Rabu, 29 Desember 2021

 

JUKNIS MEMBUAT NASKAH SIARAN RADIO PENYULUHAN

SEBAGAI MEDIA PENYULUHAN

Oleh, Darwin Rauf, S.ST

 

 

LATAR BELAKANG

Penyuluhan adalah proses pendidikan non formal, pada dasarnya ingin merubah perilaku dari sasaran penyuluhan itu. Perubahan perilaku dapat terjadi apabila terjadi interaksi penyuluh yang akan menyampaikan informasi baru dengan sasaran. Kegiatan penyuluhan pertanian adalah suatu kegiatan penyampaian informasi kepada orang lain, dengan harapan orang tersebut dapat berubah perilakunya dengan mau melaksanakan informasi yang disampaikan. Sesorang berubah perilakunya dapat disebabkan setelah berinteraksi dengan orang lain.

Pertanyaannya, bagaimana informasi ini dapat diterima oleh sasaran?
Informasi apa yang ingin disampaikan tentunya diharapkan dapat diterima dengan baik oleh sasaran. Bila kita mengharapkan adanya perubahan dari sasaran melalui informasi yang disampaikan, maka cara penyampaian informasi amat diperlukan. Sebagai penyampai informasi (communicant), seorang  penyuluh pertanian harus mengetahui media apa yang akan digunakan untuk penyampaian informasi ini. Penyuluh pertanian dapat dan  harus menggunakan teknik-teknik komunikasi yang paling efektif agar sasaran mau menerapkan pengetahuan barunya itu. Melalui komunikasi yang efektif dapat menunujang keberhasilan penyuluhan pertanian.  

Salah satu media yang dapat digunakan adalah melalui siaran radio.  Biaya penyelenggaraan siaran radio jauh lebih murah dibandingkan dengan media komunikasi massa lain seperti televisi, dimana kemampuan daya  jangkaunya di daerah relatif yang sama luasnya.

 

MEDIA PENYULUHAN PERTANIAN

Salah satu kegiatan dalam penyelenggaraan penyuluhan adalah penyampaian informasi dan teknologi kepada penggunanya. Informasi dan teknologi tersebut bisa disampaikan secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan media penyuluhan. Berbagai media penyuluhan dapat digunakan untuk megemas informasi dan teknologi yang akan disampaikan kepada sasaran sebagai pengguna teknologi seperti : media cetak, media audio, media audio visual, media berupa obyek fisik atau benda nyata.

Beragamnya media memiliki karakteristik yang berbeda pula. Karena itu untuk setiap tujuan yang berbeda diperlukan media yang berbeda pula. Dalam kaitannya dengan penyelenggaraan penyuluhan, media tadi sangat penting sebagai saluran, penyampaian pesan.

Dengan demikian media penyuluhan adalah suatu benda yang dikemas sedemikian rupa untuk memudahkan penyampaian materi kepada sasaran, agar sasaran dapat menyerap pesan dengan mudah dan jelas.

Dalam operasionalisasinya, ada berbagai jenis media komunikasi yang dapat dipilih dan digunakan dalam penyuluhan, antara lain yaitu penggunaan radio sebagai “media dengar”.

 

MENGAPA RADIO….?

Komunikasi yang dilakukan di radio, seperti halnya di media massa lain, adalah komunikasi massa, yaitu komunikasi kepada orang banyak (massa, publik) dengan menggunakan media (communicating with media).

Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang elektromagnetik).  Gelombang  ini melintas dan merambat lewat udara dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara, karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti molekul udara).

Radio dipandang sebagai “kekuatan kelima” (the fifth estate) setelah lembaga eksekutif (pemerintah), legislatif (parlemen), yudikatif (lembaga peradilan), dan pers atau surat kabar.  Hal itu antara lain karena radio memiliki kekuatan langsung, tidak mengenal jarak dan rintangan, dan memiliki daya tarik sendiri, seperti kekuatan suara, musik dan efek suara.

Dalam melaksanakan penyuluhan pertanian, Apapun materi yang akan disampaikan oleh penyiar melalui media radio, efektifitasnya tidak terlepas dari naskah siaran yang telah disusun, sehingga menjadi suatu acuan bagi penyiar dalam menyampaikan pesan, sehingga dapat sampai dengan tepat kepada sasaran. Untuk itu perlu diketahui dan dipelajari kiat-kiat dalam menulis naskah radio.

 

MENULIS  NASKAH RADIO

Naskah siaran (Sscript) adalah materi siaran yang akan disampaikan penyiar dalam siaran radio dengan teknik “membaca naskah”.  Penyiar yang menyampaikan siaran secara ad libitum (tanpa naskah) tentu tidak memerlukannya, kecuali sedikit catatan tentang pokok-pokok materi (pointers) yang akan dibicarakan.  Naskah siaran umumnya berisi “materi serius” seperti Tips atau informasi ringan sebagai sisipan dalam siaran musik, dapat juga berupa naskah lengkap tentang suatu tema tertentu.

Beberapa unsur yang harus diperhatiakn dalam menulis naskah radio, yaitu ;

1. Prinsip Penulisan Naskah

Dalam penulisannya, ada prinsip penulisan yang tidak boleh diabaikan : dimana naskah radio harus mudah dibaca oleh penyiar, mudah dimengerti oleh pendengar, dan saat dibacakan oleh penyiar harus terdengar seolah-olah sang peyiar tidak sedang membaca, tapi berbicara (spoken reading)
Beberapa prinsip penulisan yang harus menjadi acuan, dintaranya:
a.Write The Way You Talk

Tuliskan sebagaimana cara Anda mengatakannya.  Menulis naskah radio adalah “menulis untuk berbicara”, bukan membaca atau menatap, sehingga penyiar mengucapkannya, bukan membacanya.
b.Bahasa Tutur

Menggunakan bahasa atau kata-kata yang biasa digunakan dalam percakapan sehari-hari, dan susunan kalimatnya bergaya obrolan
c.KISS (Keep It Simple and Short)

Gunakan kata-kata dan kalimat yang sederhana dan singkat sehingga mudah dimengerti.

d.ELF (Easy Listening Formula)

“Rumus enak didengar”, yaitu susunan kalimat yag jika diucapkan enak didengar dan mudah dimengerti pada pendengaran pertama.  Naskah siaran haruslah “sekali ucap langsung dimengerti”

2. Karakteristik Naskah

Berdasarkan prinsip penulisan, maka naskah siaran haruslah memenuhi karakteristik sebagai berikut:

a.    Jelas
 Kata dan Kalimat yang disusun harus “sekali ucap langsung dimengerti”

b.    Ringkas
Satu ide untuk satu kalimat. Hindari pemakaian anak kalimat.

c.    Sederhana
Kata-kata yang digunakan harus sederhana, umum digunakan dalam percakapan keseharian, tidak rumit, tidak teknis ilmiah yang tidak dikenal di kalangan awam.

d.    Aktif

Gunakan kalimat aktif, bukan pasif.

e.    Imajinatif

Naskah harus mampu mengembangkan imajinasi pendengar hanya

dengan kekuatan kata-kata, suara, dan dukungan music.

f.     Hindari Akronim

Kalaupun harus menggunakannya, beri keterangan sesudah atau

sebelum dikemukakan.

g.    Pembulatan Angka

Informasi radio sifatnya global, tidak detail, karenanya angka-angka

sebaiknya dibulatkan.

h.    Global

Hindari sedapat mungkin detil yang tidak perlu, sederhanakan fakta’

i.      Logis

Hindari susunan kalimat yang terbalik

j.      Bercerita ( Storytelling)

Gunakan kalimat tidak langsung atau hindari penggunaan kalimat langsung.

k.    Sign Posting

Gunakan tanda-tanda baca dalam kalimat untuk membantu penyiar dalam membacanya.

3. Teknik Penulisan Kata Dan Kalimat

a.    Penulisan Huruf

Gunakan huruf kapital (huruf besar) secara normal, misalnya huruf pertama nama orang atau tempat, jangan semuanya huruf besar

b.    Kata Ganti

Ulangi kata kunci atau unsur penting dalam kalimat untuk pendengar yang telat menaruh perhatian.

c.    Penulisan Nama

Nama tidak boleh ditempatkan pada awal kalimat, karena nama  bila diawal mudah lepas dari pendengaran. Juga tidak perlu memberikan nama lengkap dan gelar dari orang-orang terkenal.

d.    Penulisan Gelar/ Jabatan.

Atribusi seperti jabatan, gelar, atau predikat selalu mendahului nama.

e.    Penulisan Waktu

Gunakan kata-kata “kemarin”, “hari ini”, dan” besok”, bukan nama hari seperti Senin, Selasa dan Rabu. Sebaiknya gunakan kata “jam” bukan “pukul”. Tuliskan unsur waktu dengan membulatkannya, misal jam sembilan pagi, bukan ditulis pukul 09.10 WIB.

f.     Penulisan Angka

Satu angka ditulis pengucapannya, missal angka 3 ditulis “tiga”.  Lebih dari satu angka ditulis angkanya, misalnya 25 atau 475. Angka ratusan,ribuan, jutaan, dan milyaran sebaiknya jangan gunakan nol, tapi ditulis: lima ratus, delapan ribu, 15 juta, 145 milyar

g.    Tanda Baca

Gunakan tanda baca sebagaimana mestinya, seperti tanda Tanya ( ? ) , titik (. ) , koma ( , ).  Namun,  banyak penyiar menyukai tanda garis miring satu ( / ) untuk koma, dan tanda garis miring dua ( // ) untuk titik, agar lebih jelas dan membantu pengaturan nafas.

4. Pola Halaman

Pola Halaman naskah siaran yang diadaptasi dari Pedoman untuk Wartawan, terbitan USIS Kedubes AS Jakarta, 1987, yaitu :

a.    Sebaiknya gunakan kertas ukuran standar letter (21,5 x 27,5 cm)

b.    Ketik pada satu muka saja dari halaman itu, jangan bolak-balik

c.    Pada sudut kiri atas setiap halaman, tuliskan :

 -Nama Penulis Naskah

            -Satu atau dua kata tentang isi naskah (slug line)
   
        -Tanggal

Sertakan ejaan fonetik setiap kali muncul kata yang sulit diucapkan dalam naskah , contoh: M-o-U (Em Ow You)’

Akhiri setiap halaman dengan paragraph.  Jangan lanjutkan paragraph dari satu halaman ke halaman lain.  Jangan lanjutkan kalimat dari satu halaman ke halaman lain.

Tanda akhir selalu dibubuhkan pada akhir naskah, misalnya dengan triple Star (***), atau garis mirig tiga (///).

5. Menulis Naskah Berita Radio

Berita radio selalu diperlukan untuk menjawab dua pertanyaan sederhana
      a.  Apa yang terjadi? (atau sedang terjadi)

      b. Terus bagaimana?

Pertanyaan kedua mungkin yang paling penting.  Hal ini akan memberikan kepada arah dari berita.

Berita radio harus berimbang, harus memberikan fakta bukan opini.  Cara termudah untuk membuat skrip berita adalah membayangkan sedang menceritakannya kepada teman, yang tertarik  pada berita tetapi tidak mempunyai cukup waktu untuk mencari sendiri. Cara penyampaian harus diperhatikan.  Sampaikan berita dengan cara yang mudah diterima oleh pendengar.  Usahakan menyajikan berita yang dapat dipertanggung jawabkan, yang diawali dari tahap pencarian berita.

Secara garis besar , ada tiga posisi yang saling mendukung dalam penyiaran berita, antara lain :

a.   Pengumpulan dan penulisan berita, ini dilakukan oleh reporter

b.   Produksi dan penyuntingan berita, dilakukan oleh editor

c.   Penyampaian berita, dilakukan oleh pembaca berita/penyiar.

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Asep Syamsul M Romli, 2009.  Dasar-dasar Siaran Radio. Penerbit

Nuansa, Bandung.

Tarya D. Sugarda, Sudarmanto & Samedi Sumintaredja. 2001.

Penyuluhan Pertanian. Yayasan Pengembangan Sinar Tani

Van den Ban & Hawkins. 2009. Penyuluhan Pertanian. Penerbit Kanisius.

Yogyakarta

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar