuk
menentukan tidak lanjut penyempurnaan. Disamping itu catatan akan berguna untuk
menentukan kekuatan dan kelemahan atau programa ketika dikaitkan dengan
keluaran yang ditemukan.
Tujuan utama evaluasi proses seperti yang dikemukakan
oleh Worthen dan Sanders, yaitu :
1.
Mengetahui
kelemahan selama pelaksanaan termasuk hal-hal yang baik untuk dipertahankan
2.
Memperoleh
informasi mengenai keputusan yang ditetapkan
3.
Memelihara
catatan-catatan lapangan mengenai hal-hal penting saat implementasi
dilaksanakan Evaluasi produk merupakan kumpulan deskripsi dan judgement outcMarekus
dalam hubungannya dengan konteks, input, proses kemudian diinterpretasikan
harga dan jasa yang diberikan. Evaluasi produk adalah evaluasi mengukur
keberhasilan pencapaian tujuan. Evaluasi ini merupakan catatan pencapaian hasil
dan keputusan-keputusan untuk perbaikan dan aktualisasi. Aktivitas evaluasi
produk adalah mengukur dan menafsirkan hasil yang telah dicapai. Pengukuran
dikembangkan dan diadministrasikan secara cermat dan teliti. Keakuratan
analisis akan menjadi bahan penarikan kesimpulan dan pengajuan saran sesuai
standar kelayakan. Secara garis besar, kegiatan evaluasi produk meliputi
kegiatan penetapan tujuan operasional programa, kriteria-kriteria pengukuran
yang telah dicapai, membandingkannya antara kenyataan lapangan dengan rumusan
tujuan, dan menyusun penafsiran secara rasional.
4.
Analisis
produk ini diperlukan pembanding antara tujuan, yang ditetapkan dalam rancangan
dengan hasil programa yang dicapai. Hasil yang dinilai berupa skor tes,
presentase, data observasi, diagram data, sosiMarekutri dll, yang dapat
ditelesuri kaitannya dengan tujuan-tujuan yang lebih rinci. Selanjutnya
dilakukan analisis kualitatif tentang mengapa hasilnya seperti itu.
Keputusan-keputusan yang diambil dari penilaian-penilaian implementasi pada
setiap tahapan evaluasi programa diklasifikasikan dalam tiga kategori yaitu
rendah, moderat dan tinggi. Model CIPP merupakan model yang berorientasi kepada
pemegang keputusan.
Model ini
membagi evaluasi dalam empat macam, yaitu:
a.
Evaluasi
konteks melayani keputusan perencanaan, yaitu membantu merencanakan
pilihan keputusan, menentukan kebutuhan yang akan dicapai dan merumuskan
tujuan programa.
b.
Evaluasi
masukan (input) untuk keputusan strukturiasi yaitu menolong mengatur keputusan
menentukan sumber-sumber yang tersedia, alternatif-alternatif yang diambil,
rencana dan strategi untuk mencapai kebutuhan, serta prosedur kerja untuk
mencapai tujuan yang dimaksud.
c.
Evaluasi
proses melayani keputusan implementasi, yaitu membantu keputusan sampai sejauh
mana programa telah dilaksanakan.
d.
Evaluasi
produk untuk melayani daur ulang keputusan.
(Isaac and Michael, 1981).
KERANGKA PEMIKIRAN
Tujuan dari penyuluhan pertanian adalah melakukan
perubahan pada petani dan keluarganya yaitu perubahan sikap serta prilaku yang berhubungan
dengan masalah-masalah sosial ekonomi diantaranya berusaha tani yang lebih baik
(better farming), usaha tani yang lebih menguntungkan (better
business), kehidupan keluarga yang lebih layak (better living),
masyarakat tani yang lebih sejahtera (better community) dan lingkungan
yang lebih mendukung (better environment). Programa penyuluhan pertanian
dibuat dan disusun berdasarkan kepentingan petani, karena petani memiliki
gambaran mengenai programa yang mereka inginkan disesuaikan dengan kondisi sosial
ekonomi mereka (sistem bottom up). Programa penyuluhan pertanian juga
dibuat dengan melihat potensi desa ada. Petani tergabung dalam kelompok tani
yang merupakan suatu kelembagaan yang dibentuk berdasarkan kepentingan dan
kesepakatan bersama guna mencapai tujuan bersama. Penyuluh dalam menjalankan
tugasnya haruslah memiliki acuan yang menjadi pedoman dalam menjalankan
tugasnya di lapangan. Acuan yang menjadi pedoman ini disusun secara sistematis
dan memiliki tujuan, baik itu tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang
yang akan dicapai setiap pelaksanaan tugasnya. Acuan sistematis yang dijadikan
pedoman inilah yang selanjutnya disebut dengan programa penyuluhan pertanian.
Dalam pelaksanaan programa penyuluhan pertanian terdapat berbagai masalah yang
dihadapi oleh petani maupun PPL sendiri sehingga diperlukan upaya-upaya untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi oleh petani maupun PPL tersebut.
Untuk melihat apakah sebuah programa yang telah disusun tersebut masih efektif
dilakukan dan sesuai dengan kondisi daerah, maka diperlukan kegiatan evaluasi
dampak terhadap suatu programa tersebut.
Evaluasi ini sangat diperlukan untuk menilai apakah programa
tersebut perlu penambahan, sehingga programa yang disusun selanjutnya
benar-benar efektif dan dapat mencapai tujuan yang diinginkan dengan baik.
Evaluasi juga diperlukan untuk menentukan apakah programa penyuluhan pertanian
berhasil atau tidak berhasil dalam pelaksanaannya.
BAB III.
RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN
3.1. Waktu dan Tempat
Kegiatan Evaluasi
dampak penyuluhan pertanian akan dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan, mulai dari
bulan Januari s.d Maret 2019 di Wilayah
binaan Kelurahan Mareku, Kecamatan Tidore Utara, Kota Tidore Kepulauan.
3.2. Sasaran
Sasaran kegiatan evaluasi dampak adalah
petani/anggota kelompoktani yang telah mengikuti kegiatan penyuluhan di Wilayah binaan Kelurahan
Mareku, Kecamatan Tidore Utara, Kota Tidore Kepulauan.
3.3. Metode
Metode yang dilakukan dalam evaluasi ini
adalah menggunakan metode survei dengan menggunakan tanya jawab dengan panduan
kuisioner yang terdapat pada lampiran 1.
3.4.
Populasi dan Pengambilan Sampel
Populasi Petani
Responden adalah yang sudah mengikuti
kegiatan Penyuluhan Pertanian
sebanyak 80 orang. Pengambilan
sampel ditentukan secara purposive sampling. Purposive sampling adalah sampel
yang diambil dengan maksud atau tujuan tertentu. Seseorang atau sesuatu
diambil sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu
tersebut memiliki informasi tentang Penyuluhan Pertanian yang diperlukan bagi
peneliti.
Lokasi
pengambilan sampel adalah Kelompok tani yang ada di Wilayah binaan Kelurahan
Mareku, Kecamatan Tidore Utara. Kelompok tani yang diambil sampel adalah kelompok
tani sebanyak 8 kelompok tani masing-masing sebanyak 10 orang/responden
sehingga total 80 orang.Sampel evaluasi
berasal dari ;
- Pengurus kelompoktani dengan alasan
bahwa; Pengurus kelompoktani aktivitas kegiatan usahatani jagungnya
lebih tinggi dan pernah mengikuti Penyuluhan Pertanian.
- Pengurus kelompoktani bersifat terbuka terhadap suatu inovasi,
- Pengurus kelompoktani memiliki rasa tanggungjawab yang besar atas suatu kegiatan, dan
- Pengurus kelompoktani merupakan pemimpin (key leader) bagi anggotanya.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Sumber data yang
diambil dalam kegiatan Evaluasi dampak ini adalah ;
1. Data Primer ,
Data Primer yaitu
data yang diperoleh dari hasil wawancara
dan hasil dari pengisian
kuesioner.
2. Data Sekunder
Data Sekunder yaitu
data yang diperoleh dari Kantor
Kelurahan Mareku, data BPP Kecamatan Tidore Utara. Teknik pengumpulan data primer pada kegiatan Evaluasi ini menggunakan
metode
Wawancara semi berstruktur. Wawancara semi berstruktur yang merupakan suatu
teknik wawancara yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam kajian
ini.Bentuknya berupa pertanyaan kepada responden secara langsung dan
berhadapan. Wawancara dilakukan kepada responden yaitu :
1) Wawancara dan diskusi langsung kepada Kepala Balai Penyuluhan Pertanian ( BPP )
2) Wawancara dengan aparat Kelurahan/Desa dan anggota masyarakat
3) Wawancara kepada petani dengan menggunakan kuisioner sebagai
pengarah untuk mengumpulkan data.
4)
Kuesioner bentuknya
berupa pertanyaankepada responden secara langsung dan berhadapan.
5) Observasi. Teknik ini dilakukan secara langsung berdasarkan
pengamatan di lapangan terhadap objek evaluasi yaitu lahan petani
Cara Pengumpulan
data sekunder untuk kegiatan Evaluasi dampak ini dengan meminta
data yang dibutuhkan ke BPP untuk :
1.
Pengetahuan.
Untuk mengetahui sampai sejauh
mana tingkat pengetahuan petani tentang penerapan
penyuluhan pertanian
2.
Sikap
Untuk mengetahui sampai sejauh
mana sikap petani tentang penerapan
penyuluhan pertanian
3.
Keterampilan
Untuk mengetahui sampai sejauh
mana keterampilan petani terhadap penerapan
penyuluhan pertanian
3.6.
Analisis dan Interpretasi Data
Analisis tahap satu
adalah menguji validitas dan reabilitas dengan SPSS dan Excel, sedangkan
analisis selanjutnya adalah analisis data hasil evaluasi.
Analisis dan Interpretasi data
yang digunakan pada kegiatan Evaluasi
ini dilaksanakan berdasarkan hasil
banyak data dari variabel kinerja petani / Kelompoktani. Kemudian data tersebut diolah dengan
menggunakan analisis tabulasi yaitu
dengan menghitung jumlah, nilai rata-rata dan presentase setiap variabel
pertanyaan. Tabulasi dilakukan menggunakan program Excel.
Kriteria yang
digunakan adalah sbb:
A. Perubahan Pengetahuan, Sikap dan KetrampilanPengetahuan
a.
Penerapan tinggi
b.
Penerapan sedang
c.
Penerapan rendah
B. Efektifitas Alat Bantu dan Metode Penyuluhan
Pertanian
a.
Penerapan tinggi
b.
Penerapan sedang
c.
Penerapan rendah
C. Ketepatan
Materi Penyuluhan Pertanian
a.
Penerapan tinggi
b.
Penerapan sedang
c.
Penerapan rendah
D.Penyelenggaraan
Penyuluhan
a.
Penerapan tinggi
b.
Penerapan sedang
c.
Penerapan rendah
3.7. Instrument yang di gunakan
Instrument atau alat ukur yang digunakan
dalam melaksanakan Evaluasi dampak ini adalah berupa Kuisioner yang berisi
daftar pertanyaan yang berhubungan dengan kegiatan penyuluhan pertanian yang
bertujuan untuk meningkatkan pengatahuan sikap dan keterampilan petani dalam
menerapkan tekhnologi dalam usaha taninya menjabarkan indikator-indikator yang
di Evaluasi menjadi komponen yang akan
dijadikan butir-butir pertanyaan. Butir-butir pertanyaan akan disusun dalam
instrument berupa kuisioner.
3.8. Parameter yang digunakan
Parameter yang digunakan pada evaluasi
dampak ini adalah menggunakan skala likret untuk mengukur pengetahuan sikap dan
keterampilan tentang inovasi petani dengan
memberi sekor / nilai 1-4, dimana ,Nilai 4 Sangat Mengetahui, Sangat Tahu,
Sangat Setuju .Nilai 3 Mengetahui, Tahu, Setuju. Nilai 2. Cukup Mengetahui,
Cukup Tahu, Cukup Setuju. Nilai 1 Tidak Mengetahui, Tidak Tahu, Tidak Setuju
DAFTAR
PUSTAKA
Frutchey
(1973) dalam Mardikanto (2008), Tentang
pengertian evaluasi adalah kegiatan lumrah yang biasa kita lakukan sehari-hari
PUSLUH
DEPTAN (1995) Tentang Evaluasi kegiatan
Penyuluhan Pertanian
Padmowihardjo
(1996)Tentang evaluasi penyuluhan pertanian adalahsebuah
proses sistematis
Padmowiharjdjo.
S, (2001).Tentang misi atau pesan
penyuluh pertanian
Raudabaugh
dalam Yayasan Pengembangan Sinar Tani (2001), Tentang Pengertian Evaluasi sebagai suatu proses
Sastraadmadja,
(1993). Tentang Tujuan penyuluhan
pertanian
Soedijanto, (2004).
Tentang Programa penyuluhan yang baik
sebaiknya dilakukan berdasarkan kebutuhan masyarakat
Thomas,(2005). Menilai
dan mengukur Tentang Evaluasi Dampak
penyuluhan pertanian
Lampiran 1.
KUESIONER
EVALUASI DAMPAK PENYULUHAN PERTANIAN
DI WILAYAH BINAAN
KELURAHAN MAREKU
KECAMATAN TIDORE
UTARA
![]() |
Nama Responden :
..................................................................
Umur :
..................................................................
Nama Kelompoktani :
..................................................................
Alamat : Kelurahan
.........................................................
Kecamatan
...............................................
Kab/Kota...................................................
Tanggal Evaluasi : ..................................................................
![]() |
Petunjuk :
Jawablah pertanyaan berikut dengan cara melingkari salah satu
jawaban yang menurut Bapak/Ibu paling benar.
No
|
Pertanyaan
|
Alternatif Jawaban
|
Skor
|
|||||
I
|
PENGETAHUAN
|
|
|
|||||
1
|
Apakah Bapak/Ibu
sudah Mengetahui tekhnik tanam jajar
legowo dengan baik?
|
a.
Sangat mengetahui
b.
Mengetahui
c.
Cukup Mengetahui
d.
Tidak Mengetahui
|
4
3
2
1
|
|||||
2
|
Apakah Bapak/Ibu sudah Mengetahui budidaya padi
hibrida ?
|
a. Sangat Mengetahui
b. Mengetahui
c. Cukup Mengetahui
d.
Tidak Mengetahui
|
|
|||||
3
|
Apakah Bapak/Ibu Mengetahui
penggunaan pestisida organik?
|
a. Sangat Mengetahui
b.
Mengetahui
c. Cukup Mengetahui
d. Tidak Mengetahui
|
|
|||||
4
|
Apakah Bapak/ Ibu Mengetahui
tekhnik penerapan PHT dalam budidaya cabe merah?
|
a. Sangat Mengetahui
b.
Mengetahui
c. Cukup Mengetahui
d. Tidak Mengetahui
|
|
|||||
5
|
Apakah Bapak/ Ibu Mengetahui
penggunaan pupuk organik/ bokasih?
|
a.
Sangat Mengetahui
b.
Mengetahui
c. Cukup Mengetahui
d. Tidak Mengetahui
|
|
|||||
6
|
Apakah Bapak/Ibu Mengetahui
cara pengolahan hasil pertanian oleh KWT?
|
a. Sangat Mengetahui
b. Mengetahui
c. Cukup Mengetahui
d. Tidak Mengetahui
|
|
|||||
7
|
Apakah Bapak/Ibu
mengetahui cara pengendalian hama wangwung pada tanaman kelapa?
|
a.
Sangat mengetahui
b.Mengetahui
c. Cukup Mengetahui
d.Tidak Mengetahui
|
4
3
2
1
|
|||||
8
|
Apakah Bapak/Ibu
mengetahui cara penanaman empon-empon dilahan pekarangan?
|
a.
Sangat Mengetahui
b.Mengetahui
c.
Cukup Mengetahui
d.Tidak Mengetahui
|
|
|||||
9
|
Apakah Bapak/Ibu
mengetahui cara penanaman rumput gaja jenis unggul?
|
a.
Sangat Mengetahui
b.
Mengetahui
c. Cukup Mengetahui
d. Tidak Mengetahui
|
|
|||||
10
|
Apakah Bapak/Ibu
mengetahui cara pembuatan fermentasi jerami ?
|
a.
Sangat Mengetahui
b.
Mengetahui
c. Cukup Mengetahui
d. Tidak Mengetahui
|
|
|||||
11
|
Apakah Bapak/Ibu mengetahui
cara pembuatan urea molase block (UMB)?
|
a. Sangat Mengetahui
b.
Mengetahui
c. Cukup Mengetahui
d. Tidak Mengetahui
|
|
|||||
12
|
Apakah Bapak/Ibu
mengetahui cara pembuatan kandang panggung untuk ternak kambing?
|
a. Sangat Mengetahui
b. Mengetahui
c. Cukup Mengetahui
d. Tidak Mengetahui
|
|
|||||
13
|
Apakah Bapak/Ibu
mengetahui cara pembuatan kolam ikan dipekarangan?
|
a.
Sangat mengetahui
b.
Mengetahui
c.
Cukup Mengetahui
d.
Tidak Mengetahui
|
|
|||||
14
|
Apakah Bapak/Ibu
mengetahui cara pembuatan AD/ART Poktan/Gapoktan?
|
a.
Sangat Mengetahui
b.
Mengetahui
c.
Cukup Mengetahui
d.
Tidak Mengetahui
|
|
|||||
15
|
Apakah Bapak/Ibu
mengetahui cara pembuatan Lumbung Desa ?
|
a.Sangat Mengetahui
b.
Mengetahui
c. Cukup Mengetahui
d. Tidak Mengetahui
|
|
|||||
|
||||||||
II
|
S I K A P
|
|
|
|||||
1
|
Apakah Bapak/Ibu
Setuju menggunakan tekhnik tanam jajar legowo?
|
a.
Sangat setuju
b.
Setuju
c.
Cukup setuju
d.
Tidak setuju
|
4
3
2
1
|
|||||
2
|
Apakah Bapak/Ibu Setuju dengan adanya budidaya
padi hibrida ?
|
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Cukup setuju
d. Tidak setuju
|
|
|||||
3
|
Apakah Bapak/Ibu Setuju
dengan penggunaan pestisida organik?
|
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Cukup setuju
d. Tidak setuju
|
|
|||||
4
|
Apakah Bapak/ Ibu Setuju
dengan tekhnik penerapan PHT dalam budidaya cabe merah?
|
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Cukup setuju
d. Tidak setuju
|
|
|||||
5
|
Apakah Bapak/ Ibu Setuju
dengan penggunaan pupuk organik/
bokasih?
|
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Cukup setuju
d. Tidak setuju
|
|
|||||
6
|
Apakah Bapak/Ibu Setuju
dengan pengolahan hasil pertanian oleh
KWT?
|
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Cukup setuju
d. Tidak setuju
|
|
|||||
7
|
Apakah Bapak/Ibu
Setuju dengan pengendalian hama wangwung pada tanaman kelapa?
|
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Cukup setuju
d. Tidak setuju
|
|
|||||
8
|
Apakah Bapak/Ibu
Setuju dengan penanaman empon-empon dilahan pekarangan?
|
a.
Sangat setuju
b.
Setuju
c.
Cukup setuju
d.
Tidak setuju
|
|
|||||
9
|
Apakah Bapak/Ibu
Setuju dengan penanaman rumput gaja jenis unggul?
|
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Cukup setuju
d. Tidak setuju
|
|
|||||
10
|
Apakah Bapak/Ibu
Setuju dengan pembuatan fermentasi jerami ?
|
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Cukup setuju
d. Tidak setuju
|
|
|||||
11
|
Apakah Bapak/Ibu Setuju
dengan pembuatan urea molase block (UMB)?
|
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Cukup setuju
d. Tidak setuju
|
|
|||||
12
|
Apakah Bapak/Ibu
Setuju dengan pembuatan kandang panggung untuk ternak kambing?
|
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Cukup setuju
d. Tidak setuju
|
|
|||||
13
|
Apakah Bapak/Ibu
Setuju dengan pembuatan kolam ikan dipekarangan?
|
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Cukup setuju
d. Tidak setuju
|
|
|||||
14
|
Apakah Bapak/Ibu
setuju dengan pembuatan AD/ART Poktan/Gapoktan?
|
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Cukup setuju
d. Tidak setuju
|
|
|||||
15
|
Apakah Bapak/Ibu
Setuju dengan pembuatan Lumbung Desa ?
|
a. Sangat setuju
b.Setuju
c. Cukup setuju
d.Tidak setuju
|
|
|||||
III
|
KETERAMPILAN
|
|
|
1
|
Apakah Bapak/Ibu
Terampil dalam menggunakan tekhnik tanam jajar legowo?
|
a. Sangat terampil
b.Terampil
c. Cukup terampil
d.Tidak terampil
|
4
3
2
1
|
2
|
Apakah Bapak/Ibu Terampil dalam budidaya padi
hibrida ?
|
a. Sangat terampil
b. Terampil
c. Cukup terampil
d. Tidak terampil
|
|
3
|
Apakah Bapak/Ibu Terampil
dalam penggunaan pestisida organik?
|
a. Sangat terampil
b. Terampil
c. Cukup terampil
d. Tidak terampil
|
|
4
|
Apakah Bapak/ Ibu Terampil
dalam tekhnik penerapan PHT dalam budidaya cabe merah?
|
a. Sangat terampil
b. Terampil
c. Cukup terampil
d. Tidak terampil
|
|
5
|
Apakah Bapak/ Ibu Terampil
dalam penggunaan pupuk organik/ bokasih?
|
a. Sangat terampil
b. Terampil
c. Cukup terampil
d. Tidak terampil
|
|
6
|
Apakah Bapak/Ibu Terampil
dalam pengolahan hasil pertanian oleh KWT?
|
a. Sangat terampil
b. Terampil
c. Cukup terampil
d. Tidak terampil
|
|
7
|
Apakah Bapak/Ibu
Terampil dalam pengendalian hama wangwung pada tanaman kelapa?
|
a. Sangat terampil
b. Terampil
c. Cukup terampil
d. Tidak terampil
|
|
8
|
Apakah Bapak/Ibu
Terampil dalam penanaman empon-empon dilahan pekarangan?
|
a. Sangat terampil
b.Terampil
c. Cukup Terampil
d.Tidak setuju
|
|
9
|
Apakah Bapak/Ibu
Terampil dalam penanaman rumput gaja jenis unggul?
|
a. Sangat terampil
b. Terampil
c. Cukup terampil
d. Tidak terampil
|
|
10
|
Apakah Bapak/Ibu
Terampil dalam pembuatan fermentasi jerami ?
|
a. Sangat terampil
b. Terampil
c. Cukup terampil
d. Tidak terampil
|
|
11
|
Apakah Bapak/Ibu Terampil
dalam pembuatan urea molase block (UMB)?
|
a. Sangat terampil
b. Terampil
c. Cukup terampil
d. Tidak terampil
|
|
12
|
Apakah Bapak/Ibu
Terampil dalam pembuatan kandang panggung untuk ternak kambing?
|
a. Sangat terampil
b. Terampil
c. Cukup terampil
d. Tidak terampil
|
|
13
|
Apakah Bapak/Ibu
Terampil dalam pembuatan kolam ikan dipekarangan?
|
a. Sangat terampil
b. Terampil
c. Cukup terampil
d. Tidak terampil
|
|
14
|
Apakah Bapak/Ibu
Terampildengan pembuatan AD/ART Poktan/Gapoktan?
|
a. Sangat terampil
b. Terampil
c. Cukup terampil
d. Tidak terampil
|
|
15
|
Apakah Bapak/Ibu
Terampil dalam pembuatan Lumbung Desa ?
|
e. Sangat terampil
f. Terampil
g. Cukup terampil
h.Tidak terampil
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar