FORM A
LAPORAN
PELAKSANAAN
MENYUSUN PETUNJUK LAPANGAN (PETLAP)
TENTANG BENIH TANAMAN JAGUNG
1. |
Penyuluh
Pertanian Lapangan |
|
|
a. Nama dan NIP |
: DARWIN RAUF, SST 19670821
198903 1 010 |
|
b. Pangkat/Golonganuang |
: Pembina
IV/a |
|
c. J a b a t
a n |
: Penyuluh Pertanian Madya |
|
d. Unit Kerja |
: UPTD - BP3
Kota Tidore Kepulauan |
|
|
|
2. |
Dasar Pelaksanaan |
: Rencana Kerja Tahunan
Penyuluh
Pertanian ( RKTPP) Tahun 2021 |
|
|
|
3. |
Nama Kegiatan |
: Menyusun Petunjuk Lapangan
(Petlap) |
|
|
|
4. |
Tujuan Kegiatan |
: Untuk mengetahui Benih tanaman jagung yang baik dan unggul |
5. |
Pelaksanaan Kegiatan |
|
|
a. Waktu Pelaksanaan |
: Agustus 2021 |
|
b. Tempat / Lokasi |
: WKPP. Kota Tidore Kepulauan |
|
c. Peserta / Respondent |
: Pelaku Utama dan Pelaku Usaha |
|
|
|
6. |
Hasil Pekerjaan |
: Petlap Terlampir |
Tidore , Agustus 2021
|
|
|||
|
|
Mengetahui : Kepala UPTD-BP3 Kota Tidore Kepulauan Rizqawati Hasan, S.Pt NIP. 19780601 200312 2 010 |
Yang Menyusun Darwin Rauf, SST. NIP. 19670821 198903 1 010 |
|
BENIH TANAMAN JAGUNG
1.
DEFINISI
Benih adalah tanaman
atau bagiannya yang digunakan untuk memperbanyak dan atau mengembangkan tanaman
( UU RI No 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya tanaman Faktor penentu
keberhasilan budidaya tanaman adalah benih, lingkungan dan teknologi yang
diterapkan. Benih adalah bahan / bagian dari tanaman untuk memperbanyak
tanaman. Benih jagung yang akan ditanam dianjurkan adalah benih /varietas
unggul bermutu yang memenuhi syarat seperti potensi hasil tinggi, dara tumbuh
85-95 % bebas dari campuran varietas lain /murni tidak kadaluarsa. Untuk daerah
endemis penyakit bulai dianjurkan untuk perlakuan benih mengunakan methalaksil/rhidomil
2.
TUJUAN
Setelah selesai berlatih peserta dapat
1.
Menentukan benih /
varietas specifik lokasi
2.
Melakukan Seleksi benih
3.
Melakukan seed treatment
3.
MANFAAT
Peserta memahami pentingnya benih varietas
unggul bermutu , murni berdaya tumbuh tinggi ,tidak kadaluarsa dan memiliki
potensi hasil tinggi. Materi benih seperti ini merupakan bahan acuan dalam
melakukan budidaya tanaman jagung
4.
METODE
Ceramah, diskusi , presentasi dan praktek
5.
ALAT DAN BAHAN
- Benih
- Wadah
- metalaksil
6.
WAKTU
3 Jp @ 45 menit
7.
TEMPAT Lapangan praktek
8.
No |
Tahapan |
Uraian
kegiatan |
Alat bantu |
1 |
Tentukan benih yang
akan ditanam |
Benih yang akan di adalah benih yang
sesuai dengan kondisi agroekosistem setempat |
Jenis: Bersari Bebas (komposit) Umur: 90 – 95 hari Bentuk Biji:
Mutiara Bobot 1000 biji: + 275 g Potensi Hasil: 7,6 t/ha Keunggulan: Toleran kekeringan, tahan penyakit bulai dan karat daun. |
2 |
Lakukan seleksi benih |
Pilih benih yang memenuhi syarat
seperti bernas , warna cerah, masak penuh , bebas hama penyakit |
|
3 |
Tentukan pestisida yang akan digunakan dalam seed treatmen |
Pestisida yang digunakan adalah
metalkasil/ ridhomil dengan perbandingan 2 gram per 1 Kg benih |
|
4 |
Lakukan seed treatmen |
Basahi benih sampai pada kondisi
lembab, taburi dengan metalaksil aduk sampe rata |
|
9.
HASIL
Simpulkan hasil materi penentuan varietas specifik
, seleksi benih dan seed treatment yang Saudara lakukan
........................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
.....................................................................................................................................
10. EVALUASI DIRI
Dalam penerapan penentuan varietas specifik ,
seleksi benih dan seed treatment, apakah Saudara mengalami kesulitan ?
Beri
tanda ( √ ) pada gambar berikut !!!
……. …….. …….
-
I. MEMILIH BENIH DARI BENIH UNGGUL VARIETAS BARU
Pemilihan benih merupakan keputusan
penting yang perlu dilakukan dalam mengusahakan jagung karena di pasaran banyak
beredar benih dan petani sendiri sering memproduksi benih. Penggunaan varietas
unggul memiliki peran dalam peningkatan produktivitas yaitu produksi persatuan
luas dan ketahanannya terhadap hama dan penyakit. Beberapa aspek yang perlu
dipertimbangkan dalam memilih varietas, antara lain:
-
kesesuaian tanah dan iklim,
-
daya toleransi terhadap hama, penyakit, cekaman
kekeringan, kemasaman tanah
-
pola tanam dan tujuan penanaman,
- kesukaan
(preferensi) petani terhadap karakter jagung seperti umur tanaman, warna biji
dan lain sebagainya
Di Indonesia, jagung dibudidayakan pada
lingkungan yang beragam. Luas areal panen jagung sekitar 3,3 juta ha/tahun, 80%
di antaranya ditanami varietas unggul yang terdiri atas 56% jagung bersari
bebas (komposit) dan 24% hibrida, sedang sisanya varietas lokal (Pingali 2001).
Data Nugraha et al. (2002), menunjukkan, luas areal tanam jagung varietas
unggul telah mencapai 75% (48% besari bebas, 27% hibrida). Dari data tersebut
Nampak bahwa sebagian besar petani masih menggunakan benih jagung bersari
bebas. Hal ini terkait dengan harga benih jagung bersari bebas lebih murah
daripada benih jagung hibrida, atau karena benih hibrida sukar diperoleh,
terutama di daerah terpencil.
1.
Benih lokal
Benih lokal adalah benih yang dihasilkan oleh petani dari
hasil penanaman untuk konsumsi. Dari hasil penanaman tersebut petani memilih
yang baik berdasarkan kondisi tongkol yang dihasilkan. Selanjutnya benih
diperlakukan sebagaimana layaknya untuk bahan tanam. Diperkirakan sekitar 40%
petani jagung masih menggunakan benih lokal yang produksinya rendah.
Terdapat beberapa alasan petani menggunakan benih lokal, antara lain: benih lokal masih dapat diproduksi petani dan lebih murah serta lebih mudah didapatkan, petani sering mengalami kesulitan untuk mendapatkan benih yang lebih bermutu karena keterbatasan permodalan atau produksi benih bermutu masih kurang.
Produktivitas jagung dari benih lokal sangat rendah, hanya
berkisar 1,5 - 2 ton per hektar. Oleh karena itu petani tidak dianjurkan untuk
menggunakan benih lokal.
2.
Benih komposit
Benih komposit termasuk benih unggul. Secara fisiologis,
benih komposit adalah benih yang bersari bebas. Benih komposit dihasilkan dari
tanaman jantan dan betina yang berasal dari tongkol yang sama.
Benih komposit dapat digunakan secara berulang (3-4 kali), kurang responsif terhadap pemupukan, potensi produksinya lebih tinggi dibandingkan dengan benih lokal (7-8 ton/hektar), umurnya 95-105 hari, dan pertumbuhannya sering tidak seragam. Akan tetapi, benih komposit relatif lebih adaptif terhadap kondisi tanah masam dan toleran terhadap kekeringan. Beberapa varietas benih komposit yang dapat digunakan tertera pada Tabel Tabel 1. Varietas benih komposit
Varietas |
Tahun dilepas |
Potensi hasil (t/ha) |
Umur panen (hari) |
Ketahanan penyakit bulai |
Keunggulan
spesifik |
Lagaligo |
1996 |
7,5 |
90 |
Tahan |
Toleran kekeringan |
Gumarang |
2000 |
8,0 |
82 |
Agak tahan |
Umur genjah |
Kresno |
2000 |
7,0 |
90 |
Agak Tahan |
Umur genjah |
Lamuru |
2000 |
7,6 |
95 |
Agak tahan |
Toleran kekeringan |
Palakka |
2003 |
8,0 |
95 |
Tahan |
- |
Sukmaraga |
2003 |
7,4 |
105 |
Tahan |
Toleran kemasaman |
Srikandi K-1 |
2004 |
7,9 |
110 |
peka |
QPM |
Srikandi P-1 |
2004 |
8,0 |
110 |
peka |
QPM |
Anoman 1 |
2006 |
7,0 |
95 |
peka |
Toleran kekeringan
dan agak pulen |
Obatanpa (Pro- A)BC1C2- F2 |
2011 |
7,6 |
95 |
Agak peka |
Beta caroteen (ppm)0,081
(2x jagung biasa ) dan QPM |
KUI |
2011 |
9 |
95 |
Agak peka |
Beta caroteen
(ppm) |
Carotenoid Syn |
|
|
|
|
0,144 (3 x jagung biasa) |
3.
Benih hibrida
Benih hibrida dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:
hibrida silang tunggal dan hibrida 3 jalur. Hibrida silang tunggal adalah benih
hibrida yang dihasilkan dari 2 varietas, sedangkan hibrida 3 jalur dihasilkan
dari hasil persilangan 2 varietas dengan varietas lain yang memiliki sifat
unggul yang tidak dimiliki oleh hasil persilangan pertama.
Benih hibrida adalah benih unggul yang hanya dapat
digunakan sekali saja, responsif terhadap pemupukan atau input tinggi sehingga
potensi produksinya jauh lebih tinggi dibandingkan dengan benih komposit
yaitu10-12 ton perhektar. Umurnya juga lebih pendek (kurang dari 90 hari)
sehinga potesial untuk meningkatkan IP (Indek Penanaman). Penampilannya,
pertumbuhan dan penyerbukan relatif seragam. Beberapa varietas benih hibrida
tertera pada Tabel 2.
Varietas |
Tahun dilepas |
Potensi hasil (t/ha) |
Umur panen (hari) |
Ketahanan
penyakit bulai |
Keunggulan
spesifik |
Bima-1 |
2001 |
9,0 |
97 |
Agak
Tahan |
Umur
sedang |
Bima-2
Bant |
2007 |
14,0 |
95 |
Agak
Tahan |
Stay
green |
Bima-3
Bant |
2007 |
13,5 |
95 |
Tahan |
Stay
green |
Bima-4 |
2008 |
13,5 |
95 |
Agak
Tahan |
Stay
green |
Bima-5 |
2008 |
13,0 |
96 |
Agak
tahan |
Stay
green |
Bima-6 |
2008 |
12,5 |
100 |
Tahan |
Stay
green |
Bima-7 |
2010 |
12,1 |
89 |
Agak
tahan |
Stay green, genjah, toleran kekeringan |
Bima-8 |
2010 |
11,7 |
88 |
Tahan |
Stay green, genjah, toleran kekeringan |
Bima-9 |
2010 |
13,4 |
99 |
Peka |
Stay
green |
Bima-10 |
2010 |
13,1 |
100 |
Sangat
peka |
Stay
green |
Bima-11 |
2010 |
13,2 |
100 |
Sangat
peka |
Stay
green, |
Bima-12
Q |
2010 |
9,0 |
95 |
Sangat
peka |
QPM |
Bima-13
Q |
2010 |
10,0 |
95 |
Sangat
peka |
QPM |
Bima-14 Batara |
2011 |
12,9 |
100 |
Tahan |
Stay
green |
Bima-15 Syg |
2011 |
13,2 |
100 |
Agak
tahan |
Stay green + toleran kekeringan |
II. MELAKUKAN UJI MUTU
BENIH
Benih yang unggul harus disertai dengan
mutu benih yang baik karena mutu benih juga akan meningkatkan produktivitas
hasil.
Benih adalah bahan tanaman .yang
berwujud biji. Oleh karena itu, suatu biji belum tentu benih. Benih memiliki
dan membawa sifat-sifat genetik tanaman induknya dan akan tampil optimal jika
benihnya tumbuh dan berproduksi pada lingkungan yang optimal serta mutunya
benih tinggi (daya tumbuh) dan vigor benih yang tinggi. Oleh karena itu, benih
merupakan komponen penting dalam budidaya tanaman.
Benih bermutu adalah benih
yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
-
Berlabel dan bersertifikat
-
Secara genetik memiliki tingkat
kemurnian varietas yang tinggi, tidak tercampur dengan sifat-sifat buruk dari
varietas yang tidak dikehendaki
-
Secara fisiologis memiliki
kemampuan berkecambah yang tinggi. Disarankan benih terpakai memiliki daya
kecambah lebih dari 95%.
-
Secara fisik benih terbebas dari
gejala adanya serangan penyakit, warna dan ukuran benih seragam, kadar air biji
rendah (9-11%).
Untuk mendapatkan benih bermutu perlu
dilakukan proses produksi benih secara tepat, mulai dari budidaya sampai
prosesing benih. Benih yang akan digunakan harus diketahui kadar air dan daya
kecambahnya. Uji daya kecambah dan kadar air dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
1.
Uji daya kecambah dengan menggunakan media pasir
-
Siapkan media tumbuh (dari bak berisi pasir yang dibasahi)
- Ambil 100 biji secara acak
-
Tanam biji pada media pasir tidak terbenam dan tutup
dengan daun pisang
-
Amati benih yang berkecambah pada
hari keempat dan ketujuh. Benih yang pada pengamatan tersebut tidak berkecambah
dianggap tidak normal.
-
Hitung daya kecambah dengan rumus = Jumlah benih yang tumbuh normal/benih
yang dikecambahkan x 100%
2.
Uji daya kecambah dengan kertas digulung plastik (Ukdp)
-
Siapkan selembar plastik dan diatasan 5 lembar
kertas koran yang sudah dibasahi
-
Ambil 100 biji jagung secara acak
-
Tempatkan biji jagung di atas kertas basah secara teratur
-
Lipat kertas secara teratur sedemikian rupa sehingga
biji jagung tidak terhambur
-
Amati benih yang berkecambah pada
hari keempat dan ketujuh. Benih yang pada pengamatan tersebut tidak berkecambah
dianggap tidak normal.
-
Hitung daya kecambah dengan rumus = Jumlah benih yang tumbuh normal/benih yang dikecambahkan x 100%
Kecambah normal adalah kecambah yang menunjukkan untuk
dapat berkembang lebih lanjut menjadi tanaman yang tubuh dengan baik bila
ditanam pada kondisi kelembaban, temperatur, dan cahaya yang sesuai. Kecambah
normal dicirikan oleh tumbuhnya akar dan hipokotil yang sempurna.
3.
Uji Kadar air
a.
Penentuan kadar air dengan menggunakan alat moinsture tester
b.
Penentuan kadar air dengan menggunakan alat
pengering (oven)
Penentuan kadar air dilakukan dengan mengambil sejumlah
sampel dan ditimbang (Berat Basah). Sampel dikeringkan sampai bobot konstan dan
kemudian ditimbang (Berat Kering). Kadar air dihitung dengan rumus,
Berat Basah – Berat Kering
Berat Basah
c.
Penentuan kadar air dengan cara pendugaan
-
Biji masih melekat di tongkol, jika
digesek-gesek mengeleluarkan bunyi nyaring menunjukkan bahwa biji berkadar air
15 -17%
-
Biji ditekan dengan menggunakan
kuku jika tidak menimbulkan bekas menunjukkan bahwa biji berkadar air 15 – 17 %
-
Biji digigit, jika pecah menjadi
menjadi dua menunjukkan bahwa biji berkadar air 14 – 17%
-
Biji dilentingkan
di lantai, jika biji
melenting 10 cm sampai 20
cm menunjukkan bahwa biji berkadar
air 9 – 11%.
III. MENGHITUNG KEBUTUHAN BENIH
Penentuan kebutuhan benih perlu
dilakukan demi efisiensi. Jangan sampai petani berlebihan atau kekurangan dalam
pengadaannya. Dalam budidaya tanaman jagung tidak dikenal penyulaman dengan
menggunakan benih karena penyulaman dengan benih langsung pertumbuhannya akan
tertinggal sehingga tidak akan terjadi penyerbukan. Tindakan penyulaman
dimungkinkan jika bibit sulam sudah dipersiapkan. Dengan demikian, umur tanaman
sama sehingga memungkinkan terjadinya penyerbukan.
Kebutuhan benih tergantung pada luas
lahan yang ditanami, populasi tanaman per hektar, daya kecambah, dan varietas
yang digunakan. Varietas menentukan jarak tanam atau populasi per hektar, bobot
atau ukuran biji. Pada umumnya banyaknya benih yang gunakan berkisar antara 18
– 19 kg/ ha dengan jarak tanam 75 cm x 40 cm (2 tanaman per lubang) atau 75 cm
x 20 cm (1 tanaman per lubang).
Untuk menentukan banyaknya benih yang
dibutuhkan untuk luasan tertentu dapat digunakan rumus sebagai berikut :
Luas lahan x Populasi per hektar Daya kecambah (%) x Bobot
biji x 10.000
Contoh
Luas lahan =
6000 m²
Daya kecambah = 90%
Bobot biji = 250 g/1000 biji Populasi per hektar = 70.000 tanaman
(jarak tanam 75 cmx20cm, 1 biji/lubang) Maka, benih
yang dibutuhkan adalah:
6000/10000 x
100/90 x 70.000 x 250/1000 = 9450 g atau 9,5 kg
IV. MELAKUKAN ”SEED TERATMENT”
Perlakukan benih (seed treatment) adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah
timbulkan penyakit (seed born diseases).
Bahan yang digunakan adalah fungisida. Perlakukan benih pada jagung sebelum
ditanam terutama ditujukan untuk mencegah timbulnya pernyakit bulai. Penyakit
bulai dikenal sangat merugikan petani karena tanaman yang terserang bulai
dipastikan tidak akan menghasilkan buah dan sifat penyebarannya yang cepat.
Untuk mencegah bulai, benih jagung
diperlakukan dengan metalaksil (umumnya berwarna merah), dengan dosis 2 g
(bahan produk) per 1 kg benih yang dicampur air 10 ml. Dosis yang berlebihan
tidak efisien. Sebaliknya jika dosisnya kurang, perlakuan benih tidak merata
sehingga benih akan rentan terhadap serangan bulai. Saat mencampur benih dengan
larutan metalaksil jangan sampai menimbulkan kerusakan benih. Benih yang telah
dicampur dengan larutan metalaksil dikeringanginkan selama ± 2 jam supaya
metalaksil melekat sempurna. Metalaksil dapat meresap ke dalam biji dan
bersifat racun yang mengakibatkan rusaknya endosperm (lembaga). Oleh karena
itu, benih tidak dapat disimpan lama. Untuk itu dianjurkan segera ditanam atau
paling lama 3-4 hari segera ditanam.
Insektisida sevin digunakan jika di
lahan pertanaman terdapat banyak semut. Sevin digunakan dengan dosis 1 g untuk
setiap kg benih. Sevin diberikan dengan cara dicampur benih sebelum ditanam.
BAHAN BACAAN
Anonimous, 2008. Penelitian Padi dan Palawija. Teknologi untuk Petani. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan.
Anonimous. 2010. Pedomam Umum PTT Jagung. Kementerian Pertanian, Badan
penelitian dan pengembangan Pertanian, Jakarta.
Highlight,
2009. Balai Penelitian Dan Pengembangan Tanaman Serealia, Maros Made J. Mejaya,
M. Azrai, dan R. Neni Iriany. 2008. Pembentukan Varietas Unggul
Jagung Bersari Bebas. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros
Tim Penulis PS. 2008. Agribisnis Tanaman sayuran. Ed Rev Cetakan XV. Penebar Swadaya. Jakarta
Warisno. 2009.
Seri budidaya jagung hibrida. Penerbit Kanisius, Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar