Rabu, 25 September 2019

LAPORAN PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG DI KELURAHAN FOBAHARU, KECAMATAN TIDORE UTARA Oleh Darwin Rauf, S.ST


LAPORAN PENDAMPINGAN SL-PTT JAGUNG
DI KELURAHAN FOBAHARU, KECAMATAN TIDORE UTARA
Oleh Darwin Rauf, S.ST


PENDAHULUAN
Latar balakang
Pendampingan merupakan sesuatu aspek penting dalam mensukseskan program srategis Kementrian Pertanian yaitu Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT).Pendampingan yang bersinergi, terkoordinir, terfokus, dan terukur sangat di harapkan oleh semua pihak dalam mengakselarasi pencapaian sasaran yang telah di tetapkan.
Balai Penyuluhan Pertanian ( BPP ) Kecamatan Tidore Utara dalam pelaksanaan tupoksinya berkoordinasi dengan stakeholders di Pemerintahan Daerah Provinsi, Kabupaten/kota untuk menjadi penggerak pembangunan pertaniaan dan pusat informasi teknologi spesifik lokasi. Disamping itu, Balai Penyuluhan Pertanian ( BPP ) juga di tuntut untuk memfasilitasi inovasi teknologi pertaniaan spesifik lokasi sebagai pendorong pembangunan pertanian.
Permasalahan utama dari sektor tanaman pangan khususnya jagung adalah adanya kesenjangan produktifitas di tingkat petani yang cukup besar. Produktifitas jagung masih relatif rendah sedangkan potensi hasilnya dapat mencapai 6,5 ton per hektar untuk jagung. Penyebabnya antara lain adalah penggunaan farietas unggul yang berdaya hasil tinggi dan benih bersertifikat di tinggkat petani masih relative rendah (sekitar %), penggunaan pupuk yang belum rasional dan efisien, penggunaan pupuk organik yang belum populer dan budidaya spesifik lokasi masih belum diadopsi secara baik. Upaya dan strategi untuk meningkatkan produktifitas dan produksi mutlak di perlukan melalui inplementasi inovasi teknologi.
Pendampingan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) ) merupakan salah satu cara untuk mengenalkan inovasi pertaniaan spesifik lokasi secara partisipatif kepada masyarakat tani. Melalui kegiatan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT)  diharapkan terjadi perbaikan pemahaman petani dan kelompok tani mengenai pentingnya penerapan inovasi teknologi dengan benar untuk meningkatkan produksi dan pendapatan usaha taninya. Pendampingan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) ) di laksanakan di Kelurahan Fobaharu adalah Budidaya jagung.
Dukungan pendampingan Penulis untuk akselerasi adopsi PTT dalam program Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT)  diantaraya adalah bibitjagung.
Pendampingan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) , Demfarm, dan penyediaan materi penyuluhan. Pendampingan oleh Penulis dikoordinasikan dan disinergikan dengan penyelenggaraan program Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT)  dan Demfarm dilokasi Lahan Usaha tani Kelompoktani Garakinyinga.
Tujuan
1.      Mendampingi 60% pelaksanaan program Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Budidaya jagung di Kelurahan Fobaharu.
2.      Meningkatkan kapasitas SDM petani, dan penyuluh.
3.      Mempercepat adopsi dan difusi komponen teknologi PTT Tanaman jagungdi Kelurahan Fobaharu.
4.      Mengevaluasi penerapan komponen teknologi dengan sumber data dari petani dan stakeholders      lainnya.
5.      Meningkatkan produktifitas dan pendapatan petani jagung15%.


Keluaran
1.      Terdampinginya 60% pelaksanaan program Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Budidaya jagung Hybryda di Kelurahan Fobaharu melalui berbagai kegiatan pendampingan.
2.      Meningkatnya pendapatan SDM petani dan  pelaksana Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) .
3.      Terselerasinya adopsi dan difusi komponen teknologi tanaman jagung.
4.      Dievaluasinya kinerja teknologi PTT tanaman pangan melalui penyuluh jurusan penyuuhan pertanian, perkebunan, petani dan stakeholders lainnya.
5.      Meningkatnya produktifitas dan pendapatan petani jagung 15%.

TINJAUAN PUSTAKA
Jagung merupakan tanaman yang digemari di Kelurahan Fobaharu untuk dapat dikembangkan produksinya.subsektor tanaman pangan dan berperan penting terhadap pencapaian tanaman pangan. Jagung juga memberikan kontribusi besar terhadap hasil pendapatan daerah Kota Tidore Kepulauan.
Senjang hasil antara hasil penelitian dengan hasil real di tingkat petani sangat tinggi yaitu lebih dari 40% hasil pengkajian menunjukan bahwa produktifitas jagung di Kelurahan Fobaharu dapat mencapai 1,5 ton per hektar.
Salah satu cara untuk mengurangi senjang hasil adalah dengan menerapkan teknologi yang spesifik lokasi dengan pendekatan pengelolaan tanaman dan sumber daya terpadu. PTT adalah suatu pendekatan inovatif dan dinamis dalam upaya meningkatkan produksi dan pendapatan petani melalui perakitan komponen sacara partisipatif bersama petani.Dengan pendekatan ini di harapkan selain produsi jagung naik, biaya produksi optimal, prodiknya berdaya saing dan lingkungan tetap terpelihara sehingga bisa berkelanjutan.
Inovasi teknologi berpeluang untuk di adopsi oleh petani apabila teknologi yang diintroduksikan memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1.      Bermanfaat bagi petani secara nyata
2.      Lebih unggul dibandingkan dengan teknilogi yang telah ada
3.      Bahan, sarana, alat mesin, modal dan tenaga untuk mengadopsi teknologi tersedia.
4.      Memberikan nilai tambah dan keuntungan ekonomi
5.      Meningkatkan efisiensi dalam berproduksi.
Dari sisi petaninya sendiri mereka juga memprtimbangkan beberapa faktor sebelum mengadopsi teknologi. Factor-faktor yang di pertimbangkan olah petani diantaranya adalah :
1.      Ketersediaan pasar hasil panen dengan harga pasar yang layak serta keuntungan yang baik.
2.      Kepastian di perolehnya hasil panen dengan resiko kegagalan yang minimal.
3.      Penerapan teknologi tidak sulit bagi petani
4.      Petani mampu menyediakan modal untuk mengadopsi teknologi
5.      Memberikan niali tambah dan keuntungan nyata bagi petani.
Dalam proses adopsi inovasi teknologi kepada pengguna akan mengalami proses dan tahapan yaitu:
1.      Kesadaran,
2.      Tumbuhnya minat,
3.      Evaluasi, mencoba, dan adopsi.
Pada dasarnya pendampingan merupakan bagian dari kegiatan di seminasi. Diseminasi teknologi merupakan proses timbal balik, para pelaku menyediakan, menerima informasi dan teknologi sehingga diperoleh kesepahaman dan kesepakatan bersama.
PTT dilaksanakan berdasarkan 5 prinsip utama yaitu :
1.      Partisipatif. Petani berperan aktif dalam penentuan teknologi sesuai kondisi setempat serta meningkatkan kemampuan melalui pembelajaran dilapangan.
2.      Spesifik lokasi. Memperhatikan kesesuaian teknologi dengan lingkungan sosial budaya, dan ekonomi petani setempat.
3.      Sumberdaya tanaman, tanah dan air dikelolah dengan baik secara terpadu.
4.      Sinergis atau serasi. Pemanfaatan teknologi terbaik memperhatikan keterkaitan antar komponen teknologi yang saling mendukung.
5.      Dinamis. Penerapan teknologi selalu disesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan IPTEK serta kondisi sosial ekonomi setempat.
Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT)  adalah bentuk sekolah yang seluruh proses belajar mengajarnya dilakukan di lapangan yang berdekatan dengan lahan belajar, tidak terikat ruang kelas. Sekolah lapangan menjadi tempat pendidikan nonformal bagi petani untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan utamanya dalam mengenali potensi, penyusunan rencana usaha tani, mengatasi permasalahan. Melalui Sekolah Lapang ( SL ) petani diharapkan mampu mengambil keputusan untuk menerapkan teknologi yang sesuai dengan kondisi sumber daya setempat secara sinergis dan berwawasan lingkungan. Dengan demikian, usaha taninya lebih efisien, produktifitas tinggi dan berkelanjutan. Pendekatan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT)  berfungsi sebagai pusat belajar pengambilan keputusan para petani kelompok tani, sekaligus tempat tukar menukar informasi dan pengalaman lapangan, pembinaan menajemen kelompok serta sebagai percontohan bagi kawasan lainnya.
Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT)  merupakan salah satu cara untuk mengenalkan inovasi tenologi spesifik lokasi secara pertisipatif kepada masyarakat tani. Melalui kegiatan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT)  diharapkan terjadi perbaikan pemahaman petani dan kelompok tani mengenai pentingnya penerapan inovasi teknologi dengan benar untuk meningkatkan produktifitas, produksi dan pendapatan usaha taninya.
Dalam pelaksanaan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) terdapat dua komponen teknologi yaitu komponen dasar dan komponen pilihan.Komponen dasar yaitu teknologi yang sangat di anjurkan untuk di terapkan disemua lokasi lahan jagung. Komponen teknologi ini terdiri dari :
Varitas unggul ;
Benih bermutuh ;
1.      Pemberian bahan organik dalam bentuk kompos ;
2.      Pengaturan populasi tanaman secara optimum ;
3.      Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah ;
4.      Pengendalian OPT ( Organisme Pengganggu Tanaman ) dengan penekatan pengendalian hama terpadu ( PHT).
Komponen teknologi pilihan yaitu teknologi yang di sesuaikan dengan kondisi, kemauan dan kemampuan petani setempat. Teknologi ini terdiri atas :
1.      Pengolahan tanah sesuai musim dan pola tanam ;
2.      Penggunaan bibit muda ( 21 hari ) ;
3.      Tanam bibit 1 biji ;
4.      Penyiangan dengan alat kuda-kuda ;
5.      Panen tepat waktu.
Falsafah Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT)  menunjukan bahwa agar teknologi yang di introduksikan dapat di terima, di adopsi secara luas, maka peran dari seluruh panca indra haruslah dioptimalkan. Falsafah dari Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT)  adalah sebagai berikut
1.      Mendengar, saya lupa.
2.      Melihat, saya ingat.
3.      Melakukan, saya faham
4.      Menemukan sendiri, saya kuasai
Falsafah diatas menujukan bahwa proses pembelajaran bagi petani haruslah dilakukan secara sistematis, lengkap, sederhana aplikatif, dan partisipatif dengan mengoptimalkan kerja dari pancaindara (learning bydoing) secara pertisipatif merupakan metode pembelajaran yang tepat, karena petani tidak hanya mendengar ataupun melihat tetapi lebih di tekankan untuk mampu melaksanakan, mengevaluasi/membuat penilaian, menentukan pilihan, mengadopsi, dan mendifusikan teknologi yang spesifik lokasi. Disini Nampak adanya bentuk pemberdayaan petani. Dengan cara ini diharapkan petani lebih kreatif dan inovatif yang dapat berperan seperti halnya seorang peneliti.
Petani akan menerima dan mengadopsi inovasi teknologi yang diintroduksikan secara ekonomis menguntungkan dan secara teknis dapat dilaksanakan serta tidak bertentangan dengan sosial budaya masyarakat setempat. Proses pembelajaran bagi petani haruslah dilakukan secara sistematis, lengkap, sederhana, dan pertisipatif dengan mengoptimalkan kinerja dari pancaindra.
Penyuluh adalah Pegawai Negri Sipil  yang selanjutnya disebut penyuluh PNS adalah Pegawai Negri Sipil yang diberi tugas dan tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh untuk melakukan kegiatan penyuluhan sesuai UU No.16 tahun 2006 tentang sistem Penyuuhan Pertanian, Prikanan dan Kehutanan.
Menurut Departemen Pertanian (2010). Program penyuluhan adalah rencana tertulis yang disusun secara sistematis untuk memberikan arahan dan program sebagai alat pengendali pencapaian tujuan penyuluhan.
Menurut Depertemen Pertanian (2008), tugas pokok penyuluh pertanian adalah :
1.      Merubah sikap, pengetahuan dan keterampilan petani dan keluarganya dalam menerapkan berbagai teknologi, produksi, pasca panen dan teknologi.
2.      Mengembangkan swadaya dan swakarsa petani dan keluarganya.
3.      Mengihtiarkan kemudahan bagi para petani dan keluarganya dalam mendapatkan sarana produksi kredit dan alat pertanian.
4.      Mengenali dan mengembangkan swadaya dalam mengidentifikasi masalah yang dihadapi petani dan keluarganya.







PELAKSANAAN KEGIATAN

Waktu dan Tempat
Pelaksanaan kegiatan Pendampingan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) ).Tanaman jagung dimulai pada bulan Juni Sampai dengan bulan Agustus 2013 .Tempat Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT)  ini di Saung Kelompoktani Garakinyinga Kelurahan Fobaharu, Kecamatan Tidore Utara, Provinsi Maluku Utara.
Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan dalam Pendampingan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) /Demfarm Produksi Tanaman jagung adalah seperti tertera pada tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1.  Alat dan Bahan Praktikum Teknologi Produksi Tanaman Jagung.
Alat
Bahan
*      Tali ukur (meteran)
*      Penggaris
*      Cangkul 
*      Sekop
*      Alat tulis: pena, buku dan penggaris
*      Ember
*      Nampan/baskom
*      Bibit jagung  varieatas hibryda
*      Pupuk Urea
*      Pupuk TSP
*      Pupuk KCl
*      Air 
*      Kertas meram

Prosedur Pelaksanaan
Ruang Lingkup
Peaksanaan Kegiatan pendampingan Sekolah Lapangan Tanaman Terpadu (SL-PTT) ) tahun 2013 di Kelurahan Fobaharu meliputi:
-          Teknik budidaya tanaman jagung.
-          Pelaksanaan kegiatan penyediaan dan distribusi bahan informasi teknologi, bahan  dan demfarm
-          Pelaporan akhir kegiatan.

Pendampingan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT)  di lakukan dalam bentuk pendampingan secara langsung ke lapangan maupun penyediaan bahan iformasi pertanian bagi petani.dan demfarm merupakan contoh dari pendampingan yang dilakukan secara langsung dilapangan.
Tahapan Pelaksanaan
Persiapan
Cakupan kegiatan pengawalan/pendampingan teknologi, di antaranya :
1.      Narasumber dalam pelatihan petugas pemandu lapangan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) dan pelatihan petani peserta Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) .
2.      Membuat petak demonstrasi usahatani (Demfarm PTT) sebagai wahana belajar dan komunikasi bagi petugas pemandu lapangan dan/atau petani peserta sekolah lapangan pengelolaan tanaman terpadu (SL-PTT)  dengan pengawal/pendamping teknologi dan lokasi Demfarm diharapkan sebagai unit produksi bibit jagung yang dipergunakan oleh petani setempat dan petani lain pada musim berikutnya.
Membuat Demfarm PTT dengan luasan 2-3 Ha. Demfarm berisikan :
1.      Keragaan varietas unggul bibit jagung
2.      Komponen teknologi PTT seacara lengkap,sebagai narasumber untuk teknologi PTT.
3.      Mengumpulkan data.
4.      Membantu kelancaran distribusi bibit jagung ke lokasi-lokasi yang berdekatan atau berdampingan dengan lokasi Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT).

Pelaksanaan Kegiatan
Peran penulis / Penyuluh cukup penting dan strategis dalam pendampingan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT). Penyuluh banyak mendapatkan dukungan dari masyarakat Kelurahan Fobaharu.
Pendampingan yang dilakukan oleh penyuluh meliputi kegiatan koordinasi dan peningkatan kapasitas sumberdaya manusia (SDM) baik untuk pemandu lapangan  maupun juga kepada petani. Bentuk peningkatan SDM dilakukan secara teori dan praktek ataupun kombinasi dari keduanya. Kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan peningkatan SDM petani dan kelompoktani diantaranya adalah pelatihan/apresiasi.
Adapun permasalahan yang dihadapi dalam penerapan PTT tanaman jagung ini diantaranya yaitu ;
1.      Penerapan paket teknologi budidaya yang dilaksanakan belum sesuai spesifik lokasi.
2.      Benih yang digunakan hanya berdasarkan keinginan/kebiasaan petani.
3.      Petani sudahmerasa puas atas produksi yang dihasilkan melalui Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) padahal produksi tersebut masih bisa ditingkatkan karena masih ada komponen teknologi yang belum diterapkan.
4.      Kemampuan keuangan petani yang tidak sama, sehingga penerapan teknologinya bervariasi antar petani.
5.      Pemahaman tentang maksud dan tujuan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT)  masih perlu ditingkatkan.
Untuk meningkatkan pengetahuan dan pemanduan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT)  maka dilakukan apresiasi dan pelatihan disamping juga pendidstribusian buku panduan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Budidaya jagung, buku saku, lieflet, brosur, folder yang berkaitan dengan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Buku panduan yang memuat komponen teknologi secara lengkap dan detail, sedangkan buku saku mengulas komponen teknologi PTT tanaman jagung secara praktis.
Dalam kegiatan apresiasi dijelaskan tentang filosofi,prinsip dasar, dan komponen teknologi PTT. Disamping itu juga diajarkan tentang cara pengambilan sample untuk pengamatan komponen pertumbuhan, komponen hasil dan cara pembibitan. Hal ini dilakukan agar pengetahuan dan keterampilan para petani dilapangan dapat ditingkatkan melalui pembelajaran yang bersifat teori, praktek maupun gabungan antar keduanya. Dalam kegiatan ini juga dijelaskan komponen hasil yang harus dikumpulakn.Data sangat penting perannya dan tidak boleh diabaikan agar laporan dapat disusun dengan baik.
Dalam pelaksanaan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) ,materi yang diberikan sangat beragam mulai dari pengenalan benih unggul sampai dengan teknik pemupukan yang efektif dan efisien. Penulis dan Penyuluh Pertanian selaku pembimbing dan pendamping selalu mentaati jadwal yang sudah disiapkan sebelumnya untuk membawakan materi bagi peserta Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT)  .
Demfarm sekolah lapangan pengelolaan tanaman terpadu (SL-PTT) di Kelurahan Fobaharu, dilakukan pada lahan praktek seluas 2-3Ha. untuk menunjukan dan membuktikan keunggulan pendekatan PTT kepada petani, kelompok tani, Stakehholders lainnya. Demfarm yang luasnya 2-3 ha itu dianggap sebagai super imposed Balai Penyuluhan Pertanian ( BPP )Kota Tidore Kepulauan, sekaligus sebagai media pembuktian pendekatan PTT yang sebenarnya. Sarana produksi (benih,pupuk,dan pestisida) untuk Demfarm disediakan oleh Dinas Pertanian . Pendekatan PTT dan komponen PTT yang akan diterapkan pada kegiatan demfarm disajikan pada table berikut :
Tabel. 1. Pendekatan PTT Pada Demfarm Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) Budidaya Jagung Hibryda
Komponen Teknologi
Keterangan
1.      Bibit Unggul
2.      Bibit bermutu
3.      Pembuatan Bedengan
4.      Pemberian bahan organic
5.      Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah
6.      Pengendalian OPT
7.      Pengolahan tanah
8.      Pengairan secara efektif dan sefisien
9.      Penyiangan
10.  Panen
ü  Hibryda (F1 Hibryd)
ü  Urea 150-200 Kg/Ha:
ü  Berikan pupuk dasar 4 Kg urea/Za+7,5kg TSP+4 Kg KCL per 1000 m2 diatas bedengan.aduk dan ratakan dengan tanah.diatas bedengan.
ü  Buat lubang tanam dengan jarak tanam 60x50 cm diatas bedengan, diameter 7-8 cm sedalam 15 cm



HASIL DAN PEMBAHASAN

 Balai Penyuluhan Pertanian ( BPP ) dalam rangka  Pelaksanaan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) menerima peserta/kunjungan petani salah satunya adalah menerima kunjungan kelompok tani dari wilayah Kota Tidore Kepulauan yang tergabung dalam kelompoktani. Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) dilaksanakan mulai bulan Juni  2013 sampai dengan Agustus 2013. Para petani yang tergabung dalam kelompok pelaksana yang berjumlah 25 orang. Maksud dan tujuannya adalah para petani ingin tahu lebih jelas tentang varietas hibryda dan budidaya tanaman jagung, yang dilaksankan Balai Penyuluhan Pertanian ( BPP ) ini. Untuk itu para petani tersebut diberikan pembekalan tentang cara budidaya tanaman jagung dengan varietas jagung hibryda, kesuburan tanah dan pemupukan spesifik lokal,cara membuat pupuk kompos yang dipandu oleh pendamping  dari Penyuluh yang memiliki wilayah binaan di Kelurahan Fobaharu.
Gambar 1. Bersama Dengan Ketua Gapoktan Garakinyinga Dan Peserta SL-PTT Jagung Serius Mengikuti Seluruh Rangkaian Kegiatan

Penentuan Kebutuhan Bibit Jagung.
Untuk menentukan kebutuhan bibit yang tepat perlu diketahui beberapa hal yaitu luas lahan, jarak tanam, bobot bibit, daya tumbuh bbit serta jumlah tanaman per lubang tanam. Hal-hal diataslah yang menentukan jumlah kebutuhan bibit jagung yang perlu ditanam untuk usaha tani dengan luasan tertentu..
Untuk mengetahui luas lahan yang akan ditanami penulis melakukan pengkuran terhadap petakan bibit jagung yang menjadi tempat penanaman bibit jagungpengukuran ini menggunakan tali meteran yang direntangkan pada sisi panjang dan lebar bedengan. Dari pengukuran ini akan diketahui luas bedengan  yang akan ditanami sehingga dapat ditentukan jumlah bbit yang dibutuhkan untuk ditanam.
Jarak tanam penulis tentukan berdasarkan rekomendasi yang diberikan oleh Balai Penelitian yaitu 60 x5 0 cm.
Jumlah tanaman perlubang tanam yang penulis menganjurkan 1 biji tanaman perlubang.

Penyiapan Lahan
Penyiapan lahan yang penulis lakukan meliputi perbaikan galangan, membajak tanah, dan  menggaru, membuat bedengan.
Perbaikan galangan dilakukan menggunakan cangkul dengan cara menaikkan tanah di pinggir galangan dengan tanah serta menambal bagian galangan yang bocor atau rusak selama musim tanam sebelumnya. Rumput-rumput yang tumbuh di galangan juga dibersihkan.
Pembajakan tanah dilakukan dengan cara membalik tanah menggunakan bajak yang ditarik oleh traktor. Kedalaman pembajakan tanah adalah sekitar 20 cm. Pembajakan tanah dilakukan dalam keadaan tanah kering dan gembur. Pembajakan tanah dilakukan sebanyak dua kali.
Penggaruan tanah dilakukan dengan menggunakan rotari yang ditarik oleh traktor. Dalam penggaruan ini, tanah dalam keadaan kering. Kegiatan ini juga diiringi dengan perataan tanah menggunakan rotary dan cangkul. Kegiatan penyiapan lahan untuk penanaman jagung dapat dilihat pada gambar dibawah ini;

Gambar.2. Penyiapan Lahan Tanaman Jagung
Penanaman dan Pemupukan
Sebelum penanaman, bedengan sudah disiapkan dengan cara dikeringkan sampai macak-macak. Setelah itu, diukur dengan jarak tanam yang telah ditentukan dengan menggunakan meter. Bedengan perlu dilakukan pemupukan dasar dengan  dengan seluruh dosis SP-36 (100 Kg/Ha), seluruh dosis KCl (50 kg/ha), dan sepertiga  dosis Urea (1/3 x 250 Kg/Ha). Ketiga jenis pupuk tersebut dicampur rata kemudian disebarkan pada petakan bedengan secara merata.
Setelah itu, dilakukan penanaman dengan cara memasukkan 1 bibit per lubang tanam. Penanaman bibit dilakukan dengan tugal sedalam 3-4 cm.
Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman yang penulis lakukan meliputi pengendalian hama dan penyakit, penyiangan gulma, Pengairan dilakukan dengan cara menjaga agar air di saluran antar bedengan tidak kekeringan dan juga sampai jangan berlebihan yang dapat menutupi bibit yang telah tumbuh. Pengendalian hama dan penyakit yang utama penulis lakukan adalah menjaga tanaman dari serangan burung dan hama lainnya seperti ayam yang ingin memakan bibit jagung yang ditanam.
Pemeliharaan tanaman jagung yangpenulis laksanakan dalam pendampingan iniialah sebagai berikut :
-          Penyulaman ;
-          Pemupukan susulan ;
-          Penyiangan ;
-          Pengendalian hama dan penyakit ;
-          Pengamatan.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang mati akibat rebah ataupun akarnya busuk. Penyulaman dilakukan seminggu setelah tanam dengan cara yang sama dengan penanaman pada pindah tanam.
Penyiangan
Penyiangan dilakukan berdasarkan kondisi gulma. Selama praktikum penulis melakukan dua kali penyiangan yaitu pada umur 3 minggu dan 5 minggu yakni sebelum dilakukan pemupukan susulan pertama dan kedua. Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh disekitar tanaman dengan menggunakan tangan. Dalam pencabutan gulma harus hati-hati agar tidak merusak rumpun tanaman jagung.
Pemupukan Susulan
Pemupukan susulan penulis lakukan dua kali yakni pada umur 3 minggu dan 5 minggu. Jenis pupuk yang digunakan adalah Urea dengan dosis yang sama untuk setiap pemupukan susulan yaitu sepertiga dari dosis (1/3 x 250 Kg/Ha). Cara pemberian pupuknya adalah disebar secara merata ke seluruh petakan.
Pengendalian Hama dan Penyakit
·         Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara mekanis, kultur teknis.
Pengamatan
·         Pengamatan yang dilakukan selama pendampingan adalah :
a.       Kondisi Bibit  Tanam
Kondisi bibit sewaktu tanam susulan yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, kekekaran, warna, pangkal bibit, . Pengamatan ini dilakukan terhadap 10 sampel bibit yang telah dicabut untuk tanam susulan yang dipilih secara acak kemudian dirata-ratakan.
b.      Kondisi Tanaman 1 Minggu
      Kondisi tanaman 1 minggu setelah  tanam yang diamati meliputi tinggi tanaman, jumlah daun,  warna, pangkal bibit. Pengamatan ini dilakukan terhadap 10 sampel tanaman yang dipilih secara acak kemudian dirata-ratakan.


c.       Pertumbuhan Tinggi tanaman
Pengamatan pertumbuhan tinggi tanaman dilakukan rutin setiap minggu terhadap 10 rumpun sampel yang dipilih secara acak. Pengukurannya dimulai dari pangkal batang sampai dengan ujung tanaman.
d.      Pertumbuhan Lebar daun tanaman.
Pengamatan pertumbuhan lebar daun tanaman dilakukan rutin setiap minggu terhadap 10 rumpun sampel yang dipilih secara acak. Pengukurannya dimulai dari pangkal batang sampai dengan ujung tanaman.
e.       Pertumbuhan Jumlah daun tanaman.
Pengamatan pertumbuhan jumlah daun tanaman dilakukan rutin setiap minggu terhadap 10 rumpun sampel yang dipilih secara acak. Pengukurannya dimulai dari pangkal batang sampai dengan ujung tanaman.
f.       Hama dan Penyakit
Pengamatan hama dan penyakit dilakukan secara rutin tiap minggu terhadap 10 rumpun sampel. Dalam pengamatan ini, diamati jenis dan gejala serangan dari hama atau penyakit yang menyerang.
 















Gambar.3. Peserta sekolah lapangan pengelolaan tanaman terpadu (SL-PTT)  Jagung Sedang Melaksanakan Pemupukan Dan Pengamatan

Hasil Yang Diharapkan
Melalui penyelenggaraan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) diharapkan dapat menjadi tempat bertemu, berdiskusi, bertukar informasi dan tempat belajar bersama diantara peneliti, penyuluh pertanian, teknisi, pemandu lapangan (PL), POPT, formulator, ketua kelompoktani, ketua gabungan kelompok tani, dan kontak Tani Nasional Andalan (KTNA) dalam kerangka peningkatan produktivitas dan produksi, utamanya tanaman jagung. Dengan demikian, maka lokasi penyelenggaraan demfarm dapat berfungsi sebagai wahana yang baik bagi pemandu lapangan (PL) untuk berdialog dengan narasumber pengawal dan pendamping teknologi Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT)  Budidaya Tanaman jagung di lapangan dan dengan narasumber formulator saran produksi pertanian dalam rangka memecahkan permasalahan yang dijumpai oleh penyuluh sebagai pemandu atau pendampingan dan petani di dalam menjalankan usahatani Budidaya tanaman jagungDengan peningkatan pemahanan dan penerapan teknologi PTT tanaman jagung, percepatan pengenalan dan penerapan varietas unggul baru (VUB) bibit jagung baik bagi petugas maupun petani dan peningkatan wawasan dan pengetahuan baik petugas maupun petani, maka diharapkan akan meningkatkan keterampilan dalam penerapan teknologi unggulan sesuai dengan kondisi agroekosistem dan sosial ekonomi petani setempat (spesifik wilayah) dalam rangka meningkatkan produktivitas usahatani petani peserta kegiatan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT)  budidaya jagung hibryda.






Gambar.4. Pemanenan dan Pengolahan Jagung Hibryda

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Setelah melakukan pendampingan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) /Demfarm budidaya tanaman jagung, penulis dapat menarik suatu kesimpulan sebagai berikut :
1.      Dengan pendampingan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT)  mampu meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia bagi petani/ kelompoktani dalam bentuk kegiatan yang bersifat teoritis dan praktis.
2.      Dengan pendampingan Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) terbukti dapat mempercepat adopsi dan difusi komponen teknologi PTT tanaman jagung di Kelurahan Fobahau.
3.      Meningkatnya pendapatan petani jagung 15% pada lokasi Demfarm.
4.      Demfarm dapat dimanfaatkan sebagai penangkaran untuk meningkatkan stok bibit di Kelurahan Fobaharu.
5.      Hama dan penyakit  yang menyerang tanaman jagung adalah belalang, penggerek batang ,  ulat grayak.








Saran
1.      Ketersediaan pupuk khususnya pupuk bersubsidi ponska dan urea  perlu mendapat prioritas agar tersedia tepat waktu dan jumlahnya.
2.      Tim Teknis Pelaksana Sekolah Lapangan Pengelolaan Tanaman Terpadu (SL-PTT) perlu segera dibentuk agar koordinasi dapat berjalan efektif,efisien dan optimal seta bersinergi dan terpadu.
3.      Perlunya dibangun kemitraan yang saling menguntungkan agar petani dengan keluarganya dapat lebih sejahtera.





DAFTAR  PUSTAKA

-          Departemen Pertanian (2010). Program penyuluhan.
-          Depertemen Pertanian (2008), Tugas Pokok Penyuluh Penyuluh Pertanian.
-          Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2006tentangSistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan. Jakarta: Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 92.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar