MENYUSUN KONSEP EVALUASI PENYULUHAN
PERTANIAN
Oleh, Darwin Rauf, S.ST
A. Latar Belakang
Evaluasi merupakan suatu kegiatan yang
penting, namun sering dikesampingkan karena dianggap mencari kesalahan,
kegagalan dan kelemahan dari suatu kegiatan atau program. Sebenarnya evaluasi
harus dilihat dari segi manfaatnya sebagai upaya memperbaiki dan penyempurnaan
program/kegiatan sehingga lebih efektif, efisien dan dapat mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Suatu keharusan bagi seorang seorang
penyuluh ataupun calon penyuluh untuk mengetahui konsep dasar evaluasi terutama
terkait pengertian dasar tentang evaluasi, tujuan evaluasi dan manfaat
evaluasi, teknik evaluasi, model dan pendekatan evaluasi. Tanpa mengetahui
konsep dasar evaluasi seorang penyuluh akan kesulitan dalam merencanakan dan
melaksanakan evaluasi yang pada dasarnya dilaksanakan secara sistematis dan
mengikuti kaidah berpikir ilmiah.
B. Pengertian
Evaluasi
Evaluasi
merupakan bagian dari sistem manajemen yaitu perencanaan, organisasi,
pelaksanaan, monitoring dan evaluasi. Tanpa evaluasi, maka tidak akan diketahui
bagaimana kondisi objek evaluasi tersebut dalam rancangan, pelaksanaan serta
hasilnya. Istilah evaluasi sudah menjadi kosa kata dalam bahasa Indonesia, akan
tetapi kata ini adalah kata serapan dari bahasa Inggris yaitu evaluation yang
berarti penilaian atau penaksiran (Echols dan Shadily, 2000 : 220). Sedangkan
menurut pengertian istilah “evaluasi merupakan kegiatan yang terencana untuk
mengetahui keadaan sesuatu obyek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya
dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan” (Yunanda : 2009).
Pemahaman
mengenai pengertian evaluasi dapat berbeda-beda sesuai dengan pengertian
evaluasi yang bervariatif oleh para pakar evaluasi. Menurut Stufflebeam dalam
Lababa (2008), evaluasi adalah “the process of delineating, obtaining, and
providing useful information for judging decision alternatives,"
Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan
informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan. Masih dalam
Lababa (2008), Worthen dan Sanders mendefenisikan “evaluasi sebagai usaha
mencari sesuatu yang berharga (worth). Sesuatu yang berharga tersebut dapat
berupa informasi tentang suatu program, produksi serta alternatif prosedur
tertentu”.
Tague-Sutclife
(1996 : 1-3), mengartikan evaluasi sebagai "a systematic process of
determining the extent to which instructional objective are achieved by pupils".
Evaluasi bukan sekadar menilai suatu aktivitas secara spontan dan insidental,
melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana,
sistematik, dan terarah berdasarkan tuiuan yang jelas.
Dari
definisi evaluasi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa evaluasi adalah
penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan, selanjutnya
menyajikan informasi dalam rangka pengambilan keputusan terhadap implementasi
dan efektifitas suatu program.
Evaluasi meliputi mengukur dan menilai yang digunakan dalam rangka
pengambilan keputusan. Hubungan antara pengukuran dan penilaian saling
berkaitan. Mengukur pada hakikatnya adalah membandingkan sesuatu dengan atau
atas dasar ukuran atau kriteria tertentu (meter, kilogram, takaran dan
sebagainya), pengukuran bersifat kuantitatif. Penilaian berarti menilai
sesuatu. Sedangkan menilai itu mengandung arti, mengambil keputusan terhadap
sesuatu yang berdasarkan pada ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai
atau bodoh dan sebagainya. Dan penilaian bersifat kualitatif. Hal ini sejalan
dengan apa yang dikemukakan oleh Arikunto (2009 : 3) bahwa mengukur adalah
,membandingkan sesuatu dengan satu ukuran (bersifat kuantitatif), menilai
adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk (bersifat
kualitatif), dan evaluasi meliputi kedua langkah tersebut di atas.
Pendapat
lain mengenai evaluasi disampaikan oleh Arikunto dan Cepi (2008 : 2), bahwa:
Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya
sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan
alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan. Fungsi utama evaluasi
dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak
decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan diambil berdasarkan
evaluasi yang telah dilakukan. Sedangkan Uzer (2003 : 120), mengatakan bahwa:
Evaluasi adalah suatu proses yang ditempuh seseorang untuk memperoleh informasi
yang berguna untuk menentukan mana dari dua hal atau lebih yang merupakan alternatif
yang diinginkan, karena penentuan atau keputusan semacam ini tidak diambil
secara acak, maka alternatif-alternatif itu harus diberi nilai relatif,
karenanya pemberian nilai itu harus memerlukan pertimbangan yang rasional
berdasarkan informasi untuk proses pengambilan keputusan.
Menurut Djaali dan Pudji (2008 : 1), evaluasi dapat juga diartikan sebagai
“proses menilai sesuatu berdasarkan kriteria atau tujuan yang telah ditetapkan
yang selanjutnya diikuti dengan pengambilan keputusan atas obyek yang
dievaluasi”. Sedangkan Ahmad(2007 : 133), mengatakan bahwa “evaluasi diartikan
sebagai proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (ketentuan, kegiatan,
keputusan, unjuk kerja, proses, orang, obyek,dll.) berdasarkan kriteria
tertentu melalui penilaian”.
Untuk
menentukan nilai sesuatu dengan cara membandingkan dengan kriteria, evaluator
dapat langsung membandingkan dengan kriteria namun dapat pula melakukan
pengukuran terhadap sesuatu yang dievaluasi kemudian baru membandingkannya dengan
kriteria. Dengan demikian evaluasi tidak selalu melalui proses mengukur baru
melakukan proses menilai tetapi dapat pula evaluasi langsung melalui penilaian
saja. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan Crawford (2000 : 13),
mengartikan penilaian sebagai suatu proses untuk mengetahui/menguji apakah
suatu kegiatan, proses kegiatan, keluaran suatu program telah sesuai dengan
tujuan atau kriteria yang telah ditentukan.
Dari
pengertian pengertian tentang evaluasi yang telah dikemukakan beberapa ahli di
atas, dapat ditarik benang merah tentang evaluasi yakni evaluasi merupakan
sebuah proses yang dilakukan oleh seseorang untuk melihat sejauh mana
keberhasilan sebuah program. Keberhasilan program itu sendiri dapat dilihat
dari dampak atau hasil yang dicapai oleh program tersebut. Karenanya, dalam
keberhasilan ada dua konsep yang terdapat didalamnya yaitu efektifitas dan
efisiensi. “Efektifitas merupakan perbandingan antara output dan inputnya
sedangkan efisiensi adalah taraf pendayagunaan input untuk menghasilkan output
lewat suatu proses” (Sudharsono dalam Lababa, 2008).
Jadi
evaluasi bukan merupakan hal baru dalam kehidupan manusia sebab hal tersebut
senantiasa mengiringi kehidupan seseorang. Seorang manusia yang telah
mengerjakan suatu hal, pasti akan menilai apakah yang dilakukannya tersebut
telah sesuai dengan keinginannya semula.
C. Tujuan dan Fungsi Evaluasi
Setiap
kegiatan yang dilaksanakan pasti mempunyai tujuan, demikian juga dengan
evaluasi. Menurut Arikunto (2002 : 13), ada dua tujuan evaluasi yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus. Tujuan umum diarahkan kepada program secara
keseluruhan, sedangkan tujuan khusus lebih difokuskan pada masing-masing
komponen. Menurut Crawford (2000 ; 30), tujuan dan atau fungsi evaluasi adalah
:
- Untuk mengetahui apakah
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan telah tercapai dalam kegiatan.
- Untuk memberikan objektivitas
pengamatan terhadap prilaku hasil.
- Untuk mengetahui kemampuan dan
menentukan kelayakan.
- untuk memberikan umpan balik bagi
kegiatan yang dilakukan.
Pada dasarnya
tujuan akhir evaluasi adalah untuk memberikan bahan-bahan pertimbangan untuk
menentukan/membuat kebijakan tertentu, yang diawali dengan suatu proses
pengumpulan data yang sistematis.
D. Teknik Evaluasi
Untuk
membuat sebuah keputusan yang merupakan tujuan akhir dari proses evaluasi
diperlukan data yang akurat. Untuk memperoleh data yang akurat diperlukan
teknik dan instrumen yang valid dan reliabel. Secara garis besar evaluasi dapat
dilakukan dengan menggunakan teknik tes dan teknik nontes (alternative
test).Hisyam Zaini, dkk. dalam Qomari (2008), mengelompokkan tes sebagai
berikut :
- Menurut bentuknya; secara umum
terdapat dua bentuk tes, yaitu tes objektif dan tes subjektif. Tes
objektif adalah bentuk tes yang diskor secara objektif. Disebut objektif
karena kebenaran jawaban tes tidak berdasarkan pada penilaian (judgement)
dari korektor tes. Tes bentuk ini menyediakan beberapa option untuk
dipilih peserta tes, yang setiap butir hanya memiliki satu jawaban benar.
Tes subjektif adalah tes yang diskor dengan memasukkan penilaian
(judgement) dari korektor tes. Jenis tes ini antara lain: tes esai, lisan.
- Menurut ragamnya; tes esai dapat
diklasifikasi menjadi tes esai terbatas (restricted essay), dan tes esai
bebas (extended essay). Butir tes objektif menurut ragamnya dapat dibagi
menjadi tiga, yaitu: tes benar-salah (true-false), tes menjodohkan
(matching), dan tes pilihan ganda (multiple choice). Teknik nontes dalam
evaluasi banyak macamnya, beberapa di antaranya adalah: angket (questionaire),
wawancara (interview), pengamatan (observation), skala bertingkat (rating
scale), sosiometri, paper, portofolio, kehadiran (presence), penyajian
(presentation), partisipasi (participation), riwayat hidup, dan
sebagainya.
E. Standar Evaluasi
Standar yang dipakai untuk mengevaluasi suatu kegiatan tertentu dapat dilihat
dari tiga aspek utama (Umar, 2002), yaitu;
- Feasibility (layak) : Utility (manfaat) : Hasil evaluasi
hendaknya bermanfaat bagi manajemen untuk pengambilan keputusan atas program
yang sedang berjalan.
- Accuracy (akurat) : Informasi atas hasil evaluasi hendaklah memiliki tingkat
ketepatan tinggi. .
- Feasibility (layak) : Hendaknya proses evaluasi yang dirancang
dapat dilaksanakan secara layak.
F. Model Evaluasi
Ada
beberapa model yang dapat dicapai dalam melakukan evaluasi (Umar, 2002 :),
yaitu :
- Sistem
assessment : Yaitu
evaluasi yang memberikan informasi tentang keadaan atau posisi suatu
sistem. Evaluasi dengan menggunakan model ini dapat menghasilkan informasi
mengenai posisi terakhir dari sauatu elemen program yang tengah
diselesaikan.
- Program
planning : Yaitu evalusi yang membantu pemilihan
aktivitas-aktivitas dalam program tertentu yang mungkin akan berhasil
memenuhi kebutuhannya.
- Program
implementation : Yaitu evaluasi yang menyiapkan informasi apakah
program sudah diperkenalkan kepada kelompok tertentu yang tepat seperti
yang telah direncanakan.
- Program
Improvement : Yaitu evaluasi orang memberikan informasi tentang
bagaimana program berfungsi, bagaimana program bekerja, bagaimana
mengantisispasi masalah-masalah yang mungkin dapat mengganggu pelaksanaan
kegiatan.
- Program
Certification : Yaitu evaluasi yang memberikan informasi mengenai
nilai atau manfaat program.
Dari
pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa meskipun terdapat beberapa perbedaan
antara model-model evaluasi, tetapi secara umum model-model tersebut memiliki
persamaan yaitu mengumpulkan data atau informasi obyek yang dievaluasi sebagai
bahan pertimbangan bagi pengambil kebijakan.
G. Pendekatan Evaluasi
Evaluasi
memiliki tujuan-tujuan alternatif dan tujuan-tujuan tersebut mempengaruhi
evaluasi suatu program atau kegiatan. Mengenal pandangan-pandangan yang
beraneka ragam dan mengetahui bahwa tidak semua evaluator setuju pada pendekatan
tersebut dalam melakukan evaluasi suatu program/kegiatan adalah penting. Ada
beberapa pendekatan umum dalam melakukan evaluasi yaitu :
- Objective-Oriented
Approach
Fokus pada
pendekatan ini hanya tertuju kepada tujuan program/proyek dan seberapa jauh
tujuan itu tercapai. Pendekatan ini membutuhkan kontak intensif dengan
pelaksana program/proyek yang bersangkutan.
- Three-Dimensional
Cube Atau Hammond’s Evaluation Approach
Pendekatan
Hammond melihat dari tiga dimensi yaitu instruction (karateristik pelaksanaan,
isi, topik, metode, fasilitas, dan organisasi program/proyek), institution
(karakteristik individual peserta, instruktur, administrasi
sekolah/kampus/organisasi), dan behavioral objective (tujuan program itu
sendiri, sesuai dengan taksonomi Bloom, meliputi tujuan kognitif, afektif dan
psikomotor).
- Management-Oriented
Approach
Fokus dari
pendekatan ini adalah sistem (dengan model CIPP: context-input-proses-product).
Karena pendekatan ini melihat program/proyek sebagai suatu sistem sehingga jika
tujuan program tidak tercapai, bisa dilihat di proses bagian mana yang perlu
ditingkatkan.
- Goal-Free
Evaluation
Berbeda dengan
tiga pendekatan di atas, pendekatan ini tidak berfokus kepada tujuan atau
pelaksanaan program/proyek, melainkan berfokus pada efek sampingnya, bukan
kepada apakah tujuan yang diinginkan dari pelaksana program/proyek terlaksana
atau tidak. Evaluasi ini biasanya dilaksanakan oleh evaluator eksternal.
- Consumer-Oriented
Approach
Dalam
pendekatan ini yang dinilai adalah kegunaan materi seperti software, buku,
silabus. Mirip dengan pendekatan kepuasan konsumen di ilmu Pemasaran,
pendekatan ini menilai apakah materi yang digunakan sesuai dengan penggunanya,
atau apakah diperlukan dan penting untuk program/proyek yang dituju. Selain
itu, juga dievaluasi apakah materi yang dievaluasi di-follow-up dan cost
effective.
- Expertise-Oriented
Approach
Dalam
pendekatan ini, evaluasi dilaksanakan secara formal atau informal, dalam artian
jadwal dispesifikasikan atau tidak dispesifikasikan, standar penilaian
dipublikasikan atau tidak dipublikasikan. Proses evaluasi bisa dilakukan oleh
individu atau kelompok. Pendekatan ini merupakan pendekatan tertua di mana
evaluator secara subyektif menilai kegunaan suatu program/proyek, karena itu
disebut subjective professional judgement.
- Adversary-Oriented
Approach
Dalam
pendekatan ini, ada dua pihak evaluator yang masing-masing menunjukkan sisi
baik dan buruk, disamping ada juri yang menentukan argumen evaluator mana yang
diterima. Untuk melakukan pendekatan ini, evaluator harus tidak memihak,
meminimalkan bias individu dan mempertahankan pandangan yang seimbang.
- Naturalistic
& Participatory Approach
Pelaksana
evaluasi dengan pendekatan ini bisa para stakeholder. Hasil dari evaluasi ini
beragam, sangat deskriptif dan induktif. Evaluasi ini menggunakan data beragam
dari berbagai sumber dan tidak ada standar rencana evaluasi. Kekurangan dari
pendekatan evaluasi ini adalah hasilnya tergantung siapa yang menilai
(Salehudin, 2009 : 5-7).
Berbagai
pendekatan untuk mengevaluasi suatu program atau proyek diterapkan untuk
mendapatkan keefektifan dan keefisienan program atau proyek tersebut baik
secara internal yaitu pihak pengembang atau pengelola, maupun secara eksternal
yaitu pengguna. Bentuk-bentuk pendekatan evaluasi yang telah ada harus terus
dikembangkan untuk meningkatkan kepuasan pengguna sebagai tujuan utama suatu
program dijalankan.
Demikian
sekilas pembahasan tentang Konsep Evaluasi, semoga bermanfaat, tulisan ini sepenuhnya
hasil cuplikan dari :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19622/4/Chapter%20II.pdf
Posted by Unknown
CONTOH PENYUSUNAN KISI-KISI INSTRUMEN EVALUASI
A. Pendahuluan
Kisi-kisi instrumen merupakan pedoman atau panduan dalam merumuskan
pertanyaan-pertanyaan instrumen yang diturunkan dari variabel evaluasi yang
akan diamati. Baik, agar lebih mudah dipahami kita gunakan contoh penyusunan
kisi-kisi instrumen evaluasi pada contoh kasus evaluasi ketersediaan sarana
prasarana penyuluhan pertanian dan pemanfaatannya.
B. Kisi-kisi
Instrumen
Kisi-kisi instrumen biasanya dibuat dalam bentuk matrik atau tabel yang
berisi variabel, dimensi, indikator dan butir-butir pertanyaan yang akan
digunakan untuk mengevaluasi sesuatu. Supaya mudah dipahami langsung pada contoh
saja.
- Tujuan Evaluasi : Mengetahui
Ketersediaan sarana prasarana penyuluhan pertanian dan pemanfaatannya di
BPP Kecamatan Tidore Utara
- Permasalahan :
a.
sejauh mana
ketersedian sarana penyuluhan pertanian di BPP Kecamatan Tidore Utara telah
dipenuhi,
b.
sejauh mana
efektivitas ketersedian prasarana penyuluhan pertanian di BPP Kecamatan Tidore
Utara telah dipenuhi,
c.
Bagaimana
efektivitas penggunaan sarana prasarana penyuluhan pertanian tersebut.
- Variabel evaluasi : Ketersediaan
sarana prasarana penyuluhan pertanian dan pemanfaatannya di BPP Kecamatan
Tidore Utara.
Dari kajian
literatur yang dilakukan (baca Permentan Nomor : 51 Tahun 2009) ternyata dimensi
sarana prasarana penyuluhan pertanian terdiri dari :
- Ketersediaan sarana penyuluhan,
dengan indikator :
a.
Tersedianya
sarana alat informasi (komputer, modem, display, kamera, handycam, telepon dan
mesin fax),
b.
Tersedianya
alat bantu penyuluhan (overhead projector, LCD, sound system, TV/VCD/tape
recorder, whiteboard),
c.
Tersedianya
peralatan administrasi (komputer, printer, power supply, mesin tik, kalkulator,
brankas, rak buku),
d.
Tersedianya
kendaraan operasional roda 2 bagi PPL PNS, (e) Tersedianya buku dan hasil
publikasi,
e.
Tersedianya
mebeulair (meja+kursi kerja, meja+kursi rapat, meja+kursi latihan, meja+kursi
perpustakaan, meja+kursi makan, rak buku perpustakaan, lemari buku+arsip,
peralatan makan/minum, peralatan dapur).
- Ketersediaan prasarana penyuluhan,
dengan indikator :
a.
Tersedianya
ruangan yang memadai (ruang pimpinan, TU/administrasi, kelompok jabatan
fungsional, aula/rapat, perpustakaan, ruang data dan informasi, ruang
pameran/peraga, kamar mandi, dapur, gudang),
b.
Tersedianya
rumah dinas kepala BPP,
c.
Tersedianya
tempat parkir,
d.
Tersedianya
penerangan/PLN yang memadai,
e.
Adanya jalan
lingkungan menuju BPP,
f.
Adanya pagar
halaman, (g) Tersedianya lahan percontohan.
- Pemanfaatan sarana prasarana
penyuluhan, dengan indikator :
a.
Pusat Informasi
dimanfaatkan untuk mengakses informasi berkaitan dengan hasil hasil peneiitian,
menyediakan database penyuluhan pertanian dan tempat melakukan kegiatan
penyuluhan,
b.
Alat bantu
penyuluhan dimanfaatkan untuk melakukan proses pembelajaran dalam rangka
pelaksanaan kegiatan penyuluhan,
c.
Peralatan
Administrasi dimanfaatkan untuk kegiatan surat menyurat, dalam rangka
pelaksanaan kegiatan penyuluhan,
d.
Alat
transportasi dimanfaatkan untuk memperlancar operasionalisasi kegiatan
penyuluhan,
e.
Buku dan Hasil
Publikasi dimanfaatkan untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja penyuluh
pertanian antara lain dalam penyusunan materi penyuluhan,
f.
Mebeulair
dimanfaatkan untuk menyelenggarakan dan melaksanakan kegiatan penyuluhan
pertanian,
g.
Ruangan
dimanfaatkan untuk melaksanakan aktivitas dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan
kegiatan penyuluhan pertanian,
h.
Lahan
percontohan dimanfaatkan untuk melakukan budidaya tanaman/ternak dalam
penerapan teknologi baru,
i.
Rumah dinas
dimanfaatkan untuk tempat tinggal pimpinan kelembagaan penyuluhan,
j.
Sumber Air
bersih dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan dan pelaksanaan
kegiatan penyuluhan pertanian,
k.
Penerangan
(PLN/genset) dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan dan
pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian.
Berdasarkan
variabel, dimensi dan indikator yang telah kita ketahui disusun kisi-kisi
instrumen sebagai berikut :
Dimensi |
Indikator |
Butir
Penyataan/Pertanyaan |
Sarana Penyuluhan |
Tersedianya sarana alat informasi
(komputer, modem, display, kamera, handycam, telepon dan mesin fax). |
Alat informasi (komputer, modem,
display, kamera, handycam, telepon dan mesin fax) tersedia. |
Tersedianya alat bantu penyuluhan
(overhead projector, LCD, sound system, TV/VCD/tape recorder, whiteboard). |
Alat bantu penyuluhan (overhead
projector, LCD, sound system, TV/VCD/tape recorder, whiteboard) tersedia. |
|
Tersedianya peralatan
administrasi(komputer, printer, power supply, mesin tik, kalkulator, brankas,
rak buku). |
Peralatan administrasi (komputer,
printer, power supply, mesin tik, kalkulator, brankas, rak buku) tersedia. |
|
Tersedianya kendaraan operasional
roda 2 bagi PPL PNS. |
Kendaraan operasional roda 2 bagi PPL
PNS tersedia. |
|
Tersedianya buku dan hasil publikasi. |
Buku dan hasil publikasi tersedia. |
|
Tersedianya mebeulair (meja+kursi
kerja, meja+kursi rapat, meja+kursi latihan, meja+kursi perpustakaan,
meja+kursi makan, rak buku perpustakaan, lemari buku+arsip, peralatan
makan/minum, peralatan dapur). |
Mebeulair (meja+kursi kerja,
meja+kursi rapat, meja+kursi latihan, meja+kursi perpustakaan, meja+kursi
makan, rak buku perpustakaan, lemari buku+arsip, peralatan makan/minum,
peralatan dapur) tersedia. |
|
Prasarana Penyuluhan |
Tersedianya ruangan yang memadai
(ruang pimpinan, TU/administrasi, kelompok jabatan fungsional, aula/rapat,
perpustakaan, ruang data dan informasi, ruang pameran/peraga, kamar mandi,
dapur, gudang). |
Ruangan yang memadai (ruang pimpinan,
TU/administrasi, kelompok jabatan fungsional, aula/rapat, perpustakaan, ruang
data dan informasi, ruang pameran/peraga, kamar mandi, dapur, gudang)
tersedia. |
Tersedianya rumah dinas kepala BPP. |
Rumah dinas kepala BPP tersedia. |
|
Tersedianya tempat parkir. |
Tempat parkir tersedia. |
|
Tersedianya penerangan/PLN yang
memadai. |
Penerangan/PLN yang memadai tersedia. |
|
Adanya jalan lingkungan menuju BPP. |
Jalan lingkungan menuju ke BPP
tersedia |
|
Adanya pagar halaman. |
Pagar halaman ada. |
|
Tersedianya lahan percontohan. |
Lahan percontohan tersedia. |
|
Pemanfaatan sarana prasarana
penyuluhan |
Dimanfaatkannya pusat informasi untuk
: (a) mengakses informasi berkaitan dengan hasil hasil penelitian, (b)
menyediakan database penyuluhan pertanian dan, (c) tempat melakukan kegiatan
penyuluhan. |
Pusat Informasi dimanfaatkan untuk :
(a) mengakses informasi berkaitan dengan hasil hasil penelitian, (b)
menyediakan database penyuluhan pertanian dan, (c) tempat melakukan kegiatan
penyuluhan. |
Dimanfaatkannya alat bantu penyuluhan
untuk melakukan proses pembelajaran dalam rangka pelaksanaan kegiatan
penyuluhan . |
Alat bantu penyuluhan dimanfaatkan
untuk melakukan proses pembelajaran dalam rangka pelaksanaan kegiatan
penyuluhan. |
|
Dimanfaatkan peralatan administrasi
untuk kegiatan surat menyurat, dalam rangka pelaksanaan kegiatan penyuluhan. |
Peralatan Administrasi dimanfaatkan
untuk kegiatan surat menyurat, dalam rangka pelaksanaan kegiatan penyuluhan. |
|
Dimanfaatkannya alat transportasi
untuk memperlancar operasionalisasi kegiatan penyuluhan. |
Alat transportasi dimanfaatkan untuk
memperlancar operasionalisasi kegiatan penyuluhan. |
|
Dimanfaatkan buku dan hasil publikasi
untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja penyuluh pertanian antara lain
dalam penyusunan materi penyuluhan. |
Buku dan Hasil Publikasi dimanfaatkan
untuk meningkatkan kompetensi dan kinerja penyuluh pertanian antara lain
dalam penyusunan materi penyuluhan. |
|
Dimanfaatkannya mebeulair untuk
menyelenggarakan dan melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian. |
Mebeulair dimanfaatkan untuk
menyelenggarakan dan melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian. |
|
Dimanfaatkannya ruangan untuk
melaksanakan aktivitas dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan kegiatan
penyuluhan pertanian. |
Ruangan dimanfaatkan untuk
melaksanakan aktivitas dalam penyelenggaraan dan pelaksanaan kegiatan
penyuluhan pertanian. |
|
Dimanfaatkannya lahan percontohan
untuk melakukan budidaya tanaman/ternak dalam penerapan teknologi baru. |
Lahan percontohan dimanfaatkan untuk
melakukan budidaya tanaman/ternak dalam penerapan teknologi baru. |
|
Dimanfaatkannya rumah dinas untuk
tempat tinggal pimpinan kelembagaan penyuluhan. |
Rumah dinas dimanfaatkan untuk tempat
tinggal pimpinan kelembagaan penyuluhan. |
|
Dimanfaatkannya sumber air bersih
untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan dan pelaksanaan kegiatan penyuluhan
pertanian. |
Sumber Air bersih dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan penyelenggaraan dan pelaksanaan kegiatan penyuluhan
pertanian. |
|
Dimanfaatkannya penerangan
(PLN/genset) untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan dan pelaksanaan
kegiatan penyuluhan pertanian. |
Penerangan (PLN/genset) dimanfaatkan
untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan dan pelaksanaan kegiatan penyuluhan
pertanian. |
Butir-butir instrumen dapat berbentuk pertanyaan maupun berbentuk
penyataan. Biasanya butir instrumen dibuat terdiri dari dua kelompok, yaitu
kelompok butir positif dan kelompok butir negatif. Demikian sekilas pembahasan
mengenai penyusunan kisi-kisi instrumen, semoga bermanfaat.
Sumber :
PENGEMBANGAN
KISI-KISI INSTRUMEN, http://www.ut.ac.id/html/suplemen/mmpi5202/indeks.html,
PERMENTAN
NOMOR : 51 TAHUN 2009, www.deptan.go.id/.../Permentan51_52/SK_PERMENTAN_51.pdf,
CARA MENYUSUN
INSTRUMEN EVALUASI PENYULUHAN
A. Pendahuluan
Mardikanto (2009) menyatakan bahwa evaluasi sebagai kegiatan sistematis
yang dimaksudkan untuk melakukan pengukuran dan penilaian terhadap sesuatu
obyek berdasarkan pedoman yang telah ada. Masalahnya sekarang saat seorang
penyuluh ingin melaksanakan evaluasi penyuluhan belum banyak instrumen baku
yang tersedia. Maka untuk menyikapinya mau tidak mau instrumen tersebut harus
dibuat sendiri dan kemudian dikembangkan sendiri untuk dibakukan sehingga
menjadi instrumen yang layak sesuai fungsinya.
Orang bilang,
menyusun instrumen evaluasi itu sulit, ya tentu saja sulit, tak ada sesuatu
yang benar-benar mudah dilakukan jika kita tak pernah mau belajar melakukannya.
Jadi sebenarnya hanya masalah bagaimana cara menyikapi kesulitan tersebut saja,
jika mau belajar dan mencobanya tentu menyusun instrumen evaluasi bukan suatu
yang terlalu sulit.
B. Pengertian
Instrumen
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu
penelitian dan penilaian. Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan informasi kuantitatif dan kualitatif tentang variasi karakteristik
variabel penelitian secara objektif. Sedangkan menurut Djaali dan Muljono,
instrumen adalah suatu alat yang memenuhi persyaratan akademis, yang dapat
dipergunakan sebagai alat untuk mengukur suatu objek ukur atau mengumpulkan
data mengenai suatu variabel. Instrumen memegang peranan penting dalam
menentukan mutu suatu penelitian (evaluasi) dan penilaian. Fungsi instrumen
adalah mengungkapkan fakta menjadi data.
Untuk mengumpulkan data penelitian dan penilaian, seseorang dapat menggunakan
instrumen yang telah tersedia atau biasa disebut instrumen baku (standardized)
dan dapat pula dengan instrumen yang dibuat sendiri. Jika instrumen baku
tersedia maka seseorang dapat langsung menggunakan instrumen tersebut namun
jika instrumen tersebut belum tersedia atau belum baku maka seseorang harus
dapat mengembangkan instrumen buatan sendiri untuk dibakukan sehingga menjadi
instrumen yang layak sesuai fungsinya.
C.
Langkah-Langkah Menyusun Instrumen
Langkah-langkah
menyusun instrumen penelitian, sebagai berikut :
- Lakukan pengkajian literatur
sebanyak mungkin terkait dengan variabel atau masalah yang ingin diteliti
- Dari sekian banyak teori yang ada
dalam literatur yang dibaca, tidak semuanya dipasang dalam landasan teori,
tetapi dipilih teori yang mana paling sesuai untuk digunakan dalam
penelitian atau evaluasi.
- Dari teori-teori yang diperoleh
melalui kajian literatur tersebut, di dalamnya pasti menyangkut unsur atau
elemen atau dimensi-dimensi yang membangun teori tersebut, misalnya
tentang efektivitas ketersediaan sarana prasarana penyuluhan pertanian.
efektivitas ketersediaan sarana prasarana penyuluhan pertanian ini
memiliki dimensi-dimensi yang membangunnya (Permentan Nomor : 51 Tahun
2009) seperti :
(a) Ketersediaan sarana penyuluhan,
(b) Ketersediaan prasarana penyuluhan, dan
(c) Pemanfaatan sarana prasarana penyuluhan.
- Jabarkan dimensi-dimensi tersebut
ke dalam sub dimensi atau indikator-indikator (penunjuk).
- Setelah itu buatlah pertanyaan
untuk masing-masing indikator. Ke lima langkah ini sebenarnya sama dengan
langkah menyusun kisi-kisi instrumen. Nah itu dia, sebelum menyusun
instrumen jangan lupa, agar pekerjaan membuat instrumen lebih terarah dan
terukur, buatlah dulu kisi-kisi (rancangan) instrumennya.
- Selanjutnya lakukan uji validitas
dan reliabilitas terhadap tes atau kuesioner yang sudah dibuat pada point
5. Validitas adalah kemampuan alat ukur (instrumen) untuk mengukur apa
yang hendak diukur dalam hal ini efektivitas metode siaran radio,
sedangkan reliabilitas adalah keajegan, ketetapan, alat ukur bila
digunakan untuk mengukur hal yang sama pada kondisi atau tempat yang
berbeda.
Dari point 6,
akan diketahui mana soal yang baik dan tidak baik, soal-soal yang baik inilah
yang akan digunakan sebagai instrumen dalam penelitian/evaluasi yang akan
dilakukan. Bagaimana contoh aplikasi dari apa yang telah dibahas dalam tulisan
ini silahkan Pelajari "CONTOH PENYUSUNAN KISI-KISI INSTRUMEN
EVALUASI"
Sumber :
PENGEMBANGAN
KISI-KISI INSTRUMEN, http://www.ut.ac.id/html/suplemen/mmpi5202/indeks.html
CARA MUDAH MENYUSUN INSTRUMEN PENELITIAN, http://forumpenelitian.blogspot.com/2009/10/cara-mudah-menyusun-instrumen.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar