MENYUSUN KONSEP METODE BARU PENYULUHAN PERTANIAN
METODE DAN TEKNIK PENYULUHAN
Oleh, Darwin Rauf, S.ST
1. A. Metode Penyuluhan
Metode adalah cara yang sistematis
untuk mencapai suatu tujuan yang telah direncakan. Setiap orang “belajar” lebih
banyak melalui cara yang berbeda-beda sesuai dengan kemampuan dalam menangkap
pesan yang diterimanya, ada yang cukup dengan mendengar saja, atau melihat dan
juga ada yang harus mempraktikkan dan kemudian mendistribusikannya.
Namun dilain pihak, penggunaan kombinasi dari berbagai metode
penyuluhan akan banyak membantu mempercepat proses perubahan. Penelitian
menunjukkan bahwa lebih banyak metode penyuluhan yang akan digunakan,
akan lebih banyak perubahan yang terjadi dalam diri individu. Kombinasi metode
penggunaan metode komunikasi (baca:penyuluhan) juga dilakukan pada
“kelompencapir”. Dalam operrasional di lapangan, kelompencapir menggunakan
bernagai cara/metode komunikasi yaitu metode komunikasi banyak tahap (multi
step of communication) yaitu arus komunikasi mengalir daqri media
masyarakat kepada pemuka masyarakat, dari pemuka masyarakat secara “tatap muka”
disalurkan kepada anggota kelompencapir melalui diskusi-diskusi kelompok
tentang topik yang dibahas oleh media massa, dan selanjutnya disebarkan kepada
khalayak secara bersilang dan menyeluruh.
Metode komunikasi semacam ini di manfaatkan
sebagai strategi untuk mempercepat perubahan dalam proses pembaharuan seperti
yang dilakukan oleh All India Radio. All Radio India berhasil melakukan
eksperimen dengan beberapa strategi komunikasi, menggunakan saluran-saluran
tradisional maupun mass media. Penggunaan komunikasi antarpribadi maupun
peragaan metode telah berhasil mengubah sikap dan mengajarkan beberapa teknik
(lihat Depari dan Mc Andrew, dalam Peranan Komunikasi Massa dalm Pem-bangunan,
1978).
Pengalaman penelitiaan di negara- negara berkembang menunjukkan bahwa ada hubungan yang erat
antara tahapan adopsi seseorang dengan pendekatan yang harus dilakukan, karena
ada perbedaan kecapatan seseorang dalam mempelajari sesuatu. Sekelompok orang
mungkin telah sampai pada tahap mencoba sesuatu hal ynag baru sehingga mereka
ingin mempraktikkannya. Teteapi dilain pihak bisa terjadi, hanya sampai pada
tahap ,menyadari dan atau berniat. Dengan demikian, melihat kasus ini:
penggunaan kombinasi berbagai metode penyluhan akan lebih efektif.
Meminjam pendapat Mounder dalam
Suriatna (1987) menggolonggakan metode penyluhan menjadi 3 (tiga) golongan
berdasarkan jumlah sasaran yang dapat di capai:
- Metode
berdasarkan pendekatan perseorangan. Dalam metode ini, penyuluh berhub
ungan dengan baik secara langsung maupun tidak langsung dengan sasaran
secara pororangan. Yang termasuk ke dalam metode ini adalah:
- Anjangsana
- Surat-menyurat
- Kontak
informal
- Undangan
- Hubungan
telepon
- Magang
- Metode
berdasarkan pendekatan kelompok. Dalam hal ini, penyuluh berhubungan
dengan
sekelompok orang yang menyampaikan pesannya. Beberapa metode pendekatan
kelompok antara lain:
- Ceramah dan diskusi
- Rapat
- Demonstrasi
- Temu karya
- Temu lapang
- Sarasehan
- Perlombaan
- Pemutaran slide
- Penyuluhan kelompok lainnya
- Metode berdasarkan pendekatan massal. Metode ini
dapat menjangkau sasaran yang lebih luas (massa). Beberapa metode yang
termasuk dalam golongan itu, antara lain:
- Rapat umum
- Siaran melalui media massa
- Pertunjukan kesenian rakayat (pertunra)
- Penerbitan visua
- Pemutaran film
Sedangkan para ahli yang lain
menggolongkan metode berdasarkan teknik komunikasi dan berdasarkan indra
penerimaan sasaran. Berdasarkan teknik komunikasi, metode penyuluhan dibai
menjadi 2 golongan, yaitu:
- Metode
penyuluhan langsung. Artinya para petugas penyuluhan, langsung bertatap
muka dengan sasaran. Misalnya anjangsana, kontak personal, demonstrasi,
dll.
- Metode
penyuluhan tidak langsung. Dalam hal ini pesan yang disampaikan tidak
secara langsung dilakaukan oleh penyuluh teteapi melalui perantara atau
media. Misalnya pertunjukan film atau slide, siaran melalau radio atau
televisi dan penyebaran bahan tercetak.
Adapun penggolongan metode berdasarkan indera penerima
dibagi menjadi tiga golongan yaitu:
- Metode
yang dilaksanakandengan jalan memperhatikan. Pesan yang diterima melalui
indra penglihatan. Misalnya penempelan poster, pemutaran film dan
pemutaran slide.
- Metode
yang disampaikan melalui indra pendengaran. Misalnya siaran pertanian
melalui radio dan hubungan telephone serata alat-alat audiotif lainnya.
- Metode
yang disampaikan, diterima oleh sasaran melalui beberapa macam indra
secara kombinasi. Misalnya:
- Demonstrasi
hasil (dilihat, didengar, dan diraba)
- Demonstrasi
cara (dilihat, didengar, dan diraba)
- Siaran melalui
televisi (didengar dan dilihat)
2. B. Teknik Penyuluhan
Pengertian tentang teknik penyuluhan
harus dikuasai oleh setiap petugas penyuluhan dakam setiap kegiatannya, agar
penyampain materi penyuluhan dapat efektif dalam menjangkau sasaran khalayak.
Didalam proses komunikasi, bahwa unsur
“arus balik” merupakan aspek yanjg sangat penting untuk mengukur sejauh mana
pesan komunikasi mendapatkan reaksi atau respon dari khalayak sasaran. Bila
pesan komunikasi kita memperoleh tanggapan dari khalayak, maka dapat dikatakan
bahwa apa yang kita samapaikan itu telah mencapai sasaran karena pesan yang
diterimanya dapat dimengerti dan dipahami. Menurut Effendy (1986), bahwa sifak
hakikat dari komunikasi adalah understanding atau memahami; sehingga tak
mungkin seseorang melakukan kegiatan tertentu tanpa terlebih dahulu mengerti
apa yang diterimanya.
Jadi pertama-tama harus
diperhatikan bahwa orang dijadikan sasaran komunikasi itu memehami (to
secure understanding). Jika sudah dapat dipastika ia memahami; dapat diartikan
ia menerima. Dalam kaitan ini Citrotroro (1982), mengatakan mengerti
diartikan sebagai “dapat menangkap secara reseptif apa yang diterima” sedangkan
yang dimaksud denga memahami adalah “dapaat menangkap secara reflektif”,
artinya seseorang dapat menerima pesan dapat mengerti pesan yang diterimanya
dan mengetahui hubungannya dengan hal-hal lain.
Oleh karna itu, agar pesan dapat dipahami dan dimengerti
komunikan, maka diperlukan keterampilan dan atau keahlian tertentu didalam
“mengelolah” komunikasi. Dengan kata lain seseorang komunikator harus menguasai
teknik-teknik komunikasi dalam kegiatan penyuluhan.
Istilah teknik berasal dari bahasa Yunani “technikos”
yang berarti keprigelan atau keterampilan. Keberhasilan dalam suatu aktifitas
penyuluhan sangat tergantung kepada teknik penyuluhan yang digunakan oleh
komunikator. Teknik penyuluhan pada intinya adalah penguasaan terhadap
teknik-teknik komunikasi didalam “menyampaikan dan menyajikan
pernyataan-pernyataan penyuluhan. Mengenai teknik kom,unikasi ini, Effendy
(1986) mengatakan bahwa teknik komunikasi yang bisa dilakukan pada umumnya ada
tiga yaiut:
- Komunkasi
informatif
- Komunikasi
persuasif
- Komunikasi
koersif
Sedang Susanto (1977), menambahkan dengan beberapa teknik
komunikasi yang lain, yaitu:
- Teknik
penggandaan situasi sedemikian rupa sehingga orang terpaksa secara tidak
langsung mengubah sikap (=compulsion technique).
- Teknik
dengan mengulang apa yang diharapkan akan masuk dalam bidang bawah sadar
seseorang sehingga ia mengubah sikap diri sesuai dengan apa yang diulangi
(=paervasion technicque).
Mengapa teknik dalam komunikasi
diperlukan?. Pada dasarnya setiap komunikasi ingin mencapai sasaran khalayak secara
efektif. Artinya pesan yang disebarluaskan tersebut dapat dipahami dan
dimengerti oleh khalayak sasaran yang pada gilirannya akan dapat menimbulkan
reaksi dan atau respon mengikuti seperti apa yang dianjurkan dari pihak
komunikator.
Untuk itu, agar pesan komunikasi dapat tanggapan
dari khalayak, maka seseorang komunikator harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut:
- Pesan yang
disampaikan harus dirangcang dan disampaikan sedemikian rupa sehingga
dapat meneruh perhatian sasaran yang dimaksud.
- Pesan harus
menyesuaikan tanda-tanda yang tertuju kepada pengalaman yang sama antara
sumber dan sehingga sama-sama dapat dimengerti.
- Pesan
harus membangkitkan kebutuhan pribadi pihak sasaran dan menyerahkan
beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan itu.
Oleh karena itu, seorang komunikator
harus dapat menguasai teknika dan metode yang akan digunakan agar dapat
mencapai sasaran yang dimakasud. Dengan demikain, bahwa usaha memberikan
penyuluhan memerlukan beberapa teknik komunikasi yang efektif,seperti yang
dikemukakan oleh para ahli. Adapun teknik-teknik yang digunakan dalam penyulhan
yang selanjutnya dapat disebut sebagai teknika penyuluhan adalah sebagai
berikut:
1. Teknik Kmonukasi
Informatif
Adalah proses penyampaian pesan yang
sifatnnya “memberi tahu” atau memberika penjelasan kepada orang lain.
Komunikasi ini dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis, misalnya melalui
papan pengumuman, pertemuan-pertemuan kelompok dan juga media massa.
Karena sifatnya yang informatif, maka arus penyuluhan
yang terjadi adalah searah (one way communication). Oleh karena itu
penggunaan teknik komunikasi informatif dalam kegiatan penyuluhan biasanya
harus bertujuan ingin menyampaikan sesuatu seperti keterangan-keterangan
tertentu yang dianggap penting diketahui oleh khalayak atau masyarakat luas.
Misalnya dalam hal ini seperti pemandu wisata memberikan keterangan tentang
sejarah sebuah candi tua, seorang ahli purbakala memberikan keterangan tentang
benda-benda purbakala kepada sejumlah orang peminatnya, seorang petugas penyulahan
memberikan keterangan tentang tata cara pembayaran PBB kepada wajib pajak dan
sebagainya.
Pendek kata dalam komunikasi ini, pihak komunikan dapat
merasa “puas” karena bertambahnya pengetahuan.teknik komunikasi semacam ini
pada umumnya hanya ingin menyentuh ranah kognisi dari khalayak. Effendy (1986),
mengatakan bahwa secara etimologis komunikasi berarti “pemberitahuan”. Jadi,
jika seseorang mengatakan sesuatu kepada orang lain dan orang itu mengerti dan
karenanya menjadi tahu, maka komunikasi terjadi. Sampai disitu komunikasi hanya
bertaraf informatif.
Lain minsalnya jika apa yang dikatakan oleh orang
tersebut bukan hanya sekedar memberi tahu, teteapi mengandung tujuan agar orang
yang dihadapinya itu melakukan sesuatu kegiatan atau tindakan, maka tarafnya
menjadi persuasif, komunikasi yang mengandung persuasi.
2. Teknik
Komunikasi Persuasi
Istilah “persuasi” atau dalam bahasa
inggris “persuation” berasal dari kata latin persuasio,
yang secara harfiah berarti hal membujuk, hal mengajak atau meyakinkan. Kenneth
E. Andersen (dalam Effendy (1986) mendifinisikan persuasi sebagai berikut:
“A prosses of interpersonal communication in which the
communicator seeks through the use of symbols to affect the cognitions of a
receiver and thus effect a voluntary change in attitude or action desired by
the communicator”.
(Suatu proses komunikasi antarpersonal dimana komunikator
berupaya dengan menggunakan lambang-lambang untuk mempengaruhi kognisi
penerima, jadi secara sengaja mengubah sikap atau kegiatan seperti yagn
diinginkan komunikator).
Sedang Merril dan Lowenstein (1973), mendifinisikan
persuasi sebagai berikut:
“Persuatian, or changing people’s attitude and
behavior through the spoken and written word,constitutes one of the more
interesting use of communications”. Calr I Hovland dalam Sunaryo (1983)
mengemukankan bahwa persuasi ialah “A major effect of persuasive
communication lies in stimulating the individual to think both of his initial
opinion and of the new opinion recommended in the communication.”
Selanjutnya Edwin P. Bettinghouse (dalam Effendy (1984)
memberikan batasan bahwa persuasi adalah:
“in order to be persusive in nature, a comunication on
situation must involve a conscious attempt by one individual to change the
behavior of another behavior individual or group of indivuduals through the
transmission of some message”.
Dari definisi Bettinghouse tersebut bahwa suatu situasi
komunikasi yang mengandung upaya yang dilakukan dengan sadar untuk mengubah
prilaku melalui pesan yang disampaikan.
Dari beberapa pemaparan batasan persuasi, maka dalam
persuasi mengandung unsur-unsur:
- Situasi
upaya mempengaruhi,
- Kognisi
seseorang
- Untuk
mengubah sikap khalayak
- Melalui
pesan lisan dan tertulis
- Dan
dilakukan secara sadar
Dengan demikian, maka persuasi merupakan
suatu tindakan psikologis yang dilakukan secara sadar melalui media untuk
tujuan perubahan sikap.
Tidak saja perubhan sikap, jenis dalam bukunya “Personality
And Persuasivity” menambahkan perubahan sikap menuju perubahan opini,
perubahan persepsi, perubahan perasaan dan perubahan tindakan.
Dalam kaitan tersebut, maka tindakan persuasi dapat
dipandang sebagai sebagai sebuah cara belajar, karena ingin mengubah beberapa
prilaku khalayak dengan memanfaatkan faktor-faktor internal psikologis
khalayak. Teori belajar persuasi sejajar dengan model Stimulus Respons (S-R)
yang memandang manusia sebagai suatu entitas pasif dari model SOR (Stimulus
– Organisme – Respon) yang memandang belajar persuasif sebagai suatu
gabungan perolehan pesan yang diterima indivudu dan mengatasi berbagai
kekuatan-kekuatan dalam individu yang bertindak berdasarkan pesan-pesan
tersebut agar menghasilkan akibat-akibat persuasif.
Wess dalam Malik (1993) memberikan contoh untuk itu
adalah seorang pen dengar radio bisa dikomdisikan untuk menanggapi sebuah
produk yang diiklankan setelah produk tersebut dihubungkan dengan kewibawaan
sumber pesan.
Peada umumnya komunikasi persuasif bertujuan mengubah
prilaku, kepercayaan dan sikap seseorang dengan memanfaatkan data dan fakta
psikologis maupun sosiologi dari komunikan yang handek dipengaruhinya, sehingga
bersedia melakukan tindakan tertentu sesuai dengan keinginan komunikator.
Komunikasi persuasif ini dilakukan
dengan secara langsung atau tatap muka, karena komunikator mengharapkan
tanggapan/respon khusus dari komunikan. Adapun contoh untuk ini sorang penyuluh
dalam kegiatan penyuluhan, katakanlah misalnya penyuluhan tentang manfaat
kegunaan bibit unggul tertentu kepada petani, penyuluh tersebut menggunakan
cara-cara pendekatan dengan mendatangkan seorang “petani sukses” untuk
menceritakan pengalamannya dalam menggunakan bibit unggul yang akan
diperkenlkannya itu. Kehadiran “petani sukses” itu digunakan sebagai stimulus
(S) agar menumbuhkan respon (R) komunikannya yaitu yang mengikuti jejeak keberhasilan
dari petani sukses tersebut.
Pemanfaatan “petani sukses” tersebut merupakan cara
persuasif untuk mengadakan sentuhan manusiawi langsung kepadan individu-invidu
yang menjadi sasaran komunikasi.
Menurut proses persusif itu pesan-pesan
komunikasi akan efektif dalam persuasi apabila memiliki kemampuan mengubah
secara psikologis minat atau perhatian individu dengan cara sedemikian rupa,
sehingga individu akan menanggapi pesan-pesan komunikasi sesuai dengan kehendak
komunikator. Dengan perkataan lain, kunci keberhasilan persuasi terletak pada
kemampuan mengubah struktur psikologis internal individu sehingga hubungan
psikomotorik antara proses internal yang laten (motivasi, sikap dan lain-lain)
dengan prilaku yang diwujudkan sesuai dengan kehendak komunikator. Seperti
dalam contoh di atas, bahwa mendatangkan “petani sukses” merupakan tindakan
terbuka dengan cara menumbuhkan keyakinan seseorang (khalayak) terhadap
penggunaan bibit unggul tertentu yagn dimanfaatkan oleh petani tersebut (proses
psikologis). Contoh lain adalah penyuluhan untuk mempromosikan obat-obatan
manjur (tindakan terbuka) dengan cara menumbuhkan rasa takut terhadap penyakit
(proses psikologis). Secara sederhana, model psikodinamaik dari proses persuasi
dapat digambarkan sebagai berikut:
|
|
|
Proses Persuasi
Model psikodinamis berkembang atas dasar teoritis maupun
empiris. Teori-teori yang penting mengenai motivasi, persepsi, belajar bahkan
psikoanalisis telah memberika jalan dengan mna sikap, opini, rasa takut, konsep
dan persepsi dari kredibilitas sumber serta beberapa variabel yang lain
mempunyai hubungan erat dengan persuasi.
3. Teknik Komunikasi
Coersive (Koersif)
Komunikasi koersif adalah proses
penyampai pesan dari seseorang kepada orang lain dengan cara yang mengandung
paksaan agar melakukan suatu tindakan atau kegiatan tertentu. Jadi teknik
komunikasi ini mengandung sanksi yang apabila tidak dilaksanakan oleh
sipenerima pesan, maka ia akan menanggung akibatnya. Komunikasi ini dapat
dilakukan dalam bentuk putusan-putusan, instrusi dan lain-lain yang sifatnya
imperatif yang artinya mengandung keharusan dan kewajiban untuk ditaati dan
dilaksanakan.
KESIMPULAN
Penyuluh sebagai komunikator dalam
sebuah penyuluhan adalah orang yang tugasnya menyampaikan pesan, apakah itu
pesan pembangunan dalam artian yang lebih umum ataupun pesan yang sifatnya
pribadi untuk mengubah perilaku. Keterampilan berkomunikasi merupakan salah satu factor
yang melekat pada diri seorang penyuluh. Dalam komunikasi verbal diperlukan
keterampilan berbicara dan menulis, mendengarkan dan membaca, dan berpikir
serta bernalar. Komunikator yang berbicara dengan baik akan sangat menarik perhatian
komunikan. Komunikator juga harus mampu menulis dan membaca dengan baik,
misalnya saat menyampaikan pesan dengan metode mengajar. Kemampuan dalam
berpikir dan bernalar juga merupakan kemampuan yang harus dimiliki seorang
komunikator dalam penyampaian pesannya. Keterampilan berkomunikasi yang
dimiliki oleh seorang penyuluh sangat mempengaruhi penampilannya ketika sedang
mengadakan komunikasi.
Metode dan teknik penyuluhan merupakan
cara dan prosedur yang dilakukan penyuluh dalam menyampaikan pesan kepada
sasaran agar terjadi perubahan perilaku sesuai tujuan yang ingin dicapai.
Tujuan pemilihan metode dan teknik penyuluhan pertanian untuk mendorong
terjadinya efek/perubahan perilaku yang sebanyak-banyaknya dari sasaran, untuk
meningkatkan komunikasi dan mengurangi gangguan komunikasi, untuk meningkatkan
daya anut sasaran serta untuk mendorong munculnya sifat keterbukaan dan
kemandirian sasaran penyuluh.
Untuk dapat memilih serta menggunakan
metode dan teknik penyuluhan dengan baik, seorang penyuluh perlu memahami
filsafat pendidikan teori belajar/pembelajaran dan strategi pembelajaran.
Filsafat pendidikan yang dipakai dalam penyuluhan antara lain Idealisme,
Pragmatisme dan Realisme.
Seorang penyuluh juga diharapkan dapat memahami keadaan
situasi dan kondisi sasaran yang akan diberikan penyuluhan yang mencakup antara
lain:
- Memahami
dan menguasai berbagai macam metode dan teknik penyuluhan sesuai landasan
filosofis dan landasan psikologisnya.
- Menganalisis
dan mengevaluasi metode dan teknik penyuluhan yang sedang dikembangkan.
- Menerapkan
metode dan teknik penyuluhan yang relevan dengan kondisi sosial dan kultur
sasaran serta berorientasi agribisnis.
A.H Mounder (1972) dalam Kusnadi (2005),
menggolongkan metode penyuluhan pertanian berdasarkan jumlah sasaran yang dapat
dicapai adalah sebagai berikut:
- Perorangan,
Penyuluhan
berhubungan langsung dengan sasaran, seperti kunjungan rumah, kunjungan ke
lahan usahatani, kunjungan kantor, surat menyurat, hubungan telepon dan
magang.
- Kelompok, Penyuluhan berhubungan dengan
sekelompok orang untuk menyampaikan pesannya seperti ceramah, diskusi,
demonstrasi, widyawisata/karyawisata, kursus tani, temu karya, tem lapang,
temu usaha, mimbar sarasehan, perlombaan dan pemutaran slide.
- Massal, Penyuluhan menjangkau sasaran yang
banyak, antara lain rapat umum, siaran melalui radio, televisi,
pertunjukan kesenian, penyebaran bahan tertulis, dan pemutaran film.
Berdasarkan teknik komunikasi metode penyuluhan dibedakan
menjadi dua golongan yaitu:
- Metode
penyuluhan langsung, yaitu
metode penyuluhan tanpa melalui perantara misalnya kursus tani,
demonstrasi, widya karya.
- Metode
penyuluhan tidak langsung, yaitu
metode penyuluhan melalui perantara atau media seperti pertunjukan film,
siaran melalui radio atau televisi dan penyebaran bahan tercetak.
DAFTAR PUSTAKA
Mc Andrew,
dalam Peranan Komunikasi Massa dalm Pem-bangunan, 1978.
Mounder dalam
Suriatna (1987) menggolonggakan metode penyluhan menjadi 3 (tiga) golongan
berdasarkan jumlah sasaran yang dapat di capai:
Effendy (1986),
bahwa sifat hakikat dari
komunikasi adalah understanding atau memahami;
Susanto (1977),
menambahkan dengan beberapa teknik komunikasi yang lain
Merril dan
Lowenstein (1973), mendifinisikan persuasi
A.H Mounder
(1972) dalam Kusnadi (2005), menggolongkan metode penyuluhan pertanian
berdasarkan jumlah sasaran yang dapat dicapai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar