TENTANG MANAJEMEN TERNAK POTONG
Oleh Darwin Rauf, S.ST
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Ternak potong merupakan salah satu penghasil daging
yang memiliki nilai gizi serta nilai ekonomi yang tinggi. Sejalan dengan
meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan akan konsumsi daging di Indonesia terus
meningkat setiap tahunnya. Peluang usaha beternak sapi potong sangat
menjanjikan karena dengan melihat meningkatnnya permintaan bahan makanan yang
berasal dari hewan sebagai sumber protein hewani khususnya daging.
Pertumbuhan
ternak potong meliputi pertumbuhan pre natal dan post natal.
Pertumbuhan pre natal adalah pertumbuhan yang terjadi atau berlangsung
di dalam kandungan induk dan pertumbuhan post natal adalah pertumbuhan
yang terjadi atau berlangsung mulai ternak dilahirkan sampai mati.
Usaha
ternak sapi potong dapat dikatakan berhasil bila telah memberikan kontribusi
pendapatan dan dapat memenuhi kebutuhan hidup peternak sehari-hari, Agar usaha
ternak sapi potong menghasilkan sapi berkualitas, peternak harus meningkatkan
keterampilan dan pengetahuan mereka dalam beternak sapi potong, antara lain memilih
bibit/bakalan yang baik, sistem pemeliharaan, pemberian pakan yang baik, dan
pengawasan terhadap kesehatan ternak. Hal inilah yang melatar belakangi
diadakannya praktek lapang produksi ternak potong mengenai Tatalaksana Pemeliharaan Sapi
Potong.
II. PEMBAHASAN
2.1. Sistem Pemeliharaan
Pemeliharaan
persiapan yang harus dilakukan sebelum memulai memelihara ternaksapi potong
adalah membersihkan kandang dengan desinfeksi. Demikian juga dalam penggunaan
alat harus memenuhi baik faktor higienis, keamanan ternak maupun efisiensi
(Anonima, 2012).
Induk
yang sedang bunting sama dengan sapi yang sedang berproduksi, membutuhkan
makanan yang cukup mengandung protein, mineral dan vitamin. Induk bunting harus
dipisahkan dengan kelompok sapi yang tidak bunting dan pejantan. Semua induk
bunting hendaknya dikumpulkan menjadi satu. Apabila sudah dekat masa melahirkan
harus dipisahkan di kandang tersendiri yang bersih, kering, dan terang. Lantai
kandang harus diberi alas, misalnya dengan jerami atau rumput (Anonima,
2012).
Jika
“pedet” (anak sapi umur 0 – 8 bulan) telah lahir, semua lendir yang
menyelubungi tubuh. Sewaktu membersihkan lendir pada tubuh, peternak harus
menekan-nekan dada pedet untuk merangsang pernapasan. Selanjutnya tali pusar
dipotong, disisakan sepanjang 10 cm dan diberi desinfektan dengan yodium tincture
10 persen. Tiga puluh menit sesudah lahir, biasanya pedet sudah mulai bisa
berjalan dan menyusu pada puting induk. Tempat dimana pedet itu berbaring harus
diberi alas jerami atau rumput kering yang bersih dan hangat (Anonima,
2012) .
Menurut
(Anonimb 2010), ada 3 cara pemeliharaan sapi antara lain sebagai berikut :
1. Pemeliharaan
Secara Ekstensif
Pemeliharaan
sapi secara ekstensif biasanya terdapat di daerah-daerah yang mempunyai padang
rumput yang luas, seperti di Nusa tenggara, Sulawesi selatan, dan Aceh.
Sepanjang hari sapi digembalakan di padang penggembalaan, sedangkan pada malam
hari sapi hanya dikumpulkan di tempat-tempat tertentu yang diberi pagar,
disebut kandang terbuka.
2. Pemeliharaan
Secara Intensif
Pemeliharaan
secara intensif yaitu ternak dipelihara secara terus menerus di dalam kandang
sampai saat dipanen sehingga kandang mutlak harus ada. Seluruh kebutuhan sapi
disuplai oleh peternak, termasuk pakan dan minum. Aktivitas lain seperti
memandikan sapi juga dilakukan serta sanitasi dalam kandang.
3. Pemeliharaan
Secara Semi Intensif
Pemeliharaan
sapi secara semi intensif merupakan perpaduan antara kedua cara pemeliharaan
secara ekstensif. Jadi, pada pemeliharaan sapi secara semi intensif ini harus
ada kandang dan tempat penggembalaan dimana sapi digembalakan pada siang hari
dan dikandangkan pada malam hari.
2.2.
Perkandangan
2.2.1. Syarat Kandang
Kandang merupakan salah satu unsur penting dalam
suatu usaha peternakan, terutama dalam penggemukan ternak potong. Bangunan
kandang yang baik harus bisa memberikan jaminan hidup yang sehat dan nyaman.
Bangunan kandang diupayakan pertama-tama untuk melindungi sapi terhadap
gangguan dari luar yang merugikan, baik dari sengatan matahari, kedinginan,
kehujanan dan tiupan angin kencang. Selain itu, kandang juga harus bisa
menunjang peternak dalam melakukan kegiatannya, baik dari segi ekonomi maupun
segi kemudahan dalam pelayanan. Kandang berfungsi sebagai lokasi tempat
pemberian pakan dan minum. Dengan adanya kandang, diharapkan sapi tidak
berkeliaran di sembarang tempat, mudah dalam pemberian pakan dan kotorannya pun
bisa dimanfaatkan seefisien mungkin (Anonimc, 2012).
2.2.2.
Kontruksi Kandang
Konstruksi
kandang harus kuat serta terbuat dari bahan- yang ekonomis dan mudah diperoleh.
Di dalam kandang harus ada drainase dan saluran pembuangan Iimbah yang mudah
dibersihkan. Tiang kandang sebaiknya dibuat dari kayu berbentuk bulat agar
Iebih tahan lama dibandingkan dengan kayu berbentuk kotak. Selain itu, kayu bulat
tidak akan melukai tubuh sapi, berbeda dengan kayu kotak yang memiliki sudut
tajam (Wello, 2011).
2.2.3.
Tinggi Kandang
Kandang
di daerah yang mempunyai suhu lingkungan agak panas (dataran rendah dan pantai)
hendaknya dibangun lebih tinggi dari pada kandang yang ada di daerah
pegunungan. Hal ini dimaksudkan agar udara panas di dalam ruangan kandang lebih
bebas bergerak atau berganti sehingga dapat diperoleh ruang kandang cukup sejuk
(Wello, 2011).
2.2.4.
Kerangka Kandang
Terbuat
dari bahan besi, besi beton, kayu dan bambu disesuaikan dengan tujuan dan
kondisi yang ada. Pemilihan bahan kandang hendaknya disesuaikan dengan
kemampuan ekonomi dan tujuan usaha (Wello, 2011).
2.2.5.
Lantai kandang
Lantai
kandang sebagai batas bangunan kandang bagian bawah, atau tempat berpijak dan
berbaring bagi sapi pada sepanjang waktu, maka pembuatan lantai kandang harus
benar-benar memenuhi syarat : rata, tidak licin, tidak mudah menjadi lembab,
tahan injakan, atau awet (Wello, 2011).
2.2.6.
Tempat Pakan dan Air Minum
Bagian
kandang yang juga harus diperhatikan adalah tempat pakan dan air minum.
Tempat/bak pakan dapat dibuat dengan ukuran panjang 60 cm, lebar 50 cm dan
dalamnya 30 cm untuk setiap ekor dewasa. Tempat pakan diperlukan untuk
efisiensi dan efektifitas pakan yang diberikan. Biaya pakan akan membengkak
jika pakan yang diberikan tidak habis dimakan ternak tetapi hanya berserakan
didalam maupun luar kandang.
Tempat
air minum diperlukan untuk memenuhi kebutuhan minum ternak dan menghindari
tumpahnya air jedalam kandang. Syarat tempat pakan dan air minum adalah:
Ø Mudah dijangkau mulut
ternak tetapi tidak bisa terinjak.
Ø Mampu menampung
jumlah pakan/air yang diperlukan ternak sampai pemberian pakan/air berikutnya.
Ø Tidak mudah
digerak-gerakkan ternak sehingga pakan/air minum yang ada tidak tumpah. Khusus
tempat air minum, tidak boleh bocor sehingga mengairi kandang. (Anonimc,
2012).
2.2.7. Model Kandang
Menurut Purnomoadi,
(2003) ada 2 model kandang sapi,
yakni kandang bebas (loose housing) dan kandang konvensional (conventional/stanchion
barn).
1. Kandang Bebas
Kandang
bebas merupakan barak atau areal yang cukup luas dengan atap diatasnya. Kandang
ini ditempati populasi sapi tanpa adanya batasan sedikit pun. Sapi dapat
bergerak bebas kemana saja selama masih ada didalam area kandang. Kandang bebas
hanya terdiri dari satu bangunan atau ruangan, tetapi digunakan untuk ternak
dalam jumlah banyak, Sebuah kandang bebas yang berukuran 7m X 9m dan dapat
menampung 20-25 ekor sapi.
2. Kandang konvensional
Posisi
ternak yang dipelihara di dalam kandang dibuat sejajar, lazim disebut sistem stall.
Susunan stall ada tiga macam yaitu stall tunggal, stall ganda
tail to tail, dan stall face to face.
Ø Stall tunggal
Pada
kandang stall tunggal, sapi ditempatkan satu baris dengan kepala searah. Bentuk
ini tepat untuk jumlah ternak yang tidak lebih dari 10 ekor.
Ø Stall ganda
tail to tail
Sapi
pada kandang Stall ganda tail to tail ditempatkan dua baris sejajar (stall
ganda) dengan gang di tengah, sedangkan kepala ternak berlawanan arah atau
ekor saling berhadapan (tail to tail).
Ø Stall ganda
face to face
Model
kandang ini mendesain sapi pada dua baris sejajar dengan gang di tengah dengan
kepala ternak saling berhadapan (face to face). Gang di tengah agak lebar.
2.2.8. Peralatan Kandang
Menurut
(Anonimd, 2012) dalam kegiatan pemeliharraan ternak, dibutuhkan
peralatan untuk keperluan di dalam kandang. Peralatan hendaknya selalu dalam
keadaan bersih, adapun peralatan kandang yang diperlukan antara lain sebagai:
Ember, digunakan untuk mengangkut air, pakan penguat, dan memandikan ternak.
Sebaiknya ember terbuat dari bahan antikarat, seperti ember plastik.
2.3.
Pemeliharaan pedet
Pada
umumnya bila anak
sapi itu dalam keadaan normal,
maka akan menyusu pada induknya 30 menit setelah lahir. Bila anak sapi tidak
dapat menyusu sendiri maka hendaknya dibantu menyusukan kepada induknya. Hal
ini perlu sebab anak sapi tersebut harus mendapat kolostrum dari induknya.
Pada umumnya anak sapi dibiarkan
bersama-sama induknya selama 24 jam sampai 48 jam setelah lahir, sesudah itu
baru anak sapi dipisahkan dari induknya dan ditempatkan di kandang anak sapi. Tujuannya adalah agar anak sapi
mendapat cukup kolostrum yang mempunyai suhu yang sama dengan induknya. Anak
sapi yang menyusu langsung pada induknya akan memberikan rangsangan pada
ambing induknya untuk
nantinya mudah diperah. Dalam pemberian air susu pada anak sapi,
hendaknya air susu itu diambil dari susu induknya untuk beberapa hari. Setelah
5-7 hari susu dari induk lain dapat diberikan pada anak sapi tersebut. Bila
induk mati atau tidak dapat memberikan kolostrum pada anaknya dapat diberi pengganti kolostrum sebagai
berikut: 1 butir telur dikocok dengan 300 cc air hangat dicampur dengan 1 sendok teh castrol oil dan 600 cc susu
murni. Diberikan 3 kali
sehari selama 4 hari. Ditambah antibiotika. Antibiotika untuk
anak sapi: per os 250 mg
chlortetracycline tiap hari selama 5 hari, setelah itu 125 mg
chlortetracycline selama 16 hari, yang terbaik sesudah lahir disuntik 200 ml
tetracycline (ackromycine) intra muscular. (Wello, 2011).
2.4.Pengebirian
(Kastrasi)
Kastrasi adalah usaha
mematikan sel kelamin gengan jalan operasi dan mengikat atau memutus saluran
sperma ataupun memasukkan bahan kimia dengan cara injeksi agar alat reproduksi
tidak berfungsi. Tujuannya adalah
Supaya sapi lebih jinak, mudah dikuasai, mutu daging dan laju pertumbuhan
meningkat. Manfaatnya adalah
sapi yang memiliki sifat jelek tidak akan menurunkan atau mengembangkan sifat
jelek sehingga secara ekonomis lebih menguntungkan.
1. Metode Kastrasi:
Ø Kastrasi dengan elastrator (karet gelang) (umur <
1mgg)
Ø Kastrasi dengan cara operasi (1-4 bulan)
Ø Kastrasi dengan “tang Burdizzo” (semua umur)
2.5. Pemotongan
Tanduk (Dehorning)
Dehorning yaitu
mematikan calon tanduk sebelum tumbuh memanjang atau memotong tanduk yang sudah
terlanjur tumbuh panjang. Tujuannya
adalah untuk menghindarkan bahaya penandukan terhadap peternak ataupun sesama ternak.
Metode dehorning :
1.
Menggunakan
bahan kimia
Bahan kimia yang digunakan adalah
caustic soda dalam bentuk pasta atau batangan seperti lilin. cara ini sering
dilakukan pada pedet sebelum umur 2 minggu (3-10 hari). Caranya sebagai berikut
:
Ø Bersihkan /gunting bulu disekitar tanduk, kemudian
olesi vaselin.
Ø Oleskan / gosokkan caustic soda pada
dasar calon tanduk hingga muncul bintik-bintik darah.
2. Dehorning dengan besi panas
Alat ini menggunakan listrik atau
sumber panas lain yang dipakai untuk mematikan/menghilangkan tanduk, terutama
untuk pedet muda (1 bulan). Caranya sebagai berikut :
Ø
Tempelkan
besi panas tersebut pada tunas tanduk selama 10-20 detik.
3. Dehorning dengan gergaji
Cara ini hanya dilakukan pada
sapi-sapi dewasa yang tanduknya sudah keras dan panjang. Caranya adalah :
Ø
Gergaji
halus dan tajam
Ø
Sapi harus
diikat kuat
Ø
Pemotongan
dilakukan dengan menyisakan pangkal tanduk 1-2 cm.
Ø
Diusahakan
dilakukan oleh peternaknya sendiri
(Wello, 2011).
2.6. Pemberian Tanda Pengenal (marking)
Tujuan
marking yaitu untuk mempermudah melakukan seleksi, mempermudah recording,
mempermudah melakukan tatalaksana : perkawinan, pemberian makanan, dan lain
sebagainya. Macam-macam tanda pengenal
:
1.
Ear-tag adalah
tanda pengenal berupa anting yang berasal dari bahan plastik atau logam yang
situ tertera angka atau huruf sebagai kode dan dipasang pada telinga.
2.
Ear-notching (kerat) : yaitu
pemberian tanda pengenal yang dilakukan dengan cara melukai atau mengerat
bagian tepi telinga, setiap keratan mengandung maksud dengan kode tertentu
seperti nomor.
3.
Ear Tatooing : EarTatooing
adalah tanda pengenal dengan cara melukai bagian kulit, baik pada telinga,
pantat ataupun bagian yang lain. Caranya yaitu
Ø
Bagian yang
akan di tatoo dibersihkan menggunakan spirtus / alkohol.
Ø
jepitkan
alat tatoo trsebut kemudian olesi tinta dan di gosok supaya bekas luka dapat
terbaca.
4.
Neck Straps Chain / Peneng : yaitu
tanda pengenal dari logam atau kulit yang\
sudah diberi kode berupa huruf atau
angka dikaitkan dengan tali atau rantai yang dipasang pada leher sapi.
5.
Fotografi : Yaitu pemberian tanda pada ternak dengan cara
menggambar atau\
memfoto ternak pada berbagai posisi;
bagian depan, belakang, samping kiri dan kanan terutama yang mempunyai
ciri-ciri khusus (Wello, 2011).
III. KESIMPULAN
1.
Sistem Pemeliharaan ada tiga
yaitu : Pemeliharaan Secara
Ekstensif,Pemeliharaan Secara Intensif, Pemeliharaan Secara Semi Intensif.
2.
Model Kandang ada dua yaitu : Kandang Bebas dan
Kandang konvensional.
3.
Dalam
pemberian air susu pada anak sapi, hendaknya air susu itu diambil dari susu
induknya untuk beberapa hari
4.
Metode Kastrasi ada tiga yaitu Kastrasi dengan elastrator, Kastrasi
dengan cara operasi, dan Kastrasi dengan “tang Burdizzo”.
5.
Pemotongan
Tanduk (Dehorning) ada tiga metode : Dehorning bahan kimia, Dehorning dengan besi panas dan Dehorning dengan gergaji.
6.
Macam-macam tanda pengenal :Ear-tag, Ear-notching (kerat),Ear
Tatooing,Neck Straps Chain / Peneng danFotografi.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonima.
2010. Produksi Ternak Potong dan Kerja. Fakultas Peternakan Universitas
Hasanuddin, Makassar.
Anonimc.
2010. Sistem Pemberian Pakan Sapi Potong.http://agromaret.com. (Diakses pada 23 Oktober 2012).
Anonimd.
2010. Teknik Pemeliharaan Sapi Peluang
Usaha Sapi Potong. http://binaukm.com/2010/05. (Diakses tanggal 23 Oktober 2012).
Purnomoadi, Agung.
2003. Diktat Kuliah Ilmu Ternak Potong
dan Kerja. Fakultas Peternakan. Universitas Diponegoro, Semarang.
Wello, Basit. 2011. Manajemen Ternak Sapi Potong. Masagena Press. Makassar.
Kini Agen Judi Online Bolavita Menyediakan Segala Jenis Transaksi Deposit & Withdraw Menggunakan Dompet Digital (E-wallet) yang ada di Indonesia.
BalasHapusTersedia Judi Online Deposit Pakai Linkaja, Ovo, Dana, Sakuku. Gopay. Selain Menyediakan Judi Online Deposit Via Pulsa dan Semua Jenis Rekening Bank di Indonesia.
Bolavita Menyediakan Judi Online Yang Cukup Lengkap. Antara Lain Adalah :
• Judi Sabung Ayam Live
• Judi Casino Live
• Judi Bola / Sportsbook
• Judi Slot Online
• Judi Bola Tangkas
• Judi Poker Online
• Judi Domino
• Judi Ceme / Capsa Susun
• Judi Tembak Ikan Online
• Judi Togel Online
Promo Bonus :
» Bonus Deposit Pertama 10%
» Bonus Deposit Harian 5%
» Bonus Cashback Mingguan 5% - 10%
» Bonus Rollingan Mingguan 0.8%
» Bonus Referral 7% + 2%
Daftar & Klaim Bonusnya Sekarang Juga !
Kontak Resmi (Online 24 Jam Setiap Hari) :
» Nomor WhatsApp : 0812–2222–995
» ID Telegram : @bolavitacc
» ID Wechat : Bolavita
» ID Line : cs_bolavita